apa?!

24 7 0
                                    

"Upacara woii woiiiii" Sahut ryujin memperingatkan seluruh kelas.

"Duh topi gue kamanaaa iniii ajg" Nakyung nyari nyari topinya, gue bantu tapi hasilnya ttp nihil.

"Yahh gimana dong, gue bakalan dihukum ketos" Eluh nya. "Lah kan ketos cowo lo sendiri, ngapain takut" Sahut gue sambil nyengir gak jelas.

"Ya tapikan masih calon ges, bukan cowo gua" Gue berfikir keras gimana biar nakyung gak dihukum.

"Ah iya!, nih lu pake topi gue aja"

"Lah, terus elu gimana jir" Gue ngambil sesuatu di tas. "Nih gue punya dua, selo ae kuy ke lapangan".

----------------------------------

Seperti biasa, ketos ditugaskan untuk ngeliat seluruh siswa siswi yang peralatan upacaranya tidak lengkap.

Dan sekarang dia lagi meriksa gue.
" Lengkap"

Terus dia maju ke barisan depan, tapi keknya dia teringat sesuatu deh, soalnya dia ini mundur lagi, terus ngeliat perlengkapan gue lagi.

"Dasinya mana??" Gue membulatkan mata. Asataga gue lupa. gue kira udah ada dileher gue jir.

Renjun sipitin matanya, ngeliat nama gue yang tertera dibaju gue.

"Dasinya mana senja bulan Kirana hm?"

"A-anu" Gue nge garuk leher gue yang gak gatal.

"Anu anu anu, sana ke ruang OSIS. Tunggu saya selesai upacara, jangan kemana mana. saya akan beri kamu hukuman" Mati gue.

Renjun maju lagi ke barisan depan, dan sekarang dia meriksa nakyung.

"Astaghfirullah, ini hari senin nakyung. Kenapa pakai kaus kaki hitam? Ini bukan jum'at dan sabtu. Ini senin, apa perlu saya eja? S. E. N. I. N, senin. Sana ke ruang OSIS"

Astaga, hahaha ngakak, Dimarahin cwo sendiri, lagian napa dah pke kaus kaki hitam. Napa otak tu anak:(.

-------------------------------------

Siswa siswi yang gak memakai peralatan upacara yang lengkap disuruh ke ruang OSIS nunggu ketos nya, Hilih.

Jadi kita semua lagi diruang OSIS ini, upacaranya udah selesai, tinggal nunggu ketos.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" Jawab gue dan semua serentak.

"Cwo lu dateng tuh kyung" Bisik gue ke nakyung. "Diem su".

" Lama ya? Hahah maaf deh, soalnya kalian juga gk mematuhi aturan upacara"

"limi yi, hihi miif dih, si ilnyi kiliyin jigi gik mimitihi itirin ipiciri" Cicit gue. Tapi sayangnya renjun dengar, soalnya telinganya gede banget kyk gajah.

"Kasian ya, sudah salah malah ngotot. Nabung dosa" Gue memutar bola mata malas.

"Baiklah, kalian saya beri hukuman bersihkan perpustakaan, tapi kalian berdua beda hukumannya ya" Gue dan nakyung membulatkan mata.mendramatis bgt.

"Kalian boleh segera pergi membersihkan" Dan siswa siswi yang dihukum pergi dari ruang OSIS.

"Kalian berdua" Gue nelen ludah. Ya Allah gini amat.

"Jangan bilang kita sudah saling kenal jadi saya memudahkan hukuman kalian, Oh tidak."

"Lah, emang kita udah kenalan ya? Gue kira lu sama nakyung doang tuh, sokab lo" Renjun menggelengkan kepalanya. "Kalau gk ada yang jemput, biarkan saja kamu disekolah sendirian ya"

"Lah ngelunjak" Nakyung nahan tangan gue sambil bisik gue "tahan".

"Nakyung, kamu sapu kelas kamu saja ya. Silahkan pergi" Nakyung ngangguk dan segera pergi dari ruang OSIS.

Hikmah| huangrenjun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang