Sertakan Vote dan Commentnya jangan sampai lupa.
Setelah dikejutkan oleh kedatangan Ariana dirumahku sore tadi. Ditambah ujaran kebencian yang ia lontarkan, sekarang ini perkataannya masih berputar-putar terus dikepalaku. Bagaimana bisa tadi aku hanya diam tanpa memberontak atas perkataan Ariana yang tidak benar itu. Harusnya aku menyangkal perkataan Ariana yang mengatakan aku yang selalu mendekati kekasihnya. Entahlah, apa yang sedang aku pikirkan sedari tadi, aku juga tidak tahu.
Sedari tadi Jennie terus mengoceh padaku. Mengatakan untuk memberikan balasan pada Ariana. Aku justru malah tertawa mendengarnya. Melihat tingkahnya bak orang yang sedang kesetanan, berkacak pinggang dengan mulut yang tidak habis-habisnya mengumpat Ariana.
"Harusnya dia berkaca sebelum mengataimu Lan. Jelas-jelas Dio cintanya sama kamu.""Sudahlah Je, tidak penting."
"Penting. Aku tidak mau kamu terus difitnah. Dio kan yang datang ke Korea untuk mencarimu." Jennie kini menghampiriku, mensejajarkan duduknya denganku disofa.
"Itu karena Sky kekasihmu, memberitahu alamatku pada Dio." Kataku.
"Kenapa jadi Sky?" Jawab Jennie dengan membelalakan matanya.
Kalau aku terus-terusan diberi asupan-asupan negativ oleh Jennie, bisa-bisa pikiranku akan meledak seketika.Aku berlalu dari hadapan Jennie dan menuju kekamar tidur. Seketika aku teringat dengan amplop biru yang kuterima dari orang tak dikenal tadi saat di cafe. Aku segera meraih tas selempangku yang ada di meja samping ranjangku.
Kuperhatikan amplop yang ada digenggamanku. Aku melirik sekilas pada pintu, tidak ada tanda-tanda Jennie yang akan datang kekamar. Lalu dengan hati-hati kubuka amplop tersebut.
Secarik kertas bertuliskan.Bertemu di sungai Han, malam ini pukul 9 pm.
By. SMelihat inisial yang tertera, aku sempat tercengang dia menghubungiku lagi, namun kali ini dengan sepucuk surat.
Aku kira dia sudah tidak ingin mengenaliku lagi, atau bahkan menghilang dariku. Tapi mengingat isi pesan, aku sempat takut sendiri. Bukan arti takut yang sebenarnya, tapi takut tidak bisa memenuhinya. Tahu sendiri sekalinya artis korea kedapatan sedang bersama lawan jenis, berita yang adapun akan dilebih-lebihkan.————
"Kenapa harus bertemu? Apa kamu tidak takut seseorang menguntitmu?"
Mengingat surat yang kuterima saat di cafe tadi. Aku mempertimbangkan isi dari surat tersebut hampir 30 menitan. Bahkan aku sendiri berniat tidak akan datang untuk menemui Sean, hanya saja Sean terus berulang kali menghubungiku karena keterlambatanku dan memintaku untuk segera datang menemuinya."Aku sudah menutupi hampir semua bagian tubuhku, masih juga dikenali? Aku ini ahli dalam menyamar." Dalam keadaan seperti ini Sean masih tetap saja tenang dengan duduknya, padahal sedari tadi aku selalu berusaha menjaga jarak agar tidak terlalu intens dan takut terlihat oleh orang yang bisa saja sedang sembunyi menguntit Sean.
"Ada yang ingin aku tanyakan?" Lanjut Sean kemudian mengubah posisinya, aku terkejut dengan pria dihadapanku yang kini menatapku dengan intens.
"Kan bisa melalui pesan atau menghubungiku." Ucapku penuh gelagap setelah mendapati manik mata Sean menatapku begitu lekat.
"Apa kau tidak suka?"
"Bukan begitu, hanya saja tidak disini. Aku takut ada yang mengenalimu, dan memberitakanmu yang tidak-tidak."
"Ah, akan kusediakan tempat yang sepi kalau begitu." Ujar Sean sembari menekanku dengan padangannya. Kedua alisnya terangkat, seolah sedang meledekku.
"Argh bukan. maksudku kamu... argh sudahlah, cepat apa yang ingin kamu tanyakan?" Sudut bibir Sean tersungging mendengar penuturanku, yang tampaknya kelimpungan dengan kata Sean tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come THRU
Teen Fiction"Apa mencitaimu itu salah? Banyak seorang Idol menjalin hubungan dengan penggemarnya. Bahkan ada juga yang menikahinya." "Salah. Kamu dan aku sangat berbeda." "Perbedaan itu hal yang lumrah. Aku akan tetap mencintaimu."