Psycho 15

1.1K 162 13
                                    

Doyoung membawa Hyunsuk ke sebuah tempat bekas Pabrik di tepi kota, Orang orang berpakaian Hitam terlihat berjaga di sekeliling gedung

Di belakangnya Ayah dan Ibu Hyunsuk di seret paksa oleh Para Pria Berpakaian hitam

Membanting Hyunsuk kasar keatas kasur lalu mengikat tangan dan kakinya menggunakan tambang di kolong Ranjang

Mengungkung tubuh Hyunsuk yang terlihat bergetar ketakutan "Sebaiknya kau nikmati saja permaian ini!" Pria berambut merah itu berbisik berat di telinga Hyunsuk

"Lepas! Tolong, Tolong aku siapapun Kumohon!" Teriakan Hyunsuk menggema di ruangan itu, berontak kuat dengan air mata mengalir saat Doyoung kembali merobek Kaus yang ia gunakan sama seperti saat yang lalu

"Sst, tak ada yang bisa mendengarmu!" Doyoung menyeringai, mulai menggerayangi tubuh Mulus Hyunsuk seperti saat yang lalu

"Ck, kau ini jangan rusak barangku!" Suara seorang pria itu menghentikan pergerakan Doyoung, pria paruh baya itu memakai masker yang menutupi wajah

Doyoung memutar bola matanya malas "Ayah mau apa kesini sih? Iya aku tahu Ayah ingin menjualnya, tapi biarkan aku mencicipi tubuhnya lagi."

Ayahnya mendengus, memukul kepala Doyoung pelan "Tak akan ada yang mau membelinya bodoh! Kalau dia sudah tidak Perjaka!"

"Ada, yang penting kan dia bisa memenuhi kebutuhan Tuannya." Lelaki berambut merah itu, meraih kait celana Hyunsuk. Berniat membukanya

Hyunsuk memejamkan mata, menyatukan kedua pahanya agar Doyoung tidak semena mena pada bagian bawahnya, sembari terus memikirkan cara kabur dari Keluarga gila di depannya

Tit Tit Tit Tit

Suara hitung mundur membuat Ayah dan anak itu saling pandang tak mengerti, bertanya lewat tatapan mata apa yang barusan bersuara

Tit Tit Tit Tit

Lama kelamaan suara itu semakin kencang dan mendekat "Doyoung, apa kau menyiapkan rencana lain?"

"Tidak, aku hanya melakukan sesuai perintah Ayah." Jawabnya bingung, meninggalkan Hyunsuk begitu saja dengan tubuh bertelanjang dada

Tit Tit Tit Tit

Suara itu berpadu dengan suara ketukan sepatu yang mengarah langsung menuju Ruangan yang mereka tempati

Tak beberapa lama pintu di dobrak kencang, Pria dengan pakaian serba hitam seperti penjaga yang mereka sewa berdiri angkuh disana

Di tangan kanannya ada Bom menit yang siap Meledak dalam waktu Lima Menit

"Siapa kau?! Berani sekali masuk ke sini." Sentak Doyoung kasar

Pria itu tak bergeming, matanya menatap Nyalang pada Doyoung saat melihat Hyunsuk terikat diatas ranjang dengan keadaan setengah telanjang

Melempar Bomnya sembarangan, ia membuka Maskernya pelan "Lima Menit."

"Yoshi?!" Doyoung memekik kaget, sementara ayahnya malah tersenyum miring

"Sudah ku duga kau akan kesini," Ucap Pria paruh baya dengan masker itu

"Well, aku juga sudah menduga bahwa Doyoung adalah anakmu!" Yoshi bersedekap dada, berdecih pelan saat Hyunsuk menatapnya sendu

Si pria bermasker tertawa menepuk pundak Yoshi pelan "Aku pamanmu jika lupa."

Dengan kasar Yoshi menyingkirkan tangan itu, meludah mengenai sepatu mengkilat Ayah Doyoung "Aku tak sudi memiliki paman sepertimu."

Selanjutnya Lelaki itu menerjang menghajar Ayah Doyoung, tangan kanannya memegang Pisau kecil yang tajam

Dari arah ranjang Doyoung memegang erat Pistolnya, menunggu saat yang pas menembak Yoshi

"Empat Menit!" Di tengah pertarungan itu Yoshi memekik dengan suara dingin, membalik keadaan dengan kaki di Leher Ayah Doyoung berusaha menumbangkan Pria Tua itu

Kaki kanannya di sayat dalam oleh si Pria Tua, membuatnya secara Refleks melepaskan cengkraman pada Leher Ayah Doyoung

"Yoshi!" Pekikan Hyunsuk membuat Yoshi oleng beberapa saat, hingga ayahnya Doyoung berhasil menusuk bahu kirinya

"Cih, lemah!" Pria Tua itu meludah di lengan kanan Yoshi

Sementara Yoshi menggeram rendah, mencabut Pisau dari bahunya santai tak peduli darah mengalir dari sana "Dua Menit!"

Satu pukulan telak ia berhasil berikan pada Pria Tua itu, tepat mengenai Rahang kirinya bahkan sampai berdarah. Saking kuatnya pukulan Yoshi mungkin Pria Tua itu bisa mengalami pergeseran Rahang

"Brengsek!" Doyoung mengumpat kasar, kala Ayahnya semakin tumbang tak berdaya selaras Yoshi memukulnya bertubi tubi

Satu tembakan ia lepaskan telak mengenai Bahu Kanan Yoshi.

Lelaki itu sempat terhuyung jatuh, memegang bahunya, terbatuk darah namun masih tak ingin menyerah "Satu Menit!" Gumamnya Lirih

"Yoshi! Tidak Yoshi, kau harus selamat!" Diatas Ranjang Hyunsuk berteriak dengan air mata mengalir deras, bergerak brutal berusaha menghampiri Yoshi

"Diam Bodoh!" Doyoung menyentaknya kasar, melepaskan satu lagi tembakan di lengan kanan Yoshi

"Tiga puluh Detik." Nafas Yoshi mulai memburu, memandang Hyunsuk penuh cinta. Berusaha melepaskan tangan Ayahnya Doyoung yang sekarang mencekiknya dari belakang

"Apa kau sedang menghitung detik detik terakhir hidupmu Eh?" Bisikan menyebalkan dari balik Punggungnya membuat Yoshi menggeram marah

Nafasnya hampir habis dengan wajah membiru saat tangan Si Pria Tua mencengkram semakin kuat Lehernya "Se- uhuk uhuk sekarang!" Ucapannya terputus putus

Selesai mengatakan itu bunyi Alarm dari Bom yang ia bawa terdengar nyaring, suara tembakan dari luar Gedung menggema menerobos penjagaan tak seberapa milik Doyoung dan Ayahnya

"Sial! Bagaimana bisa ini terjadi?!" Pria tua itu melepaskan tangannya dari leher Yoshi, berjalan cepat mengambil Hartanya di laci meja. Berniat Kabur

"Ayah kita harus cepat pergi."

Bukan tanpa alasan kenapa Ayah dan anak itu buru buru pergi dari sana. Karena orang orang yang di sewa Yoshi bukanlah orang orang sembarangan, mereka Mafia. Black Mafia adalah Mafia yang bekerja untuk orang orang dengan Isi rekening sembilan Digit keatas, wajar bila Mafia itu amat sangat Efektif dalam bekerja

Beberapa orang suruhan Yoshi berhasil masuk ke ruangan itu, mereka langsung menangkap Doyoung dan Ayahnya tanpa perlawanan "Tuan harus kami apakan kedua orang ini?" Salah Satunya bertanya pada Yoshi yang berjalan pincang menuju Hyunsuk

"Terserah kalian. Yang jelas, aku ingin kedua orang itu Lenyap," Jawabnya singkat, orang itu mengangguk membawa kedua orang Tersangka keluar dari sana

Dengan terbatuk darah Yoshi membuka ikatan Hyunsuk pelan, berusaha tersenyum meski mulutnya terus meneteskan darah

"Kenapa melakukan ini, lihat kau jadi Terluka!" Dengan isakan tangis yang masih menggema Hyunsuk menangkup wajah Yoshi, mengusap darah di tubuh Kekasihnya dengan tangan bergetar

Yoshi tersenyum tipis, menggenggam tangan Hyunsuk lemah "Karena aku Mencintaimu."

Hyunsuk menangis tersedu sedu, mengecup Pipi Yoshi lama kemudian mengelus rahangnya lembut "Aku Juga. Mencintaimu, Sangat!"

Yoshi tersenyum lembut, Pernyataan Cinta pertama dari Hyunsuk amat sangat manis. Ia membawa pemuda manis itu dalam pelukannya

Menempatkan kepalanya lemah di bahu Hyunsuk, kemudian tergeletak tak berdaya di pelukan Sang Terkasih

"Yoshi!?"
















Tbc

Hehehehehehehehehe

I'm Your Psycho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang