Siapa yang ingin seperti Alana? Dicintai sang Idola. Comment dibawah. Dan jangan lupa vote.
"Ah iya, aku simpan nomormu."
Lima belas menit yang sangat berkesan dalam hidupku. Apa aku harus mencatatnya dalam buku catatanku, tepat dengan Hari, tanggal, tahun beserta waktunya. Sepertinya cukup aku screen shot dan itu tersimpan dengan baik. Aku bersumpah tidak akan menghapusnya. Tunggu, apa ini lebay? Biarlah.
---Dua hari yang lalu, masih kuingat sekali percakapanku dengan Jun Sean melalui telepon berdurasi lima belas menit. Setelah itu aku benar-benar tidak menyangka hal itu akan terjadi padaku. Sebelumnya aku menjadi orang yang menurutku tidak beruntung dalam suatu hal. Bahkan sering iri jika temanku selalu berhasil mendapat giveaway, atau mendapat hadiah dari sesuatu yang ia lombakan. Seumur hidupku aku tidak pernah beruntung dapat hal-hal seperti itu. Tapi kali ini aku menjadi orang beruntung didunia bagiku. Bisa bercakap dengan sang idola melalui telepon pribadinya. Walau aku tidak tahu kelanjutan dari kata "Ah iya, aku simpan nomormu." Dari Jun Sean. Aku tidak tahu akan seperti apa nantinya, dan intinya malam itu aku tidur dengan membawa senyuman dalam tidurku.
Aku memang selebay itu ketika berhubungan dengan Sean. Dulu, Naya adiku selalu mengataiku lebay ketika aku mengagetkannya dengan teriakanku saat melihat akting Sean disuatu drama. Atau saat aku kedapatan menangis saat adegan kissing Sean bersama wanita lawan mainnya. Aku jadi rindu saat-saat itu.
Malam ini aku menikmati secangkir kopi didepan balkon kamarku sembari mendengarkan salah satu lagu favoriteku 'universe' dari Exo. Rasanya relax sekali setelah lelah berdiri terus didepan meja cashier tadi siang. Padahal satu jam lalu Hanbin mengirimku pesan, mengajakku untuk pergi menonton. Tapi entah malam ini rasanya lelah sekali, jadi kutolak ajakan Hanbin dengan sedikit kebohongan dengan bilang, aku sedang menemani Jennie yang sedang sakit. Tidak, aku tidak malas dengan Hanbin. Tapi aku sedang malas keluar saja.
Dipertengahan lagu yang kuputar, sesaat terhenti karena notivikasi pesan masuk diponselku. Kulirik ponselku sejenak. Sebuah pesan yang dikirim dari nomor yang tidak dikenal.
"Malam Alana." Aku Hanya mengernyitkan kedua alisku membaca pesan yang tidak jelas masuk keponselku tanpa membalasnya.
Hari ini Jennie tidak pulang. Dia bilang ibunya sedang sakit, hari ini dia sedang pulang ke Daegu. Karena informasinya juga dadakan, jadi aku tidak sempat ikut bersama Jennie untuk menjenguk ibunya.
Semilir angin yang menabrakku membuatku menjadi merasakan kantuk seketika. Kulihat jam diponselku padahal masih jam 8 malam. Aku kira mengopi dapat melawan kantukku kali ini, rupanya angin lebih ampuh membuat mulutku menguap berkali-kali. Aku segera berlalu kedalam untuk merebahkan badanku diatas ranjang.
———Dering ponselku berkali-kali berbunyi dipagi hari. Berkali-kali juga aku mengabaikannya. Aku sangat malas sekali untuk bangun pasalnya, ini hari liburku, tidak ada rencana juga untuk keluar. Aku hanya ingin berlama-lama di ranjang tidurku setelah kemarin berlama-lama berdiri di cafe. Lama-lama, mengganggu juga bunyi ponselku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come THRU
Teen Fiction"Apa mencitaimu itu salah? Banyak seorang Idol menjalin hubungan dengan penggemarnya. Bahkan ada juga yang menikahinya." "Salah. Kamu dan aku sangat berbeda." "Perbedaan itu hal yang lumrah. Aku akan tetap mencintaimu."