Psycho 13

1.1K 162 20
                                    

Memasuki Semester Akhir ini Hyunsuk sedang sibuk sibuknya dengan pembuatan Skripsi, sudah satu kali dirinya pernah mengirinkan Skripsi itu tanpa bantuan Junkyu maupun Yoshi. Dan sialnya Skripsi itu di tolak

Jam sudah menunjukan pukul Sepuluh malam, Namun Hyunsuk masih betah duduk di Perpustakaan sendiri dengan setumpuk buku tebal menemaninya

Berhubung Yoshi juga malam ini pulang telat dan dia tidak ingin Hyunsuk pulang lebih dulu makanya Hyunsuk memilih mengabiskan waktu di Perpustakaan

Sebetulnya Hyunsuk merasa diawasi semenjak satu jam lalu, tapi kemudian dia memilih abai. Mungkin hanya perasaannya saja Pikirnya begitu

Tap Tap Tap

Suara benturan ujung sepatu dan karpet menyita perhatiannya, matanya bergerak gelisah mencari asal suara itu

Lampu Perpustakaan berkedip kedip cepat, mati menyala, mati menyala

Hingga di satu waktu lampu benar benar padam. Perpustakaan gelap total

Hyunsuk menahan nafas, ia fobia kegelapan. Biasanya ia akan mengalami serangan panik dengan nafas yang sesak

Dengan gemetar tangannya meraih Ponsel di saku celana, berusaha menghubungi Yoshi berkali kali namun suara dari Operator yang ia terima

Bahkan di panggilan yang ke Lima belas kali

"Y-yoshi ayo angkat!" Tubuhnya bergetar ketakutan, tangannya mencengkram erat buku tebal diatas meja

Keringat dingin jatuh deras dari wajahnya

Di panggilan yang ke Dua puluh, Telponnya memang diangkat Namun sebelum Hyunsuk bicara sepenuhnya Ponsel miliknya di rebut oleh tangan yang lain

Menginjak benda persegi itu hingga hancur berantakan "Jangan kabur!" Sebuah suara yang berat dan dalam mampir di telinga kirinya di susul Jilatan pelan disana

"J-jangan ganggu aku! Pergi sana!" Hyunsuk berusaha berontak saat tangan Pria tak di kenal itu merambat masuk kausnya. Meraba perut juga sekitaran Dadanya

"Hmm aku ingin tahu bagaimana rasa tubuhmu, sampai sampai Yoshi sangat mencintaimu." Pria itu membanting Hyunsuk ke lantai, membuat kepala Hyunsuk terbentur cukup kencang mengenai Lantai marmer itu

Hyunsuk meringis, mencoba berontak walau kini tangannya diikat diatas kepala, dalam sekali sentak bajunya di robek paksa menjadi dua bagian

Hawa dingin menyapa kulit Dadanya kala benda Tak bertulang milik Pria itu dengan lancang melumat Area sensitifnya

"Lepas! Tolong, lepaskan aku!" Kakinya yang bebas bergerak acak menedang apapun, hingga ia merasakan bahwa kakinya menyentuh satu benda Kebanggan Pria itu

Membuat si Pria asing menggeram mati matian menahan amarah, merasakan denyutan menyakitkan di inti dirinya

Mencengkram dagu Hyunsuk kuat, menngecap rasa bibir manis itu dengan kasar tak berperasaan. Bercampur dengan air mata Hyunsuk yang membuatnya terasa asin

Hyunsuk menggeleng brutal, kakinya menendang nendang perut Pria biadab itu kasar, tangannya memerah akibat tergesek tali tambang setiap ia bergerak

Celananya suda turun setengah, membuat Hyunsuk mati matian menahan Jijik pada Dirinya sendiri

"LEPASKAN AKU!" Teriakan kencang Hyunsuk menggema sepanjang Perpustakaan yang sunyi.

Kala sesuatu memasuki dirinya dari bagian bawah, yang tersisa darinya hari ini hanyalah tatapan kosong menatap langit langit Perpustakaan. Bahkan saat Lonjakan Pria asing diatasnya semakin kasar dan kencang yang bisa Hyunsuk lakukan hanyalah menangis tanpa suara

"Brengsek!" Bahkan saat Yoshi datang menghajar orang itu hingga hampir kehilangan nyawanya, dan ia di bawa keluar dari ruang Terkutuk itu di bawah dekapan hangat Yoshi

Yang tersisa dari Hyunsuk hanyalah Raga Tanpa Nyawa

Satu kalimat terus berputar di otaknya

"Apa Yoshi akan membuangku setelah ini?"

__________

"Bu, jangan pergi. Aku masih butuh Ibu!" Anak lelaki berusia delapan tahun itu menangis keras di hadapan Ibunya yang berlumuran darah

Sang Ibu tersenyum tipis, meraih kepala anak sulungnya kemudian mengecupnya sayang "Yoshi, berjanjilah untuk bahagia bersama adikmu." Suaranya terdengar berat dan putus putus

Sang anak, Yoshi. Menggeleng dengan air mata bercucuran, di baju berwarna hitamnya darah sang Ibu menempel disana sini "Ibu jangan bicara begitu."

Sedang sang Ibu menggeleng pelan "Nak, carilah seseorang yang mencintaimu apa adanya. Yang kau rasa bisa menggantikan kehadiran Ibu, jangan selalu bersedih Ibu bahagia jika melihatmu bahagia!"

"Bu, tak ada yang bisa menggantikanmu!" Yoshi memeluk kepala sang Ibu di pangkuannya

"Jika tidak, carilah yang bisa membuat--mu baha---gia." Nafasnya tersenggal senggal, pegangan pada wajah Yoshi melonggar seiring matanya tertutup pelan

"Ibu!" Yoshi kecil menjerit sakit melihat keadaan Ibunya, belum juga sang Ayah genap setahun meninggal kini Ibunya juga menyusul

Hari itu adalah hari yang merubah semua Kehidupan Yoshi.

Sekilas ingatan itu membuat dada Yoshi semakin di hantam kuat, matanya memandang nanar ke arah ranjang Rumah sakit. Hyunsuk terbaring lemah disana dengan pandangan kosong tanpa kehidupan

Ucapan Yoshi maupun Asahi dan yang lainnya sama sekali tak di dengar pemuda Manis itu

Si Pria biadab itu juga saat ini sedang di buru dan di cari oleh Detektif keluarga Yoshi

Pemuda Kanemoto itu bersumpah akan memotong Kemaluan Lelaki itu dengan Tangannya sendiri saat dia sudah tertangkap

Sial! Berani beraninya dia melakukan ini pada Hyunsuk?! Manusia sepertinya dia tidak pantas di Manusiakan! Memperlakukannya seperti hewan adalah pilihan terbaik balas dendam bagi Yoshi

Persetan dengan Pepatah bahwa Kejahatan tidak Boleh di balas oleh kejahatan lagi! Yang Yoshi tahu, bagi manusia sepertinya. Jika Nyawa maka Bayarannya adalah Nyawa

Tanpa sadar Rahang Pria itu mengetat, mencengkram kuat pinggiran Ranjang Hyunsuk

Ia menghembuskan nafasnya lelah, melirik Hyunsuk yang hanya diam tanpa kata. Tangannya terangkat mengelus Helaian rambut lebat Hyunsuk "Sayang?" Berbisik rendah di telinga kanan Hyunsuk seraya menggenggam lembut tangan kekasihnya

"Aku tahu kau bisa mendengar aku," tangannya kini beralih mengelus wajah Pucat Hyunsuk

"Maafkan aku telah melibatkanmu dalam kekacauan hidupku," Mengecup kening Hyunsuk lama, ia tersenyum tipis terkesan miris

"Aku sudah menghubungi orang tuamu, mereka akan datang. Aku akan pergi dari hidupmu setelah ini, tapi percaya saja aku selalu memperhatikanmu dari jauh." Kecupannya berpindah ke Pipi kanan dan kiri Hyunsuk

"Setelah ini Hiduplah dengan tenang dan bahagia. Ibu benar aku memang menemukan Pengganti dirinya di dirimu, tapi aku juga tak mungkin membiarkan Permataku hilang kembali seperti dulu." Setetes air matanya jatuh menimpa Pipi Hyunsuk

Suara langkah kaki tergesa dari luar membuat Yoshi menghembuskan nafasnya kasar "Aku Pergi."

Kala punggung tegap itu menjauh dari ranjang, Hyunsuk mengejap dengan air mata menetes.

Namun jiwanya seolah masih melayang tak tentu arah, hingga ia hanya bisa terbaring kaku diatas ranjang, dengan sesuatu yang patah di dirinya


Kenapa ini harus terjadi?












Tbc

I'm Your Psycho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang