64. KRITIS

37.6K 2.7K 344
                                    

VOTE SEBELUM BACA PLEASE 😉

"Kamu merindukan benda ini kan sayang?"

Hanna melotot kaget, saat Tiana mengeluarkan silet dari dalam kotak itu. Begitupun dengan Adelia yang tak kalah kaget.

"TIANA! APA KAU SUDAH GILA! KAU SUNGGUH KETERLALUAN--"

"AKH!"

Hanna menghentikan ucapannya saat mendengar suara Deby yang merintih kesakitan. Ia mematung saat Tiana menggores lengan Deby dengan silet itu tanpa ragu.

Adelia menutup mulutnya takut, tubuhnya bergetar hebat. Kakinya terasa lemas. Ia terisak tanpa suara melihat darah yang mengalir dari lengan Deby. Goresan pajang di lengan gadis itu.

Deby terisak dan meringis sakit, nafasnya terasa memburu. Sakit sekali. Terlebih hatinya.

"Dulu ini candu bagimu kan?" tanya Hanna menyentuh dagu Deby agar menatapnya.

Deby menangis tersedu, ia tidak percaya wanita dihadapannya saat ini adalah orang yang pernah menjaganya dulu. Tantenya.

"Kau tau? Setelah melenyapkan Mamamu! rasanya aku begitu lega... Apalagi saat itu aku mulai menyukai Papamu. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku kesal karena dia terlalu fokus pada kondisimu yang terpuruk saat itu. Berulang kali aku berusaha mengalihkan perhatiannya. Tapi kau! Kau malah menjadi penghalang besar bagiku! Seperti mamamu itu sialan!.." bentak Tiana mencengkram kasar rahang Deby membuat kuku panjangnya hampir melukai pipi gadis itu.

Deby memejamkan matanya saat mendengar bentakan Tiana. Ia semakin terisak mendengar setiap perkataan Tiana yang terus menyayat hatinya.

"Saat itu aku mulai tidak menyukai kehadiranmu! Kau ingat? Dulu aku yang selalu menemanimu. Membujuk kau makan dan minum obat. Tapi itu hanya sandiwara ku..kau bahkan hampir gila!"

Air mata Deby semakin luruh.

"Kau sendiri bingung kan? Kenapa kau bisa seperti itu?.."

Hanna terisak mendengarnya.

"Aku menukar semua obatmu! aku tidak ingin kau sembuh!"

Hanna kembali terkejut, begitu dengan Adelia. Jadi itu juga ulah Tiana.

Deby hanya memandang Tiana penuh luka. Tak menyangka Tiana sekejam itu padanya.

"Kau sering halusinasi kan? Itu karena obat khusus yang kuberikan! Aku juga memberi mu obat tidur dan sampai saat ini kau ketergantungan kan? Haha... Tidak bisa tidur dan selalu ketakutan? Aku juga yang melakukan nya! Dan aku yang terus meneror mu hingga kau hampir gila sampai kau nekat bunuh diri--"

"TIANA CUKUP! HENTIKAN!!" BENTAK HANNA TERISAK.

Tiana yang mendengar teriakan Hanna menjadi marah. Ia melepas kasar cengkeramannya pada rahang Deby dan menghampiri Hanna.

Plak

"BERANI SEKALI KAU BERTERIAK PADAKU JALANG!!" bentak Tiana menampar Hanna kuat, Hingga sudut bibir Hanna berdarah.

Adelia semakin takut dan terisak, ia bisa apa sekarang. Ia takut. Keberaniannya langsung ciut kala melihat sikap Tiana.

Seketika perkataan Kenzo beberapa waktu yang lalu terlintas dipikirannya.

"Kamu pasti bertanya-tanya apa yang terjadi pada Deby bukan? Tapi maaf, aku belum bisa memberitahumu"

"Yang perlu kamu tau, Dia gadis yang kuat, jika aku di posisinya mungkin aku sudah menyerah"

YOU KNOW? I'M BAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang