part 22

12.4K 714 7
                                    

*****

Moana terbangun dari tidurnya yang cukup lama karena ia merasa kelelahan dengan posisi tangan dan kaki terikat cukup lama. Tiba-tiba Moana merasa ingin sekali ke kamar mandi untuk buang air kecil namun Austin belum datang, padahal biasanya pria itu selalu rajin datang untuk memeriksa keadaannya.

Tak lama kemudian seseorang datang dan rupanya itu Scarlett, perempuan itu membawa gunting yang terlihat sangat tajam dengan seringai liciknya ia mendekati Moana lalu dengan kasar ia menarik rambut Moana yang indah hingga membuatnya merintih kesakitan.

"Jangan! apa yang Kau lakukan?!!"

"Aku tidak ingin Kau memiliki rambut yang sama sepertiku" Scarlett mulai mengarahkan gunting dan mulai memotong-motong acak rambut Moana tanpa belas kasihan, ia tidak ingin penampilan Moana menyerupainya padahal kenyataan sebaliknya, jelas Reno yang meminta Scarlett bergaya seperti Moana untuk pelarian hasratnya dulu sebelum Reno bisa mendapatkan Moana.

"JANGAN AKU MOHON! hikss... hikss..."

PLAKK!! "DIAM!! Scarlett menampar Moana cukup keras lalu melanjutkan aksinya begitu brutal, "BAJINGAN itu selalu menjambak rambutku saat meneriakkan namamu, dan Kau harus merasakan hal yang lebih buruk dari itu" Moana hanya terisak merelakan rambut indahnya digunduli hingga tidak berbentuk, pasrah meski beberapa serbuk kecil rambutnya masuk ke dalam mata maupun mulutnya.

Seperti tidak puas dengan menghancurkan rambut Moana, Scarlett kini merobek pakaian Moana, "SIAL BISA-BISANYA KAU BUANG AIR KECIL DI SINI!!" Moana sudah tidak dapat menahan keinginannya untuk buang air kecil ditambah perlakuan Scarlett yang menggunduli rambutnya membuat Moana tidak dapat menahan lagi.

"HEY BODOH KEMARI KAU!!" Austin bergegas masuk dan dia tercengang melihat keadaan Moana, "Bersihkan perempuan ini! dia buang air kecil, CEPAT!! Menjijikkan!"

Moana menggeeleng ia tidak mau, bagaimanapun saat ini ia hanya mengenakan pakaian dalam saja,
"Scarlett aku mohon buka sebentar ikatanku biar aku membersihkan diriku sendiri"

"Kau tahu Moana? Adikku ini sama sekali belum pernah menyentuh perempuan, jadi ini saat yang tepat untuknya. Benarkan bodoh?" Austin hanya terpaku menatap ke arah Moana, "Kau lihat? Adikku sepertinya sudah sangat lapar" Scarlett tertawa puas layaknya psikopat, "Selamat bersenang-senang Adikku tersayang" ditepuk-tepuknya pundak Austin lalu ia pergi meninggalkan Moana dan Austin di sana.

Perlahan Austin mendekat, Moana refleks beringsut menjauh, Austin membopong tubuh Moana dan membawanya ke kamar mandi tanpa berkata apa-apa, lalu meletakkannya di dalam bathub mengisinya dengan air yang begitu dingin hingga membuat Moana menggigil kedinginan. Austin kembali ke kamar dan menyingkirkan kasur tipis yang digunakan Moana menggantinya dengan selimut tebal seadanya.

Di dalam bathub Moana tentu kesulitan untuk bergerak dengan tangan dan kaki terikat, "Austin tolong aku!" gerakan tangan pria itu terhenti saat namanya dipanggil, Austin tersipu dan gugup saat mendengar itu. Austin yang sedikit mengidap gangguan mental itu sangat menyukai ketika namanya disebut, karena selama ini Scarlett selalu memperlakukannya dengan buruk bahkan selalu memanggilnya dengan sebutan bodoh dibandingkan namanya.

Austin kembali ke kamar mandi dengan wajah masih tersipu dan sedikit salah tingkah, "Austin, bisakah Kau membuka tali ini sebentar saja hanya saat aku mandi"
tidak disangka pria itu membuka ikatan di kaki Moana namun terhenti saat hendak membuka ikatan di tangannya, Austin memandangi tubuh Moana tanpa berkedip, memandanginya lekat-lekat seperti melihat hidangan nikmat di atas meja, Moana mulai merasa takut dan tidak nyaman ditatap seperti itu. Perlahan Austin mulai menjulurkan tangannya masuk ke dalam air  meraba permukaan kulit mulus Moana seolah penasaran, berkali-kali dia terlihat menelan ludah membuat Moana semakin bergidik ngeri.

Dalam posisinya yang sulit untuk bergerak Moana hanya bisa pasrah air mata mulai meleleh teringat kembali kejadian di masa lalu yang sudah berhasil ia kubur dalam-dalam, "Tolong jangan lakukan itu akhhh" mau tak mau suara itu keluar tanpa ijin saat tangan kekar Austin berhasil masuk ke dalam inti Moana dengan kasar, wajah pria itu berbinar semangat seperti mendapatkan mainan baru.

"Hentikan aku mohon!!" namun pria itu malah mempercepat gerakan tangannya hingga sesuatu yang tidak diharapkan Moana pun keluar sudah, bersamaan dengan tubuhnya yang menegang lenguhan panjang beriringan bersama air matanya, Moana bisa sedikit bernafas lega rupanya Austin hanya bermain dengan jarinya tidak lebih, setelah itu dia memandikan Moana layaknya anak kecil lalu membawanya kembali ke kamar memakaikannya baju yang dapat Moana tebak itu adalah baju milik Austin, tapi kembali Austin terdiam saat hendak memakaikan celana pada Moana dia menatap minat bagian sensitifnya, dan kembali melakukan itu berulang kali hingga Moana merasa sangat kelelahan bahkan sudah tidak dapat lagi orgasme dan itu membuat Austin kesal.

"Dasar bodoh aku bukan mesin!"  Moana memaki dalam hati. Akhirnya Moana menyadari sesuatu, rupanya Austin tidak dapat ereksi sehingga dengan tanpa bosan, pria itu terus bermain menggunakan jarinya pada Moana, "Sial! Bisa-bisanya aku memikirkan Reno disaat seperti ini!" tanpa sadar Moana membandingkannya dengan Reno yang selalu terlihat mengembang di balik celananya jika mereka sedang bermesraan, sedangkan milik Austin tidak menunjukkan reaksi apa-apa, maka dari itu Austin hanya menyalurkan hasratnya dengan melihat Moana orgasme, itu adalah cara Austin memuaskan diri, namun berita buruknya, Moana akan terus jadi mainan Austin, terbukti saat ini dia masih sibuk di bawah Moana dengan lidah dan jarinya hingga Moana tidak dapat lagi merespon dan kini ia telah tertidur karena kelelahan, "Biarlah, setidaknya bayiku baik-baik saja" pada akhirnya Moana hanya bisa pasrah.

*****

Di rumah sakit rupanya Odetee sedang dirawat, kondisi kesehatannya memburuk karena tidak ada satupun petunjuk tentang keberadaan putrinya, padahal kepolisian juga anak buahnya Reno dan Almero pun sudah mencari kemana-mana. Almero nampak tertidur dengan kepalanya di atas ranjang Odetee.

"Al" Odetee lirih memanggil suaminya. Almero sontak terbangun mengucek matanya yang terlihat sembab dan memerah.

"Kau sudah bangun Sayang?"

"Bagaimana putri kita?"

"Tenanglah Sayang semua orang sedang mengupayakan pencarian"

"BAGAIMANA AKU BISA TENANG AL! SEDANGKAN MOANA KITA TIDAK TAU APA YANG TERJADI PADANYA!! hikss,,hikss,," teriaknya histeris, Odetee sudah habis kesabaran ia begitu frustasi.

"Iya aku mengerti Sayang"

"Cepat cari dan temukan Moana Al hikss...hikss... dia sedang hamil, aku takut terjadi apa-apa padanya dan bayinya"

Almero mendekap tubuh Odetee yang sudah sangat lemah, "Reno sedang berusaha mencari Moana, kita berdoa saja Moana kita segera ketemu dan baik-baik saja hm? sekarang Kau harus makan dulu, aku semakin khawatir jika Kau terus menolak makan"

"Bagaimana aku bisa makan sedangkan kita tidak tahu apa di luar sana Moana sudah makan atau belum"

"Kalau Kau terus begini bagaimana bisa kita mencari Moana? kalau begitu tunggu sebentar biar aku panggil perawat untuk menyiapkan makan untukmu" Odetee kembali membaringkan tubuhnya, pikiran-pikiran buruk terus berkelebatan di kepalanya, di ambang pintu Almero menatap sejenak ke arah Odetee menghela nafas berat lalu menghilang di balik pintu.

*****

Di kediaman Scarlett...

BRAKKK!!!
"DI MANA ISTRIKU??!! DASAR JALANG! BERANI KAU MENCARI MASALAH DENGANKU HAH!!"

"Re-reno apa maksudmu? aku tidak mengerti" Scarlett berpura-pura setenang mungkin.

Blesss

"AWWW!!" Scarlett memekik saat belati tajam yang terlihat mengkilat di tangan Reno menembus lapisan kulit sofa tepat di samping telinga Scarlett yang memang tengah dalam posisi duduk bersandar.

"Katakan di mana istriku?!" desisnya dengan tatapan penuh amarah.

"Reno!"

"Elle!" Reno terbelalak saat melihat Moana keluar bersama seorang pria yang menyekapnya dari belakang, dengan sebilah pisau menempel di lehernya.

TBC
*****
🍀

My Old Husband 2 (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang