Disebuah kelas, seorang gadis telah menggerutu sebal. Gadis tersebut adalah Mellani Clarissa Evelyn yang kerap di sapa Mella. Dia seorang mahasiswi yang baru menjalani kuliah semester 1.
Mella kulaih di jurusan Ekonomi, hal itu sang suami yang memilihkanya. Padahal dirinya dulu waktu SMA berada di juruan IPA. Aneh memang, namun ia tetap menjalankanya.
Mella belum banyak megenal orang di kelasnya, yang ia kenali baru 4 orang saja. Pertama Calista, yang merupakan adik iparnya sendiri. Yang kedua Nada, yang ketiga Gia, dan yang ke empat adalah Angga, Mella kenal ketiga orang itu waktu mereka menjalani OSPEK. Semua temanya lebih muda 3 tahun darinya, kini Mella sudah berusia 21 tahun.
Rasa sebal, itulah yang di rasakan Mella. Padahal ia sudah memilih tempat duduk di meja paling belakang seperti yang Calista inginkan, Mella juga sudah menunggu Calista lama, namun adik iparnya itu tak kunjung memasuki kelas, ditambah lagi, setelah makul pertama 3 temanya juga entah menghilang kemana. Alhasil, dirinya saat ini tengah duduk sebangku bersama seorang pria.
Disaat Dosen menjelaskan materi, Mella tidak bisa fokus, pria di sampingnya selalu mengajaknya ngobrol terus. Ingin rasanya Mella mengomeli pria disampingnya. Namun, dirinya masih memiliki urat malu, maka ia urungkan niat itu.
"Cantik, kamu tau nggak. Kenapa aku lebih suka memakai tinta dari pada pensil?" tanya pria itu, Mella pun megedikkan bahunya, tanpa berniat membalas pertanyaan dari si pria yang duduk di sampingnya.
"Karena tinta lebih tahan lama, sepertu rasa cintaku padamu yang sulit terhapuskan sayang," ujar pria tersebut menjawab pertanyaanya sendiri.
Mella pun langsung melirik pria di sampingnya dengan sengit, sungguh Mella sudah jengah mendengar gombalan yang pria itu lontarkan.
Mas Ray kamu dimana! Istrimu digoda buaya!
****
Jam menunjukkan pukul 1 siang, semua mata kuliah hari ini sudah selesai. Mella menghempuskan nafasnya lega, akhirnya dirinya bisa bebas dan tidak mendengar gombalan dari pria itu lagi.
Jujur, gombalan dari pria itu tidak mempan di hati Mella. Hal itu malah membuat Mella ilfeel terhadapnya. Andai pria itu tahu, bahwa dirinya sudah berusia 21 tahun, apakah pria tersebut masih mau menggobalinya? secara umurnya kurang lebih terpaut 3 tahun.
Mella melangkahkan ke kantin, dari pagi belum ada makanan yang masuk, kini saatnya ia memberinya jatah.
Sesampainya di kantin, Mella langsung duduk di kursi yang berada di pojok ruangan, kemudian memesan semangkuk mie ayam beserta lemon tea sebagai minumanya.
"Boleh nggak, gue duduk disini?"
Mella pun mendonggakkan kepalanya, menatap pemilik suara itu. Mella tersenyum, kemudian mengangguk.
"Duduk aja yo," ujarnya.
Pemilik suara tersebut adalah Tyo Syahreza, adik ipar Mella. Kini Tyo sedang menempuh S2 nya. Memang Tyo baru saja lulus, namun Tyo lebih memilih melanjutkan studinya di banding langsung bekerja, orang tuanya pun juga tidak mempermasalahkan hal itu.
"Nggak pesen makan?" tanya Tyo.
"Pesen kok, tuh," tunjuk Mella ke arah Bu Laras si tukang kantin yang sedang berjalan ke arahnya sambil membawa nampan. Tyo pun mengangguk sambil membulatkan mulutnya.
Sesampainya di meja Mella, Bu Laras dengan senyum ramahnya telah menaruh mangkuk berisikan Mie ayam beserta lemon tea yang tadi di pesan Mella.
"Makasih Bu," ujar Mella ramah.
"Iya mbak, selamat menikmati," sahutnya.
"Ini masnya mau pesan apa enggak?" tambah laras sambil menatap Tyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raynand's Wife
Romance[Harap Follow Sebelum Baca] *Sequel Married by Accident Kisah dua sejoli yang mempunyai dua hubungan, yaitu suami istri serta dosen mahasiswi. Memang sebenarnya bisa saja mereka mempublikasikan tentang kebenaran dalam hubungannya. Namun, Mella tak m...