17. Resah

33 4 6
                                    

Tinggalkan like dan comment. Kritik saran sangat kuharapka dari kalian.
(Part ini, sepertinya kapal akan oleng) 😁


Setelah selesai membersihkan badan, aku keluar dari kamar mandi. Kulihat Jennie sudah terlelap disana. Aku berjalan menuju tas selepangku mengecek ponsel yang sedari tadi tak kusentuh. Rupanya Sean menelponku berkali-kali. Puluhan pesan juga ia kirimkan padaku, yang isinya tak lain adalah dia ingin menjelaskan kejadian tadi. Aku hanya memandangi ponselku tanpa membalasnya.

Alana, aku minta maaf.

Itu salah paham.

Dia datang mendesak ku.

Bukan maksudku, Alana.


Tanpa kusadari, air mataku menetes membasahi layar ponselku. Bayangan itu masih saja terngiang di kepalaku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk melupakan itu, tapi lagi-lagi ponselku berdering menampilkan panggilan masuk dari Sean. Kuharap Jennie tidak terbangun karena isakan tangisku saat ini. Aku mengabaikan ponselku begitu saja, aku tidak ingin mendengar suara pria itu. Cukup bayangannya saja yang terus menghantuiku.

---

Sore ini aku sedang berada di salah satu restoran ternama di kota ini bersama atasanku, Kim Yoo Chan. Seperti yang sudah dibicarakan satu hari yang lalu. Sore ini akan ada meeting bersama rekan bisnis KYC corporation dari Kanada. Namun, sudah hampir satu jam tidak ada tanda-tanda kedatangan Mr. Arnold, rekan bisnis Kim Yoo Chan itu.

Aku menyesal tidak memilih untuk memesan coffe saja tadi. Dinginnya AC yang ada di ruangan ini membuatku ngantuk sekali

"Kim." Suara Yoo Chan memanggil.

Mendengar namaku dipanggil oleh pria yang ada dihadapanku sekarang ini. Aku segera menegakan badanku. "Iya sajangnim."

"Ngantuk?" Tanyanya padaku.

"Ehm. Sedikit." Aku menjawab disertai senyuman kecil. Aku tidak bisa berbohong, sore ini memang aku merasa ngantuk sekali, akibat semalam tidurku kurang karena terlalu banyak menangis.

Tak lama, ponsel milik Yoo Chan yang ada diatas meja berdering menandakan telepon masuk.

"Hallo." Ucapnya menyapa orang diseberang sana.

"Ah oke. Oke no problem."

"Oke. Thank you." Ucapnya mengakhiri sambungan teleponnya. Sepertinya aku tahu itu dari siapa.

"Dia tidak bisa datang hari ini. Sekretarisnya bilang Mr. Arnold sedang tidak enak badan." Sudah ku duga dia menerima telepon dari pihak Mr. Arnold. Kalau tidak bisa hadir kenapa tidak menghubungi secepatnya.

"Jadi kita langsung pulang saja sajangnim?"

"Kita sudah lama menunggu Kim. Apa kau tidak lapar?" Tanyanya padaku.

Mendengar pertanyaannya. Aku hanya tersenyum kecil kearahnya. Dia menanggapi ku dengan senyuman yang menampilkan deretan gigi rapinya. Selanjutnya Yoo Chan memanggil waiters untuk memesan beberapa makanan yang ada disini. Dia bahkan memilihkan menu makanan untukku.

---

Setelah selesai acara meeting yang gagal tadi, ya walaupun berakhir dengan makan malam bersama atasanku hari ini. Aku tak masalah, dia memilihkan makanan yang enak untukku. Setidaknya perutku yang keroncongan sejak tadi terbalaskan dengan nikmatnya hidangan malam ini.

Kami berdua berjalan beriringan meninggalkan restoran ini menuju pelataran. Sejujurnya kali ini aku canggung sekali setelah dia mentraktirku makanan tadi. Ya bagaimana lagi, menu makanan disini lumayan memeras dompetku jika aku yang membayarnya.

Come THRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang