Ep 19

188 8 0
                                    

Hari ini gw udah bersiap-siap untuk pulang ke rumah, ayah dan bunda sudah pulang tapi tidak bisa menjemput gw karena harus pergi lagi ke perusahaan.

"Ratu sudah siap?".
Gw mengalihkan pandangan ke arah pintu dan melihat mama sedang berdiri.

"Udah ma".

Mama mengajak gw ke lantai bawah dan gw melihat pak Ruzy yang sedang menonton tv.

Sial, batinku kenapa harus ketemu sih semenjak kejadian kemarin gw berusaha buat ngehindar, karena sejak kejadian itu gw sadar kalau gw suka sama pak Ruzy.

"Ruzy antar Ratu pulang ke rumahnya ya".
Gw menatap mama tak percaya kenapa juga harus pak Ruzy sih, waduh.

"Iya ma".
Ruzy tersenyum lembut ke arah gw, dan hanya di balas senyuman kikuk dari gw.
.

.

.

Sekarang gw berada di mobil hanya berdua dengan pak Ruzy tidak ada satupun dari kami yang ingin membuka percakapan.

Gw benar-benar gak tahan dengan kesunyian di dalam mobil, sangat akward.

"Emm mas Ruzy".

"Iya kenapa?". Jantung gw berdetak saat pak Ruzy tersenyum sangat lembut ke arah gw, kemana pak Ruzy yang dingin dan datar itu?.

"Soal kemarin..."
Belum sempat gw lanjutin omongan,mobil pak Ruzy berhenti dan rupanya udah sampai aja di depan Rumah.

"Kemarin kenapa?".
Ucapnya tanpa dosa. Ini lupa atau sengaja di lupakan atau lagi dia anggap kemarin itu tidak terjadi apa-apa, dada gw sakit banget.

Pak Ruzy keluar dari mobil dan juga gw, dia menurunkan koper gw dari bagasi mobil.

Dengan kasar gw ambil koper dari tangannya, kalau kalian tanya gw kenapa?

Gue Sakit Hati! dengan mudahnya dia melupakan kejadian kemarin, kalau tahu begitu gw tampar aja wajahnya karena udah cium-cium gue.

"Makasih sudah antar saya". Ucap gue ketus, lalu gue langsung berjalan menuju rumah tanpa membalikkan tubuh.

Gw bahkan menulikan pendengaran gw saat dia manggil nama gw.

Brakk

gue buka pintu dengan kasar, untungnya gak ada orang di rumah, kalau gue begitu di depan mama udah siap sapu melayang ke arah gw.
.

.

.

Gelap sudah menutupi bumi dan gue dari siang sampai malam gak ada keluar kamar sama sekali, gw masih kesal sama pak Ruzy bisa-bisanya dia bodo amat dengan perlakuan dia kemarin.

"Aaakkk nyebelin!".

Gue melempar bantal ke sembarang arah, emosi! satu kata yang dapat gue rasakan.

"Emangnya gue cewe murahan apa? Main peluk, cium aja tu orang".

Karena gue udah lelah dengan emosi, gue memutuskan untuk tidur aja, memimpikan para pangeran gue di Korea sana biar hilang tu guru dari pikiran gue.

"Aku udah bilang mas jangan kamu ikut urusan mereka!".

Wanita itu mengeluarkan air matanya dengan penuh emosi, dia sepertinya sedang berbicara dengan seorang pria.

Kenapa gue sembunyi di lemari?

Gue melihat dua orang anak kecil berada di dekat gue memeluk gue erat sambil memejamkan matanya.

Pranggg

Suara pecah itu mengagetkan gue, gue melihat wanita itu sudah terkapar pingsan di lantai.

My Teacher is My Love - (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang