7. Dia menghilang.

105 29 21
                                    

Jangan lupa Vote and Comment ya, bagi yang sudah membaca.

Sudah satu minggu ini tidak ada pesan ataupun telepon lagi dari Sean. Setelah kejadian pertemuanku dengan Dio di supermarket. Sejujurnya ada rasa kehilangan, namun aku sadar diri aku bukanlah siapa-siapa untuk dia.
Aku sempat melihatnya ketika dia keluar dari mobil menuju restoran yang pernah mempertemukanku dengan Sean untuk pertama kalinya. Pada saat itu, aku sedang ada janji dengan Yeri di restoran itu juga. kami saling bertatap. Namun dia memilih untuk terus berjalan. Seperti itu terus, dan sampai sekarang tepat satu bulan. Saat itu Yeri juga mengajakku untuk berfoto dengan Sean, tapi aku menolak ajakan Yeri. Yeri bilang, 'biasanya dengar nama Sean saja sudah antusias'. Iya memang, antusias sekali. Tapi melihat tatapan matanya saja aku tidak berani.

Dia juga tak pernah datang lagi ke cafe walau hanya sekedar memesan ice coffe seperti biasa. Aku dengar dia sedang melakukan syuting dan promosi untuk iklan terbarunya di China. Dia dipercaya sebagai bintang modelnya, wajar saja kalau dia sibuk sampai saat ini.

Aku melakukan hari-hari seperti biasanya. Bekerja dan bekerja. Apalagi yang aku lakukan. Untuk bersenang-senang diluar rumah, sekarang ini tidak mood rasanya. Dan sudah beberapa kali Yeri mendapatiku bekerja dalam keadaan melamun. Dan sering menegurku. Dan pernah waktu itu catatan penjualan yang kubuat untuk dilaporkan keatasanku malah menghilang. Alhasil besoknya aku dipanggil oleh atasanku keruangannya.

Dulu sebelum pertemuanku dengan Sean seperti sekarang ini. Aku hanya mengaguminya, ya seperti layaknya penggemar kepada sang idola. Tapi kenapa sekarang, aku benar-benar melibatkan perasaanku untuk mengaguminya. Sampai-sampai berpengaruh pada kerjaku yang berantakan ketika kudengar suaranya terdengar marah ditelepon waktu itu. Tidak, aku tidak menyalahkan Sean atas kinerjaku yang buruk sekarang ini. Hanya saja aku menyalahkan pikiranku sendiri, yang terus-terusan untuk memikirkannya.

"Bisakah hari ini keluar bersamaku Lan?" Terdengar suara Hanbin yang sekarang sedang menata beberapa barang dimeja sebelahku bekerja. Sudah beberapa kali aku selalu menolak ajakan Hanbin. Dan sekarang dia mencoba mengajakku kembali. Kemudian aku putuskan untuk menjawab.

"Jam berapa?" Dia terlihat senyum sembari menatapku ketika mendengar jawabanku.

"Jam 7 malam. Nanti aku jemput kerumahmu." Jawabnya dengan antusias, kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya dibelakang. Sebenarnya ketika aku sedang dalam posisi seperti ini, biasanya aku hanya memilih untuk mengurung diri didalam kamar dan enggan untuk keluar. Tapi kata Jennie semalam, aku harus keluar dan menikmati udara Seoul saat malam hari. Dia sempat curiga mengenai sikapku satu minggu kebelakang, banyak melamun katanya.
———

"Sudah lama kita tidak pernah jalan seperti ini lagi Lan. Ah, segar sekali udara Seoul walau dingin seperti ini." Malam ini aku menepati janjiku untuk keluar rumah bersama Hanbin. Biasanya aku keluar kekedai untuk membeli ramyeon dengannya. Tapi kali ini kami hanya duduk ditaman terdekat dari tempat tinggalku. Memang aku yang minta padanya, karena memang sedang tidak selera makan.

"Lagian bosen bau coffe sama buttercream terus Han." Hanbin tertawa mendengar penuturanku.

"Salah sendiri setiap aku ajak pergi tidak pernah mau."

"Ya kamu ngajak pergi kekedai ramyeon terus. Udah gitu kamu pasti minum. Paling benci kalau lihat orang minum walau itu soju."

"Oke, nanti kuajak, hem kemana ya?"

"Ke Pantai Navagio di Yunani Han. Biar seperti Song-song couple." Kataku sembari melemparkan kedipan mata pada Hanbin disebelahku. Dan sialnya dia hanya mengernyitkan kedua alis padaku.

Come THRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang