Ep 14 : short chapter

197 10 0
                                    

Episode sebelumnya...

"Wah kamu hebat Ratu, kamu berani menggoda saya. Lihat saja apa yang bakalan saya perlakukan kepadamu."

Ratu pov

Ahai gue benaran merasakan kemenangan rasanya gue seperti penjahat yang mengambil permen dari anak kecil, semudah itu menggoda pak Ruzy. "Oke gue bakalan tetap panghil dia mas, dan menggodanya."

Gue bukannya ingin menjadi gaje, tapi ini balas dendam gue yang sudah bertumpuk, dia selalu buat gue kesal.

Tengah Malam ~~~

Kebisaan banget gue kalai tengah malam suka kehausan, gue memutuskan untuk turun ke dapur sambil dengan mata yang masih mengantuk. Gue melihat orang lagi di depan kulkas dan gue langsung aja berdiri di sampingnya gue gak peduli intinya gue minum langsung lanjut tidur lagi.

"Kalau sedang berjalan jangan di tutup matanya nanti nabrak"

Gue membuka mata dan melihat Pak Ruzy yang berdiri tanpa atasan, gue auto nyembur dong. Gue nyembur pas di badannya pak Ruzy yang sixpack itu. Mata gue membulat terkejut begitu juga dengan dia. "Mas mesum ya!."

"Kenapa kamu marah?!, yang seharusnya marah saya, kamu nyembur ke badan saya."

"Mas juga ngapain gak pakai baju."

"Oh jadi kamu terpesona lihat badan saya."

Pak Ruzy mendekatkan badannya ke gue, gue semakin kundur hingga tubuh gue udah nempel di dinding.

"M- mas mau ngapain?"

Dia memegang pinggang gue dan mendekatkan wajahnya semakin dekat sampai gue bisa merasakan hembusan nafasnya di bibir gue.

"Satu sama Ratu."

Gue membuka mata dan melihat Pak Ruzy sudah menjauh dari tubuh gue. Gue langsung lari ke kamar dan meninggalkan Pak Ruzy dengan wajah penuh kemenanggannya.

"Dasar mesum! Keselll banget"
Gue menghentakkan kaki dengan sekuat tenaga, karena gue juga capek banget gue lanjutin aja bobo cantik gue.

Paginya~~

Gue turun ke meja makan untuk sarapan, disana hanya ada mama, bang Stev dan om-om mesum. Pagi begini lihat muka tu guru bikin gue kesal.
"Pagi Mah, pagi bang Stev!"

"Pagi juga Ratu. Sini duduk di sevelah mama"

Dengan gercep gue duduk di samping mama tapi sialnya gue di samping tu guru, males
Saat gue ingin mengambil piring tu guru nyodorin piring yang udah ada isi ke gue.

"Untuk saya pak?"

"Iya. Makan cepatan"

Karena gue juga merasa gak enakan kalo nolak, gue terima aja.

"Eh Ratu kamu berangkat ke sekolah sama abang ya"

Gue yang sedang lagi makan terhenti, dan ingin menjawab 'iya' ke bang Stev, tapi omongan gue di putong sama pak Ruzy.

"Gak bisa! Ratu mulai sekarang berangkat, dan pulang sama saya"

"Lah kok gitu pa-"

"Shh jangan nolak"

Gue cemberut dong kan terserah gue mau pulang dengan siapa, lah ngapa si bapak ngatur, lalu gue punya ide "Mamaaa Pak Ruzy"
Dengan suara memelas gue, berharap kalau Mama dapat memberitahu si guru itu.

"Gak apa-apa Ratu. Kamu pulang dengan Ruzy aja biar lebih aman, nanti dengan Steven bawa motor kan bahaya"

Wah tidak gue sangka Mama memihak pak Ruzy, huuu sebal gue mau cepat Ayah dan Bunda pulang udah gak tahan gue sama si om satu ini.


My Teacher is My Love - (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang