19

2.2K 177 6
                                    

Halo, makasih banyakk kalian udah dukung akuu...
Rasanya jadi tambah percaya kalo aku masih bisa nulis disini wkwk.
Walaupun cuma pas mood doang si, maaf ya kalo waktu nunggu part selanjutnya lamaaa.

Maaf juga banyak typo hehe

Happy Reading
Jangan lupa Vote & Komen, Terima kasih banyakkk ❤❤❤

****

Raynand tiba di bandara bersama asistennya yang tak lain dan tak bukan adalah Ezra. Setelah Raynand di nyatakan sebuh dan di perbolehkan pulang, Raynand langsung memutuskan pulang ke Jakarta. Semua badannya terasa Vit, hanya saja luka di kepalanya belum sepenuhnya kering sehingga masih di perban.

"Papaaa!" Teriak seorang balita yang berada di gendongan Tyo. Kedua laki-laki  berbeda generasi itu saat ini sedang menunggu kedatangan Raynand di bandara.

Raynand tersenyum lebar. Ketika sampai di hadapan Tyo, Raynand langsung mengambil alih Elandra kemudian menciumi pipi anaknya itu berulang kali.

"Kangen papa nggak nih?" Tanya Raynand sambil terus menciumi El.

"El kangeeennnnn banget Pah, kemalin malam El sampai mimpi Papa pulang bawa oleh oleh banyak," Jawab Elandra bercelonteh lucu.

"Iya kah?"

"Iya Papa, terus Papa sekarang bawa oleh-oleh ndak?"

"Bawa dong."

"Banyak?"

"Iya sayang, nanti kita buka di rumah bareng Mama." El langsung mengangguk semangat. Sedari tadi El terus mengamati barang putih yang menempel di dahi ayahnya, namun terlebih dahulu Elandra melepas rindunya dan baru menanyakan tentang barang tersebut.

"Ini apa Pah?" Tanya El sambil memencet perban di dahi Ray. Otomatis Raynand langsung meringis kesakitan.

"Jangan di pegang El, itu sakit!" Peringat Tyo cepat.

"Ups, maaf Pa, El ndak tau," Ucap Elandra menyesali perbuatannya.

"Nggak Papa sayang."

Elandra menundukkan kepalanya, "kenapa Papa sakit, kan Mama udah sakit," Lirih Elandra yang membuat Raynand mengangkat satu alisnya.

"Nggak kok bang, sekarang udah sembuh. Kemarin Mella cuma demam biasa aja," Sahut Tyo cepat agar Raynand tak banyak fikiran, Raynand pun menganggukkan kepalanya.

"Papa nggak sakit nak, kepala Papa cuma perih doang, kaya di gigit semut," Tutur Raynand lembut, Raynand tak mau buah hatinya merasa sedih karena orang tuanya sama sama sakit.

"Benelan?"

"Iyaa sayang." Raynand langsung mencium pipi Elandra, sang mpu yang di cium pun tersenyum lebar.

"Yok balik, keburu anak lo di cari maknya. Gue nggak bilang soalnya kalo mau jemput lo," Ajak Tyo.

"Sip deh, biar surprise."

Mereka langsung melangkahkan kakinya keluar bandara menuju mobilnya untuk pulang. Sepanjang perjalanan mereka bertukar kabar. Hingga Elandra tertidur, Tyo langsung menanyakan kronologisnya mengapa jidat kakaknya bisa di perban seperti itu.

****

Mobil hitam telah terparkir di halaman kediaman Raynand. Penumpang dari mobil tersebut keluar. Kecuali Ezra, dia sudah di antarkan ke apartemennya terlebih dahulu.

"El sama kopernya biar gue yang bawa. Lo samperin bini lo, dia kangen banget sama lo," Titah Tyo sambil mengambil Elandra dari gendongan Ray, Ray mengangguk lalu memberikan kopernya ke Tyo.

Raynand's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang