Ramadhan

31 29 2
                                    

Hari ini adalah puasa pertama, entah sengaja atau tidak hari ini sangatlah panas. Sepertinya neraka sedang bocor gila panasnya sampai masuk ke dalam. Apakah ini yang disebut panas dalam?

"Pung ini jam berapa sih Pung masih lama ya buka puasa?" tanya Nada yang sedang gelesotan di lantai.

"Yaelah Da Dzuhur aja belum ini Da," jawabku dan mengikuti Nada tidur di lantai yang dingin. "Gila adem bener."

"Kalian ini anak cowok malah tiduran di lantai!" cibir Ayla.

"Pik, sini deh cobain tidur di lantai, lo belum pernah kan tiduran di lantai pas puasa?"

"Belum pernah sih, cobain ah mumpung sampai dzuhur nggak ada pelajaran," kata Ayla yang akhirnya bergabung dengan ku dan Nada.

"Bener Pung adem banget disini,"

"Bener kan kata gue Pik, lihat aja tuh si Nada udah ngorok kayak kebo," tunjuk ku ke Nada yang pulas tidur.

"Hihi iya dia udah pules banget tidurnya, dasar kebo." Ledek Ayla terkekeh.

"Pung, pas puasa gak boleh bohong kan?"

"Iya, ada apa emangnya kamu mau tanya sesuatu pasti kan," tebak ku.

"Idih kok lo tahu sih gue mau tanya?" tanya Ayla penuh penasaran.

"Udah khatam gue Pik ama yang begituan, lo mau tanya apa emangnya?"

"Lo sejak kapan sih suka sama Kak Fitri?" Mendengar pertanyaan Ayla kepala ku menjadi gatal. Aku bingung mau menjawab seperti apa.

"Gimana ceritanya ya Pik, panjang Pik," ujar ku.

"Per singkat."

"Pas, waktu MOS dulu kakak lo itu pernah lupa bawa perlengkapan yang diminta panitia MOS, dibelakang sekolah dia tuh panik banget,"

"Terus Pung?" tanya Ayla penasaran.

"Ya ini mau diterusin, jangan dipotong kalo orang lagi bicara lagi puasa nih," kesal ku.

"Iya maaf silakan dilanjutkan."

"Ok sip, jadi dibelakang sekolah gue lihat Fitri panik banget karena gue kasihan dan gak tega dia dihukum sendirian gue mutusin buat ngasih dia perlengkapan yang gue bawa, awalnya Fitri nolak tapi setelah gue paksa dan gue tinggal kabur akhirnya Fitri nerima pemberian gue."

"Terus sejak kapan lo suka dia? Belum ke jawab ini pertanyaan gue," protes Ayla.

"Hm... gue suka Fitri itu sejak masuk sekolah pertama, gue terpikat dengan senyumannya, kyaa gue jadi malu kalau inget lagi," ucap ku menutup wajah ku.

"Nggak usah kayak cewek woi," cibir Ayla.

"Pik, ntar sore kan gue ke rumah lo, gue boleh bawa temen nggak cuma 2 aja."

"Boleh-boleh aja kok nggak papa, emang siapa yang mau lo ajak?"

"Nih kebo satu," tunjuk ku ke Nada.

"Yang satu lagi?"

"Lisa."

"Cewek?"

"Iyalah masa bencong, dia pengen ikut pas gue kasih tahu, katanya dia juga udah izin ama Fitri," imbuh ku.

"Oh, kalau lo emang mau bawa temen bawah aja, hoam gila ngantuk banget, Pung, Pung, ya kebo juga dia."

Setelah rutinitas sekolah yang melelahkan akhirnya bel panjang pulang sekolah berbunyi. Hari ini sangat jenuh karena aku tidak bisa ketemuan dengan Fitri karena dia izin tidak masuk, karena Fitri sibuk mempersiapkan acara pesantren kilat di bumi perkemahan.

Kembali Sekolah (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang