Mémoire || 2

452 69 2
                                    

Aku terduduk selama beberapa jam di samping lelaki bersurai hitam yang manis ini. Menanti mata indah itu terbuka. Dua minggu ini kondisinya sangat buruk. Tapi kadar manis dari wajahnya tidak berkurang sedikitpun, walau untuk saat ini wajahnya nampak sangat pucat.

Dokter bilang dia kehilangan banyak darah, seandainya saat itu aku tidak bertindak ceroboh. Beomgyu-ku tak akan jadi seperti sekarang ini.

Aku melihatnya terbangun, matanya terbuka ia menatapku dengan tatapan sayu. Oh akhirnya, dua manik hitam kesukaan ku terlihat lagi!

Aku bernapas lega melihatnya.

"Kau sudah bangun? Apa ada yang sakit?"

Bodoh Taehyun bodoh, sudah tau dia terluka parah. Aku malah melontarkan pertanyaan bodoh seperti itu.

Matanya kembali tertutup, keningnya menyerngit. Biar ku tebak dia pasti berpikir ini mimpi.

Ah, ku harap kejadian dua minggu yang lalu itu juga mimpi

"Gyu?" Panggilku

Tak ada jawaban, tangan ku bergerak mengusap pipi-nya yang terasa hangat, dan mulai terlihat semburat merah disana.

"Beomgyu?" Panggilku sekali lagi

Masih tak ada jawaban.

Aku diam menatap setiap inci wajah, yang berada di depan mataku ini. Sangat sempurna!.

Aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya. Mengikis jarak antara kami, bermaksud untuk memberi satu kecupan pada keningnya. Agar dia tau, dia sedang tidak bermimpi.

Tapi sepertinya hal itu tidak di izinkan oleh sang pencipta.
Beomgyu membuka matanya, membuat tatapan kami saling bertemu.

Ah sial, jantung ku berdetak sangat kencang. Napas ku tercekat. Bagaimana cara menjelaskannya?!?! Aku benar-benar merindukan tatapan dari manik hitam legam itu.

Taehyun kau benar-benar bodoh!!

"T-tae?" Lirihnya

Suara lembut itu, suara yang selalu menjadi candu ku. Aku mendengarnya lagi.

"Eh? Ah iya kau sudah sadar?"

Aku menepuk jidat, Benar-benar bodoh. Padahal jelas sekali dia sudah sadar, kenapa malah bertanya seperti itu.

Beomgyu terkekeh pelan, sangat pelan. Tapi masih dapat terdengar olehku.

"Aku belum sadar Tae"

"Eh?"

"..."

Suasana canggung menyelimuti kami untuk sepersekian menit

"Tae..."

"Gyu.."

Ujar kami bersamaan, lalu setelah itu kami terdiam.
Cukup!
Ini tidak akan ada usainya jika seperti ini terus

"Ah kenapa? Kau lapar? Mau minum? Apa yang kau butuhkan?"

"Kau baik-baik saja?"tanya Beomgyu

Kenapa bertanya seperti itu??
Aku baik-baik saja, hanya saja...
Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu!

"Tentu saja, kau lihat? Aku baik-baik saja. Kau bagaimana? Ah tunggu sebentar ya, biar ku panggilkan dok-"

"Tidak usah Tae"

"Kondisimu harus dipastikan dulu oleh dokter"

"ayo berteman"

Aku terdiam mendengar ucapan itu terlontar dari mulutnya.

Aku menatapnya, lalu tersenyum simpul. Satu anggukan ku jadikan sebagai jawaban.

"Be-benarkah? Kau mau berteman denganku?"

"Tentu saja, kau sudah membantuku. Bahkan hingga kau berakhir disini. Kita berteman mulai sekarang"

Kedua mata itu berbinar. Cantik!! Sangat cantik!! Rasanya aku seperti terhipnotis oleh kedua mata itu!.

"Kalau begitu..." dia mengulurkan tangannya

"Aku Beomgyu Lunebiru Dhinatta, salam kenal..teman?" ujarnya

Aku membalas uluran tangannya.

"Taehyun Aksara Dewangga, salam kenal...Gyu"

Kami saling memandang untuk beberapa saat sebelum melepaskan tautan tangan kami.

Beomgyu tertawa kecil.

Sementara rasanya hati ku ingin berteriak.
Mengingat kejadian yang membuatnya lupa akan Hal istimewa yang terjadi diantara kami. Ingatannya berhenti, pada masa kami belum mengenalkan diri secara resmi.

Hari ini
Tepat 2 bulan setelah aku menyatakan perasaanku.
Tepat 2 bulan setelah aku berjanji tidak akan membiarkannya terluka.

Tapi 2 minggu yang lalu
Aku bertindak ceroboh. Dan mengingkari janji ku.

***

Lelaki manis itu berjalan membuka pintu mobil, wajahnya terlihat cemas.

"T-tae?" Panggilnya.

"Sudah cepat naik!"

Aku meninggikan suara ku tanpa melihat kedua matanya. Tak berniat untuk menatap manik yang selalu meluluhkan ku itu. Kali ini aku tak akan luluh lagi!.

Aku mendengar suara pintu mobil yang di tutup, setelahnya aku segera menginjak gas.

"T-tae jangan mengebut"

"Diam!!"

"Tae aku ta-takut"

"Ku bilang diam! Aku tak ingin mendengar suaramu!!"

BRAK

"Tae..."

***

Tak seharusnya aku marah hingga lupa aku akan membuat Gyu terluka. Mengetahui fakta bahwa Gyu pergi dengan anak itu, semata-mata hanya untuk membantuku. Semakin membuat ku merasa bersalah.

Beomgyu-ku bahkan tak ingat, tentang aku dan dirinya.
Tentang apa yang kita lewati selama 3 bulan terakhir.

Dokter mendiagnosa Beomgyu akan terkena amnesia jangka pendek. Ingatannya akan terhenti pada beberapa kejadian.

"Gyu?"

"Iya?"

"Apa kau ingat sesuatu?" Aku ingin memastikan.

Benar jika yang ada di pikiranku ini hanya sugesti ku saja.

"Tentang apa?"

"Tentang hubungan kita"

"Tentu saja"

Benarkah dia ingat?

"Kita bertemu di kelas yang sama, kau juga tetangga ku di asrama dan sekarang kita menjadi teman"

Tidak ada gunanya, mungkin akan lebih baik.
Jika aku mengulang semua kenangan kami. Ah mungkin lebih baik membuat semuanya dari awal.

"Gyu?"

"Ya?"

Ini kesempatan kedua ku.
Jadi aku akan menggunakannya dengan baik.
Tak peduli jika dia bukan Luna yang di takdirkan untukku. Dia tetap Omega-ku.

Beomgyu milikku!!

"Ayo berteman"

"Oh, kau mengulang ucapanku tadi?"

"Tidak tidak maksud ku"

"Maksud mu...?"

"Ayo temani aku, jadi teman hidupku. Beomgyu...













mau menikah denganku?"









-end-

Taegyu's ClosetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang