Jangan lupa Vote & comment untuk menambah semangat dalam menulis.
"Tolong nanti catat beberapa jadwal pertemuan saya dengan klien, dan juga karyawan. Karena ini hari pertama kamu bekerja, nanti saya kirim beberapa jadwal hari ini ke email kamu."
"Ah, satu lagi Kim. Kamu nanti catat beberapa nomor telepon klien kita, karena nantinya mereka akan banyak menghubungi nomor kamu."
Mataku terfokus pada dua hal, pada buku catatanku dan pria dengan setelan jas berwarna hitam yang sedang duduk santai sembari menjelaskan beberapa hal yang perlu kucatat untuk pekerjaanku kedepannya diperusahaan ini. Sudah hampir setengah jam aku berada diruangan Kim Yoo Chan, sang pemilik perusahaan. Pembawaannya yang begitu tenang dan santai membuatku tidak merasakan canggung berada dihadapannya. Aku merasa beruntung tidak bertemu pria tua berbadan gemuk yang mungkin menurutku akan tidak betah berlama-lama diruangannya.
"Ada yang perlu ditanyakan Kim?" Tanya pria yang ada dihadapanku sembari memainkan pena yang ada digenggamannya.
"Sejauh ini belum ada sajangnim." Jawabku sopan.
"Baik. Semoga kamu bisa bekerja sama di perusahaan ini. Silahkan kembali ke tempat kerjamu."
"Terimakasih sajangnim." Aku berdiri dari kursi yang ku duduki dan membungkung pada pria dihadapanku. Setelahnya aku berlalu meninggalkan ruangan ini menuju tempat kerjaku.
____Sesampainya di meja kerjaku, aku kembali mempelajari beberapa cacatan yang baru saja kutulis di ruangan Yoo Chan sajangnim. Mungkin ini memang pengalaman pertamaku dalam bidang sekretaris di perusahaan, mengingat aku adalah lulusan akuntansi. Tapi aku tidak akan berhenti belajar dalam bidang ini, supaya aku cepat mengusainya.
Tak lama, terdengar seseorang mengetuk pintu ruanganku. Pandanganku beralih mengarah kedepan.
"Hay, Alana." Park Yoora ternyata. Aku hanya mengangguk tersenyum menanggapi sapaannya. Yoora berjalan menghampiri meja kerjaku dengan membawa beberapa map digenggamannya.
"Ada apa Yoora?"
"Ini, beberapa berkas dari sajangnim. Dia berpesan supaya kamu mempelajarinya." Ujar Yoora sembari meletakan beberapa berkas di atas mejaku.
"Ini banyak sekali. Boleh kubawa pulang? Sepertinya tidak akan cukup untuk kubaca semuanya nanti sampai pukul 5 sore."
"Boleh."
"Terimakasih Yoora."
"Sama-sama. Selamat bekerja Alana." Kemudian Yoora berlalu pergi dari ruangan ini. Sekilas aku melihat beberapa berkas yang ada dimejaku yang jumlahnya lumayan banyak itu, membuatku sedikit menghela napas. Aku memulai dengan map berwarna merah yang paling atas. Kubuka lembar demi lembar untuk kupelajari. Pantas saja perusahaan ini menjadi perusahaan yang begitu banyak dikenal eksistensinya. Data-datanya sangat terperinci dan begitu detail. Mungkin, satu hari ini saja, aku tidak akan selesai untuk mempelajarinya. Setelah selesai pada berkas pertama yang kubaca, aku kembali membuka untuk berkas yang ke dua. Namun, ku tutup kembali ketika aku mendapati ponselku yang diatas meja berdering, menandakan panggilan masuk. Aku tersenyum begitu mendapati kontak berinisial "S" yang menghubungiku. Dia Sean. Benar, sampai sekarang aku belum merubah namanya itu pada kontak ponselku. Mengingat, aku tidak ingin seseorang mengetahui bahwa seorang aktor ternama menghubungiku yang hanya seorang Alana Kimberly, sekalipun itu Jennie.
"Yeoboseyo."
"Sedang apa? Sampai lupa denganku." Aku tersenyum begitu mendengar dia mencariku. Dari sejak pagi, aku memang sempat mengabaikan beberapa pesan yang ia kirimkan, karena aku begitu antusias untuk hari pertamaku bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come THRU
Teen Fiction"Apa mencitaimu itu salah? Banyak seorang Idol menjalin hubungan dengan penggemarnya. Bahkan ada juga yang menikahinya." "Salah. Kamu dan aku sangat berbeda." "Perbedaan itu hal yang lumrah. Aku akan tetap mencintaimu."