04

7.2K 515 33
                                    

Haii... aku update nih.
Maaf ya aku sekarang jarang update, kenapa? Mata aku minus guys hehehe, baru seminggu yang lalu aku ke dokter. Jadi mulai sekarang aku nggak di bolehin main hp lama-lama takut minusnya nambah. Terus, buat kalian yang merasa kelamaan nunggu aku update maaf ya, mungkin aku up nya spuluh hari sekali. Lama banget kan? Maaf ya.

Aku juga minta do'a-nya dari kalian, besok senin aku mau ASPD, do'a-kan semoga nilaiku ada di atas kkm ya, Amiin.

YANG NGGAK SKIP BAGIAN PESAN INI MAKASIH BANYAK YA❤.

Selamat membaca.

Seorang gadis tengah berjalan cepat menaiki tangga sambil menggendong seorang bocah yang merupakan anaknya. Sesampainya di kamar, gadis tersebut langsung mengambil tas ranselnya lalu turun kembali ke lantai dasar. Sedari tadi sang anak tidak mau lepas dari dirinya, padahal sebentar lagi jam sudah menunjukkan pukul tujuh, yang menandakan dirinya sudah harus berangkat menuju kampus.

"El sama Bik Ratna dulu ya," ucap Mella lembut, namun dengan cepat Elandra langsung menggelengkan kepalanya.

"No Mama!" Mella pun langsung menghela nafas kasar. Saat itu juga tibalah seorang pria dari arah ruang makan sambil menengteng tas kerjanya, setelahnya pria itu mengusap rambut anaknya dengan halus.

"El, Mama mau kuliah sayang, nanti kalo Mama nggak masuk bisa dimarahi," ucap Ray hangat berusaha menasihati El selembut mungkin agar sang anak mau di tinggal sang Ibu pergi untuk menimba ilmunya.

Bukannya El langsung menurut, ia malah menggelengkan kepalanya cepat dengan muka cemberutnya, "No Papa! El mau Mama!" Teriak El sambil mengeratkan peganganya ketubuh Mella.

Mella pun mejadi berasa kasihan untuk meninggalkan Elandra, sudah hampir 3 bulan ia meninggalkan sang anak hanya untuk meneruskan pendidikan.

Memang Mella dulu sangat ingin melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi. Namun setelah anaknya sudah lahir, rasa itu setengah berkurang. Ia merasakan tak tega meninggalkan sang anak, tapi selain itu ia juga masih sedikit menginginkan perkuliahan. Hal itu pun kadang menjadikannya dilema untuk mencari keputusan yang lebih baik, lanjut ngampus apa putus.

"Yaudah, Mama nggak jadi pergi," ucap Mella sambil tersenyum, kemudian menaruh tas ranselnya di sofa. Raynand pun di buat tercengang akan tingkah istrinya, jiwa kedosenannya telah hadir, bisa-bisanya istrinya itu main bolos di saat ada jadwal kuis, mau dapat nilai dari mana nantinya?

"Mel, kamu nggak inget hari ini ada kuis?" Tanya Ray memastikan.

Mella menoleh ke arah sang suami sambil tersenyum, setelah itu menganggukkan kepalanya, "inget kok."

"Tapi kenapa nggak masuk? Kan El bisa sama Bik Ratna, kalo enggak ya nanti bisa di aterin ke rumah bunda, ibu, atau mama."

"Biarin Mas. Aku nggak dapet nilai nggak papa, ngulang semester juga nggak papa, yang penting El nggak rewel," sahut Mella tenang kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya sambil menepuk-nepuk paha Elandra.

Raynand menghembuskan nafasnya kasar, ia tidak berniat menjauhkan Mella dari El, tapi ia hanya ingin Mella mengikuti kuis agar Mella mendapatkan nilai. Selain itu, Ray juga tak mau jika Mella terus menerus menuruti keinginan sang anak yang nantinya akan menjadikan anak itu bersifat manja, sekalipun anak itu masih balita, ia sudah harus melatih kemandirian sang anak dari hal-hal yang paling sederhana.

"Tapi Mel~"

"Tapi apa sih mas?" Tanya Mella sedikit menekan perkataanya.

Ray menatap sang anak tegas, "El kamu turun dulu, Papa mau bicara sama Mama."

Raynand's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang