Kenangan Dulu

72 71 4
                                    

Aku dan Lisa berjalan mengelilingi Mall, sesekali kami mampir ke toko pakaian, nggak beli cuma mau cuci mata aja, karena emang bukan itu tujuan kita, di Mall aku sangat kewalahan mengahadapi Lisa yang pecicilan di mall. Aku sampai harus minta maaf karena tingkah bocah Lisa. Ampun deh dia kayak anak kecil yang diajak ibunya ke pasar.

Melihatnya tersenyum bahagia, aku teringat Lisa yang masih polos. Sampai ada insiden yang merenggut senyum polosnya dan menjadikannya pendiam.

Dimasa ini aku harus bisa menjaga senyum Lisa dan juga menyelesaikan semua masalah ku.

"Pung kita cari makan dulu yuk aku udah laper nih," pintanya.
"Hmm, mau makan apa kamu?" tanyaku. " Hmm... Makan apa ya? Ada saran wahai temanku?" tanya Lisa sok imut.

"Yaudah gimana kalau kita makan ayam geprek? Lagi ngidam nih gue, kan berabe kalau dedek Cacing gue ntar ngiler."
"Idihh," gidik Lisa jijik. "Yaudah ayuk kebetulan gue juga pengen ayam Geprek!" Serunya setuju.

Lekas aku dan Lisa mencari stand makanan yang menjual ayam geprek, mataku terpaku pada stand dekat eskalator, antriannya terlihat ramai, pasti enak pikirku. "Lis ke sana yuk."
"Kemana Pung?" Tanya Lisa celingak celinguk. "Itu Lis yang deket eskalator kayaknya enak tuh Lis, tuh tuh cacing ku aja setuju, papa ipung ayok kita kesana," godaku

"Kumat lagi penyakitnya, jangan malu-maluin banyak orang disini."

"Iyaa maaf habis seru sih godain lu," goda ku lagi. "Yaudah yuk cepetan lemot amat lu kayak internet sekolahan," kataku sambil berlari meninggalkan nya. "Buset gue ditinggalin, tungguin gue Pung!" Teriaknya keras yang membuat pandangan orang menuju ke dia.

Setelah sampai di sana aku masih harus mengantri cukup lama, mungkin ada sekitar 30 menit. Tapi itu gak papa asalkan sepadan dengan makanannya yang enak. Karena memang sedang ramai aku kebingungan mencari tempat duduk.
"Lis kita mau duduk dimana ini?" tanyaku sambil celingak celinguk mencari meja yang kosong. "Tau nih Pung, penuh semua mejanya, kayaknya yang kosong cuma hati lu doang," ledek Lisa. "Iya deh yang sering ganti pacar," ledek ku balik dengan kesal.

Saat asik mencari meja, tiba-tiba ada yang memanggil ku dari belakang. "Ipung, Lisa sini." Pandangan ku pun beralih mencoba mencari darimana sumber suara yang nggak asing di telingaku. Ternyata itu adalah suara Fitri, ternyata dia ada disini juga. "Ngapain lu Fit disini?" tanya Lisa.
"Cari angin aja, bosen dirumah," jawabnya tersenyum. Saat itu waktu bagiku seperti terhenti ini pertama kalinya aku bertemu Fitri dimasa sekarang. Tapi kok dia udah tahu nama aku? Kan ini pertama kali aku ketemu dia?

"Pung, ayok kesana!"
"Ehhh... Kesana?" tanyaku gelagapan.

"Nggak Pung kita lesehan aja, ya kesana lah bego!" dengus Lisa kesal.

Karena tidak ada pilihan lain aku dan Lisa memutuskan untuk duduk bersama Fitri,aku masih bingung darimana dia tahu namaku?.

"Lis,dia bukan pacar kamu kan?" tanya Fitri.

"Ipung? Nggak kok dia bukan pacar gue, dia temen gue dari kecil, dia gak boleh pisah jauh dari gue pokoknya," jawab Lisa dengan pede. "Oh kirain." Gila senyumnya Fitri, damage nya gak ngotak bos. kalau gue mati sekarang gue ikhlas, tapi masih banyak hal yang gue belum selesain.

"Ohh iyaa aku belum tahu nama ku kan? Kenalin nama aku Safitri, kamu bisa panggil aku Fitri!" sapanya sambil mengulurkan tangan. "Nungguin apa kamu? Nggak sopan loh ada orang kenalan kamu cuekin."
"Ma... Maaf bukan begitu, ehh namaku Syaiful Ulum tapi entah kenapa aku dipanggil Ipung, yoroshiku onegai shimasu." Mampus gue malah keceplosan pakai aksen wibu, malu banget gue. "Lucu banget sih kamu, pakai bahasa Jepang segala," puji nya kagum. Entah aku harus bagaimana senang atau malu? Taulah gelap.

"Temen kamu lucu banget, dapet darimana sih kamu?" tanya Fitri ke lisa. "Gue dapet dari tukang loak," celetuknya. "Enak aja lu Lisa bilang gue dapet dari tukang Loak, gue itu bukan dari tukang loak tapi... " ucapku menggantung. "Terus darimana dong?" saut mereka berdua penasaran. "Aku itu dari, Planet Saiyan, tehe" canda ku. "Hmm nih anak kumat lagi, jangan maluin gue dasar bego" sungut Lisa kesal sambil menampar ku. "Buset dilarang pakai kekerasan, foul, dari player Lisa."
"Kalian berdua ini lucu banget sih, kalian yakin bukan kakak adek?" tanya Fitri dengan gelak tawa melihat kelakuan kami berdua. "Nggak ogah gue punya saudara kayak dia," saut kami berbarengan. "Tuh kalian aja jawabnya bisa barengan" jelas Fitri memperkuat argumennya.

Setelah selesai makan kami pun akhirnya berpisah karena Fitri masih ada urusan yang kami tidak ketahui.
"Pung lu suka ama Fitri sejak kapan?" tanya Lisa tiba-tiba. Aku kaget dengan pertanyaan Lisa sampai membuat ku menyemburkan minuman yang sedang kusedot seperti dianime. "Buset... Dari mana lo tahu gue suka dia, buset ini Es Teh dikasih apaan sih sampai bisa nyembur?" tanyaku dengan terbatuk batuk. "Insting cewek dan gue ini kenal lo bukan dari kemarin sore Ipung," jawabnya tegas.
"Buset, bikin kaget aja lu gimana kalau gue serangan jantung bisa mati perjaka gue." keluh ku. "Bomat emang gue pikirin," Jawabnya datar. "Kejem lo Lisa ama temen lo sendiri, lo kagak inget apa yang pernah cebokin lo siapa?"
"Siapa emang?"
"Emak lo lah, yakali gue Lis."
"Hmm dasar Telor Onta."
"Dasar Paus Betina."
"Sini lo baku hantam kita." Pekik Lisa sambil memukuli perut ku. "Lis sakit oi dilarang memakai kekerasan Foul saya melaporkan kekerasan." Tapi kayaknya omongan ku nggak didengar Lisa, disana kami malah bertengkar dan jadi tontonan mall sampai akhirnya kita diusir Security karena menimbulkan keributan.

"Keluar! Mulai sekarang kalian berdua dilarang masuk di mal ini, kalian dibanned," Teriak Security.

"Pung? " ucap Lisa lirih.
"Apa?"
"Kita di ban dari mall?" tanya Lisa sedih.

"Menurut lo?" tanyaku kesal.

"Yah Pung kita kan belum dapet kadonya! Gimana nih? Mana ulang tahunnya besok lagi!" Sontak Lisa pun menangis dan sesenggukan kecil. Karena gemas aku reflek mengacak-acak rambutnya dan menenangkan Lisa. "Udah, gakpapa jangan dipikirin yang penting lo udah ada niat buat ngasih dia kado, kalau misal nggak dapet kado buat dia nggak papa yang penting itu hubungan kalian langgeng, nggak ada isu orang ketiga, isu putus karena mau fokus buat UKK dan kalau lo emang mau ngasih suprise buat pacar lo, traktir aja besok di sekolah kan tetep romantis, udah jangan nangis sini peluk dulu," tawar ku setelah menasihatinya panjang kali lebar.
"

Peyuk," balasnya imut. "Tumben lo Pung bisa bijak?" tanya Lisa heran. "gak papa kok, gue cuma nggak mau lo sedih aja! Udah nangisnya."
"Udah," angguknya pelan.
"Yaudah, pulang yuk udah mau maghrib, yang ada bisa dilempar pakai kapak gua ama bapak lo," celetuk ku untuk mencairkan suasana.
"Bagus dong itu bakal jadi adegan terbaik di abad 21," ledek Lisa.
"Gitu dong senyum, ayok pulang keburu gelap, nih helm."
"Siap Kapten!"

Kembali Sekolah (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang