33

1.8K 151 5
                                    

Mella sangat tidak bisa leluasa mengejar Raynand, ia terus membuntuti Raynand namun ia tak berani memanggil suaminya itu. Jika Mella memanggilnya, yang ada nanti kampus jadi heboh. Mella tak ingin kejadian itu terjadi sekarang.

Hingga pada akhirnya Raynand telah memasuki ruangannya, Mella pun bernafas lega, ia tak kehilangan jejak suaminya.

"Mas," Panggil Mella ketika sudah berada di dalam ruangan suaminya. Bukannya menyahut panggilan Mella, dengan rakus Raynand malah membungkam mulut Mella dengan mulutnya. Seolah Raynand menunjukkan jika dirinya benar-benar cemburu dan tidak mau miliknya di dekati apalagi di sentuh pria lain.

Mella terkejut bukan main, selama di kawasan kampus Raynand tak pernah berani menyentuhnya, sekalipun di dalam ruangan, Raynand juga tak pernah berani. Lalu mengapa kali ini langsung menyentuh tanpa permisi?

"Apa sih mas!" Kesal Mella ketika Raynand sudah melepaskannya. Nafas ternggah enggah masih menyelimuti keduanya.

"Aku cemburu Mel, harusnya kamu ingat kalo punya suami yang mudah cemburu! Apalagi kelihatan banget kalo Elkan menginginkan kamu, harusnya kamu sadar, bukannya malah diam aja seolah kamu memberikan jalan agar Elkan bisa leluasa mendekati kamu."

Baru saja Mella menghela nafas dalam-dalam, bersiap menjelaskan kejadian yang sesungguhnya. Namun Raynand sudah memotongnya dengan ucapan yang membuat hati Mella sedikit terasa perih.

"Atau Jangan-jangan kamu suka sama dia?" Tanya Raynand dengan senyum semirk.

"Mas?!" Sahut Mella cepat dengan sedikit bentakan. Sungguh Mella tak ada niat berpaling dari pria di hadapannya ini.

"Jika memang iya, tolong sayang. Ungkapkan perasaanmu kepadaku terlebih dahulu sebelum kamu mendekati dia," Raynand berucap lirih.

"Aku emang brengsek Mel, tapi aku juga bisa sakit hati," Lanjut Raynand.

Mella menghela nafas panjang sambil mengusap wajahnya kasar. Kenapa kali ini Raynand sensitif sekali?

"UDAH MAS STOP!" Bentak Mella merasa muak. Rasanya Mella tak kuat berhadapan dengan Raynand yang sangat terlihat tersakiti.

"Aku sama Pak Elkan tadi nggak ngapa ngapain Mas. Beliau cuma minta aku buat jadi PJ sementaranya." Mella menjeda ucapannya dengan menarik nafas dalam-dalam, ia tak ingin lepas kendali.

"Ya, aku akui beliau emang aneh, tapi sumpah mas aku nggak pernah merespoan dia."

"Jika emang gitu, terus di Koridor tadi apa Mel? Kamu nggak sengaja nabrak dia, tapi dia langsung marah dan harus pake syarat untuk memaafkan, itu konyol Mel. Harusnya kamu sadar kalo itu cuma akal-akalannya dia biar bisa modusin kamu!" Raynand berucap sambil menatap istri kecilnya itu dengan tatapan tak suka.

Mella menunduk, "Aku tadi takut kalo nggak nurutin syarat dia nilaiku jadi korban mas," Sahut Mella lirih, hal tersebut langsung membuat Raynand naik pitam. Di kampus ini dirinya adalah  dosen sekaligus anak dari pemilik universitas. Harusnya Mella bisa memanfaatkan posisinya untuk menindak lanjuti dosen yang kurang profesional.

"Ck, itu masalah kecil Mel, kamu harus inget suamimu itu siapa, ayah mertua mu itu siapa. Jika memang itu terjadi, kamu tinggal bilang ke aku. Semua beres sayang. Lagian semua dosen di sini harus profesional, tidak boleh melibatkan masalah lain ke dalam nilai."

Saat itu juga Mella terdiam dengan tangan yang saling meremas satu sama lain.

"Lebih baik kamu sekarang pulang, udah nggak ada mata kuliah lagi kan?"

Mella tak menyahut, ia mendekati Raynand ingin menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Raynand. Namun dengan gesit, Raynand menjauh, ia langsung mendekati mejanya dan menyibukkan diri menata beberapa buku dan berkas-berkas.

Raynand's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang