"Kenapa lama sekali? Aku sudah hampir habis meminum Blueberry Juiceku tanpa makanan. Aku sudah lapar." Baru saja sampai, aku sudah kena makian Jennie. Hampir lupa, janji temu dengan Sky dan Jennie untuk membicarakan liburan akhir pekan nanti, karena saking sibuknya aku bekerja tadi. Padahal tinggal bicara di rumah kan bisa. Bilang saja Jennie akan memanas-manasiku dengan keromantisan dia dengan Sky.
Sembari duduk, kuseruput Blueberry juice kesukaan Jennie yang hampir habis itu.
"Ishh Lana.."Aku sempat tidak melihat batang hidung Sky disini, apa dia terlambat juga.
"Dimana Sky?""Ditoilet." Balas Jennie singkat.
"Lana, simuka datar datang kesini?" Aku mengerutkan keningku ketika mendengar pertanyaan Jennie barusan.
"Siapa?" Jawabku singkat.
"Mantanmu yang dari indonesia."
"Ardio Daviandra namanya bukan muka datar Je. Kau harus ingat, pacarmu bekerja diperusahaannya. Jangan bilang seenaknya." memang wajahnya begitu datar, tidak sering menunjukan banyak ekspresi. Tapi aku tetap tidak suka kalau dia dicemooh begitu, walaupun itu Jennie yang melakukan.
"Aishh belain mantan." Ledek jennie diiringi tawanya.
"Itu yang akan kutanyakan sama Sky."
Tidak lama seseorang yang kutunggu untuk klarifikasinya, datang menepuk punggungku.
"Sudah lama Lan?""Ih kotor tangannya. Habis dari toilet juga." Aku segera menyingkirkan tangan Sky yang ada dipunggungku.
"Kucuci pakai Handsoap tadi Lan." Ucap Sky menyangkal perkataanku.
"Dengarkan aku. Kenapa kamu berikan alamatku pada Dio? Aku tidak enak Sky, dia akan dijodohkan oleh ibunya. Kalau dia terus menemuiku, nanti aku yang kena cacian lagi sama ibunya."
Aku memang tidak ingin lagi berurusan dengan ibunya Dio. Aku hanya ingin menjaga hubunganku dengan Dio agar baik-baik saja walau hanya sekedar teman."Lan, sebelum dia datang kesini sudah berpuluh-puluh kali dia menghubungiku untuk meminta alamatmu. Aku kasihan dengannya. Dia hanya ingin bertemu denganmu."
Seketika aku terdiam mendengar penuturan Sky barusan. Apa aku terlalu jahat pada Dio. Bukan hanya memutuskan hubungan yang kami jalin dulu. Bahkan aku berusaha memutuskan hubungan pertemanan kami. Niatku, aku tidak ingin membuatnya Berkali-kali ditegur atau bahkan dapat omelan lagi dari ibunya karena terus mendekatiku. Namun, kenapa aku terdengar begitu jahat dengannya.
"Aku tahu ko Lan tujuanmu. Sudah kita pesan makanan dulu, aku sudah lapar."
Ucap Jennie sembari mengusap punggung tanganku."Mau pesan yang mana Sky?" Tanya Jennie menyodorkan buku menu kepada kekasihnya.
Sky menautkan kedua alisnya sambil menatap wanita disampingnya.
"Panggil Sayang atu Honey. Panggil nama terus."
Jennie hanya memicingkan matanya kearah Kai.Seperti inilah kami bertiga. Bersahabat semenjak aku datang ke korea. Tak jarang juga Sky ikut ketika aku dan Jennie pergi walau hanya sekedar bermain ke Mall. Memang sih aku terlihat seperti kambing conge diantara mereka. Aku kenal Jennie terlebih dahulu, ketika aku menolongnya yang saat itu sedang digoda oleh anak-anak berandal dijalanan pusat kota. Hingga aku dikenalkan dengan Sky kekasihnya yang katanya ia dapatkan hasil taruhan dengan musuhnya saat dibangku kuliah.
Alih-alih aku menghindar dari Dio hingga pergi ke korea, aku malah ditemukan dengan Sky yang sudah lama bekerja dicabang perusahaan Dio yang ada disini.Setelah kami memilih menu makanan yang kita pesan. Tidak lama makanan datang. Kulihat Jennie begitu antusias menyambut makanan yang dihadapannya. Hem terlihat lapar sekali perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come THRU
Teen Fiction"Apa mencitaimu itu salah? Banyak seorang Idol menjalin hubungan dengan penggemarnya. Bahkan ada juga yang menikahinya." "Salah. Kamu dan aku sangat berbeda." "Perbedaan itu hal yang lumrah. Aku akan tetap mencintaimu."