![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. "Kakak, adek!"
"Kenapa Bun?" Ini yang jawab si kakak. Adek nya masih dalem pengumpulan nyawa. Nyawa nya kan abis soping.
"Bunda mau nanya sama kalian"
"Nanya aja"
"Ke ruang tengah dulu yuk"
Akhirnya mereka ngikut ke ruang tengah.
"Nanya apa bun? Tumben, biasanya langsung tutup poin" kata si kakak. Adek masih ngumpulin nyawa. Belum seratus persen.
Renjun Hela nafas bentar. Biar apdol. "Kalian mau punya adek?"
Si kakak ga jawab. Dia lagi mikir. Si adek? Lagi nundutan. Kepala dia mau jatuh ke bawah.
"Adek bangun, jangan tidur lagi"
"Iya bunda~ " si adek langsung duduk tegap. Walaupun matanya agak.a berat buat dia buka.
"Mata minjae di lem sama siapa sih? Lengket banget mau buka mata juga" -minjae as adek.
"Kakak sih terserah adek aja"
"Kalo adek?"
"Mau bunda! Biar tambah rame. Kata papa gitu"
"Dasar anak guanlin"
"Siapa guanlin, bun?"
"Ga tau, ga kenal, gausah di bahas"
Renjun langsung ninggalin keduanya— engga deng. Dia puter balik lagi. "Beneran mau punya adek?"
"Terserah bunda. Kalo di kasih gapapa, kalo ga di kasih juga gapapa" si kakak emang pinter.
Renjun senyum. "Nanti malem siap siap ya, pake baju rapih, oke?"
"Okie bunda!"
"Anak bunda, anak pinter!"
"Ya kan anak bunda~ "
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/253699993-288-k400291.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
🍉. bunda
Fanfiction((🍇)):: bunda. end 🌷- bxb, 🌷- m-preg, 🌷- lokal, 🌷- fiksi. ❛ :: © abelioz . 21 ⇐