27

2.1K 180 9
                                    

HAPPY READING
Mon maap banyak typo.

****

Saat ini hari sabtu, hari dimana anaknya libur sekolah. Pagi-pagi sekali, bahkan sarapan belum matang. Elandra sudah merengek kepada Mella dan Raynand agar mereka berdua segera mengantarkannya ke rumah Opa Satya. Mella sempat membujuk agar berkunjungnya nanti sekitar jam 08.00 sekalian Mella berangkat kuliah. Namun Elandra tetap kekeuh ingin kesana sekarang.

Mella sempat bingung, apa yang membuat anaknya kekeuh ingin kesana sekarang. Dan ternyata jawabannya adalah, ingin mengajak Oma dan Opanya ke kebun binatang.

Mella tak heran dengan keinginan anaknya itu, pasalnya pasca meminta adik kemarin. Mella langsung mengalihkan topik pembicaraan tentang binatang. Ampuhnya cara tersebut bisa membuat Elandra lupa akan kemauan awalnya.

Berakhirlah saat ini keluarga kecil itu berada di dalam mobil membelah jalan raya ibu kota tanpa sarapan terlebih dahulu. Demi sang anak.

Raynand sama sekali tidak marah jika Mella belum siap memiliki anak lagi. Karna Raynand bukanlah pria bejat yang memaksa seorang wanita untuk memberikannya keturunan. Raynand sudah cukup merasa bersalah dengan sikap dan perilakunya di masa lalu. Untuk sekarang dan masa yang akan datang, Raynand berusaha untuk menjadi pria baik. Ia juga berjanji kepada dirinya sendiri jika tak ingin menyakiti Mella. Ia juga tidak akan pernah mengekang Mella untuk soal bermain dengan teman-temannya. Karena Ray yakin, Mella adalah ibu yang baik. Sesenangnya bermain, ia tidak akan pernah melupakan statusnya sebagai seorang ibu sekaligus istri.

"El jangan nakal ya," Ucap Mella lembut ketika sampai di depan rumah mewah milik mertuanya.

Elandra mengangguk semangat, "El nggak akan nakal Mah."

Mereka berjalan kearah pintu utama. Belum juga salah satu dari mereka memencet Bel rumah, pintu utama di hadapannya sudah terbuka dan menampakkan wanita berusia kisaran setengah abad namun masih terlihat muda, ia tersenyum lebar.

"Wahh cucu Oma sudah sampai. Aduh padahal Oma baru mau ke minimarket beli jajanan," Ucap wanita itu dengan bahagia.

Elandra merentangkan tangannya. Fera paham, ia langsung membawa cucu satu-satunya itu kegendongannya.

"Tambah berat lho Bun." Peringat Mella merasa tek enak.

"Iya ini. Cucu omah tambah berat ternyata. Tapi nggak papa, omah masih kuat," Jawabnya kemudian menciumi pipi Elandra bertubi-tubi. Elandra terkikik geli kesenangan.

"Giama sekolahnya? Oma nggak nyangka banget, kamu kok udah gede, udah sekolah."

Banyak sekali kalimat yang keluar dari mulut Fera, biasalah seorang nenek yang bertemu cucunya pasti langsung lupa segalanya, dan hanya fokus dengan cucunya saja. Seolah rasa sayang seorang nenek lebih membuncah dari pada seorang ibu.

"Ekhem" Dehem Raynand.

"Bun, kami nggak di suruh masuk nih?"

Saat itu juga Fera menghentikan kegiatannya bercelonteh ria dengan sang cucu.

"Astaga, bunda sampai lupa. Mari-mari masuk." Fera mempersilahkan anak dan menantunya memasuki rumah. Tentunya ia berjalan masuk ke rumah sambil berbicara terus dengan Elandra.

"Kalian langsung ke ruang makan aja. Bunda tadi udah masak."

Raynand dan Mella menurut. Mereka memasuki ruang makan yang masih sepi, belum ada satu orang pun yang duduk di sana.

"Ayah sama adek kemana Bun?" Tanya Ray.

"Calista tinggal di apartemen, Tyo udah ke kampus, terus ayahmu masih di kamar." Jawab Fera.

Raynand's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang