20. RAPUH

56.5K 4K 130
                                    

VOTE SEBELUM BACA PLEASE 😉

Deby memacu kendaraan dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia tidak peduli dengan beberapa orang yang menyorakinya. Ia bahkan tidak memakai helm dan melajukan motor metik milik Winda itu ugal-ugalan.

Beberapa menit kemudian, Deby berhenti didepan sebuah cafe. Ia akan makan terlebih dahulu sebelum pergi ke Club. Deby memarkirkan motornya diparkiran. Ia memasang topi hitamnya, dan menghapus kasar bekas darah disudut bibirnya.

drett..drett..

Ponselnya bergetar, terpampang beberapa angka yang ia ingat adalah nomor Winda yang belum sempat ia simpan. Deby menggeser tombol warna hijau tanpa ragu.

"Halo By? Aku ganggu nggak? kamu dimana?" tanya Winda di sebrang sana.

"Gue diluar" jawab Deby datar,  menatap pintu Cafe dihadapannya yang terus terbuka dan tertutup.

"Jangan bilang kamu di Club itu lagi By?" tanya Winda curiga.

"Nanti, gue makan dulu" jawab Deby jujur.

"Benar kan!, aku nyusul kamu Oke!" ucap Winda memutuskan sambungan telfonnya.

Deby hanya mengangkat bahunya acuh, mana mungkin Winda mau datang ke Club. Lebih baik ia makan terlebih dahulu sebelum menghabiskan waktunya ditempat terkutuk itu.

Deby melangkah masuk dan duduk disalah satu meja yang masih kosong.

"Winda? Kamu mau kemana? udah malam nak?" tanya Ratih.

"Aku mau nyusul Deby bun" jawab Winda jujur.

"Kemana? terus kenapa kamu harus pakai masker segala?" tanya Ratih mengeryit.

"Makan diluar bareng Deby bun, dan ini aku sedikit flu bun" jawab Winda kali ini ia bohong, ia tidak ingin membuat Ratih khawatir.

"Ya udah, jangan kemalaman pulangnya" ucap Ratih menyambut tangan Winda.

"Aku keluar dulu ya bun" pamit Winda mencium tangan Ratih.

"Iya hati-hati" jawab Ratih lembut.

Winda bergegas pergi untuk mencari taxi, biar cepat. Tadi ia harus menyelesaikan pekerjaannya dan sekarang sudah setengah 9 malam. Pasti Deby udah di Club.

Winda mencoba menghubungi Deby lagi, namun tidak ada jawaban.

Beberapa menit kemudian, akhirnya ia sampai di Club yang baru-baru ini sering didatangi Deby.

Ia menghela nafasnya lega setelah melihat keberadaan motornya didepan sana. Berarti Deby ada didalam.

Setelah membayar taxi Winda mendekat kesana.

Dengan satu kali tarikan nafas panjang, Winda menaikan maskernya dan melangkah masuk. Suara musik yang memekakkan telinga langsung menyambut kedatangannya. Belum lagi asap rokok yang begitu pekat.

Winda mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Deby. Ia mendorong siapa pun yang berani mendekatinya. Untuk pertama kalinya ia datang kesini.

Winda bernafas lega saat melihat keberadaan Deby. Gadis itu duduk didepan meja Bar, dengan beberapa botol minuman diatas mejanya.

"Deby? Lo nggak papa?" tanya Winda menghampiri Deby.

Deby menoleh, matanya sudah memerah menahan tangis.

Winda merasa sedih melihat kondisi Deby. Entah sudah berapa banyak gadis itu minum.

"By, udah ya! Kita pulang yuk!" ajak Winda sedikit berteriak.

YOU KNOW? I'M BAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang