*****
Moana senang sekali berlama-lama duduk di depan kulkas yang terbuka, ia akan duduk dan menghabiskan waktu lama di sana menikmati beberapa bungkus coklat dan juga susu kemasan kotak besar, saat ini pun di mulutnya dipenuhi coklat hingga pipinya mengembung seperti balon.
"Elle sudah Paman bilang minum susu dari gelas, jangan langsung dari kemasannya dan biasakan habiskan dulu makanan di mulutmu baru Kau minum, jika tidak Kau akan tersedak" Reno mulai menceramahi Moana sedangkan Moana malah terpaku melihat Reno yang berdiri menjulang tepat di hadapannya lebih tepatnya wajah Moana berada tepat di depan selangkangan Reno yang tengah menenggak minuman bersoda di tangannya. Moana beberapa kali menelan ludah melihat pahatan sempurna pada perut pamannya itu, jangan lupakan jakunnya yang bergerak naik turun seperti bandul hipnotis yang mempengaruhi pikiran liarnya Moana.
"Ada apa?" Reno heran melihat kedua mata Moana yang membulat menatapnya tajam hampir tak berkedip.
"Eum-- anu-- tidak, aku belum mengerjakan PR" gadis itupun melesat menghindari Reno yang membuat tubuhnya berdesir.
Dengan tangan gemetar Moana mencoba memegang pulpennya dan mulai fokus mengerjakan PR.
"Mau Aku bantu?"
"Tidak perlu, Paman istirahat saja sepertinya Kau sangat lelah" ucapnya melempar senyum lebar lalu kembali fokus pada bukunya, mencoba bersikap tenang padahal Moana begitu tersiksa dengan degup jantung yang malah semakin kencang seolah ingin di dengar.
"Kau serius tidak butuh bantuan?"
"Tidak Paman. Pergilah sana!"
"Baiklah. Kalau sudah terlalu malam tidak usah dipaksakan biar besok pagi Paman kerjakan"
"Siap Bos" ucapnya tersenyum luas, seluas samudera.
"Ya sudah Paman istirahat dulu" Cup
satu kecupan dalam, di kening Moana. Gadis itu refleks memejamkan mata seolah sedang mendapatkan kecupan dari sang kekasih. Setelah selesai netra madunya tidak lepas sama sekali terus mengekori Reno yang mulai hilang di balik pintu kamarnya, ada perasaan hampa dan sepi yang tiba-tiba menyelimuti, terdengar tarikan nafas berat sang gadis yang melanjutkan tugasnya dengan malas."Apa salahnya jika aku mencintai pria tua dan tampan itu?" gumamnya sedih.
*****
Reno terusik dari tidurnya yang lumayan nyenyak, diliriknya jam yang tergantung di dinding menunjukkan pukul dua lebih hampir dini hari. Tenggorokan yang kering memaksanya bangkit dari kasur karena dia lupa menyiapkan minuman di kamarnya. Reno memutuskan untuk pergi ke dapur dan langkahnya tiba-tiba memelan saat melihat sosok mungil Moana tidur dengan posisi yang tidak nyaman di meja ruang tengah, Reno hanya menghela nafas panjang lalu menghampiri Moana yang tidur dengan kepala bertumpu di atas meja. Perlahan Reno mengangkat tubuh yang terlihat damai itu, sangat jauh berbeda ketika Moana dalam kondisi sadarnya, gadis itu sungguh berisik dan lincah seperti tidak pernah kehabisan baterai.
Moana menggeliat saat Reno menidurkannya di atas kasur,
"Aku mencintaimu Paman" sudah bukan hal tabu bagi Reno, saat mendengar Moana bergumam dalam tidurnya menyatakan cinta, bahkan memuja aroma tubuh Reno, mengucapkan kata rindu dan banyak lagi. Reno duduk di samping Moana memandangi lekat wajah bidadari itu, karena saat tidurlah Moana nampak seperti bidadari begitu lembut, damai dan manis. Reno tidak pernah membantah perasaan Moana padanya dan tidak juga menyambut, pria itu hanya mengabaikannya saja meskipun Moana tak pernah menyerah."Aku sangat menyayangimu my Princess. Tolong jangan begini" tatapan lembut itu murni menyiratkan rasa sayang yang dalam namun entah rasa sayang seperti apa Reno pun tidak bisa mendeskripsikannya, ia sendiri bahkan sering kebingungan dengan perasaan sayangnya terhadap Moana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Old Husband 2 (THE END) ✓
RomansaSudah aku deklarasikan sejak dulu, Kau adalah milikku. KONTEN DEWASA! 20++ DI BAWAH UMUR DILARANG KERAS UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA!