Pagi-pagi sekali aku sudah tiba disekolah ini memang kebiasaan ku sejak dulu yaitu tiba lebih awal dari murid yang lain. Jika kalian pikir aku berangkat lebih awal untuk mengerjakan tugas maka kalian salah besar, aku berangkat awal untuk menikmati suasana sekolah yang masih sepi dan belum ramai oleh para murid.
Tapi ternyata aku bukan yang pertama datang di sekolah karena di aula sekolah sudah ada siswa yang bergosip ria entah apa yang mereka gosip kan sepagi ini. Karena kepo aku mencoba mendekat ke mereka, tapi mereka sepertinya kaget melihatku. "Kenapa pada kaget sih lihat gue?" tanyaku heran. "Nggak kok mas gak papa, maaf kita mau masuk kelas dulu," kilah mereka ketakutan.
"Lah malah pergi, dasar Tukang gosip!" sindir ku.Diperjalanan menuju kelas aku baru ingat bahwa akan ada kejadian yang menjadi pemicu kegagalan ku. Sial kenapa aku bisa lupa, pikirku kesal. Kalau ini benar aku harus bisa mencegahnya dan menangkap pelakunya. Tapi ini akan sulit mengingat dulu aku juga tidak punya clue siapa pelakunya.
"OI IPUNG!" teriak seseorang dari belakang. Karena kaget aku pun menengok kebelakang, "ada apa Mas? Kok sampai teriak-teriak?" tanyaku sopan karena melihat motif garis 2 pada dasinya yang menandakan dia kelas 2.
"Gak usah pura pura gak tahu lo! Lo kemarin jalan ama pacar gue," hardik nya dengan mencengkram kerah seragam ku. "Mas tenang mas saya bisa jelasin jangan pakai emosi..." ucapku lirih.
Suasana sekolah yang tadinya sepi menjadi ramai karena ada tontonan publik, aku berusaha menenangkan emosi pacar Lisa yang nggak aku tahu siapa namanya. Aku tidak tahu darimana dia tahu bahwa aku dan Lisa kemarin pergi ke mal, kemungkinan kemarin aku kegep oleh siswa lain. Tapi aku bingung kenapa bisa secepat ini beritanya? Kemungkinan para murid tadi sedang mengosipkan Lisa.
"Ipung! Sayangang lepasin Ipung dia ini temen aku." Untung saja Lisa datang tepat waktu, kalau dia datang telat sedikit saja wajah ku sudah pasti penuh dengan muka lebam. "Kalau cuma temen kenapa sampai gini?" Tanyanya sambil menunjukkan gambar di HP. Itu adalah foto aku dan Lisa berpelukan di tempat parkiran motor kemaren, siapa yang memfoto kami? Tanyaku dalam benak hati.
"Aku bisa jelasin semua yang," lirih Lisa
"Jelasin apa? Kurang jelas ini yang ada digambar?" Hardiknya ke Lisa. Karena situasi sudah runyam akhirnya aku harus bertindak, aku tidak tega dengan Lisa yang dipojok kan oleh pacarnya sendiri hingga dia menangis."Mas... Mas bisa tenangkan? Masnya bukan anak kecil lagi kan? Biar saya jelasin semua," terang ku.
"Jadi kemarin saya dan Lisa itu ke mall buat nyari kado ulang tahun buat Kakak, Kakak besok ultah kan? Tapi kita nggak dapet kadonya malah kita diusir security karena bikin ribut di mall dan Lisa sedih karena nggak dapat kado buat Kakak akhirnya saya berusaha nenangin dia agar nggak nangis, tenang aja Kak hubungan saya dengan Lisa itu cuma sebatas teman masa kecil aja saya gak pernah ada niatan buat nikung Masnya," jelas ku dengan sangat panjang.
Akhirnya dia pun tenang dan melepaskan cengkraman nya, aku bisa bernafas lega untuk sementara, tapi ketenangan ini tidak berlangsung lama karena setelah melepas pegangannya, tiba-tiba. Buk, bogem mentah mendarat di wajahku. Membuat tubuhku terpental jauh. "Stop yang! Udah jangan diterusin," lerai Lisa memelas.
Untuk sejenak aku terdiam sebentar, damage dari bogeman nya membuat tubuhku terhantam truk, sepertinya tulang hidungku patah.
"Udah diem lo dasar cewek murahan, dasar LACUR!" hardiknya kasar. Perkataannya tadi bagai petir disiang hari, Lisa lantas tidak kuasa menahan tangisnya, pandangan semua orang tertuju padanya, bahkan ada beberapa murid yang memperkeruh suasana dengan melecehkan Lisa secara verbal.
"Iyaa tuh dia sering ganti-ganti Pacar dari SMP!"
"Gue ngelihat dia sama Om-om pasti dia jadi simpanannya."
"Dasar Cewek Lonte! Pasti udah nggak pink lagi itu," tukas para murid perempuan. Aku melihat Lisa hanya bisa terdiam kaku, mendengar berbagai macam hinaan.Inilah hal yang aku takutkan, senyuman Lisa kembali hilang, karena tuduhan cewek pelacur padahal semua itu Fitnah keji yang entah dibuat siapa, apakah tidak ada yang bisa aku lakukan untuk sekedar.
"KALIAN BISA BUBAR APA TIDAK?" teriak seseorang dari belakang. Ternyata itu adalah suara Fitri, aku melihat sorot mata yang tajam dari Fitri. "Kalian sebaiknya segera masuk kelas atau kalian lebih memilih untuk tidak naik kelas semua!" tegas Fitri. Aku baru ingat bahwa Fitri adalah cucu pemilik Sekolah Cordova sekaligus Ketua OSIS. Sialan sejak dulu dia sudah punya privilege.
Setelah Ultimatum dari Fitri para murid yang tadinya menonton akhirnya membubarkan diri termasuk pacar Lisa atau mantannya sekarang, karena takut akan ancaman Fitri. "Kamu nggak kenapa-napa kan Pung?" tanyanya sambil mengulurkan tangan. "Nggak papa kok, cuma hidung patah aja aduduh," jawabku sembari berdiri. "Itu namanya kenapa-napa dong!" ucapnya khawatir.
Aku memang senang dapat perhatian dari Fitri tapi fokus ku sekarang bukan Fitri melainkan Lisa.
"Lis... Bangun yuk, kita ke kelas aku anterin," ajak ku dengan lembut.
Tapi Lisa tidak mau merespon, dia sudah persis seperti Lisa di masa depan, tapi aku tidak menyerah. "Lisa Moshi Mosu."
"Apaan sih dasar wibu," sautnya pelan. "Jangan sedih lagi dong, udahan nangisnya ntar Dewa Zeus marah loh," ledek ku ke Lisa."Lo gak jijik ama gue Pung?" tanya Lisa sesenggukan. "Nggak kok, itu cuma Fitnah orang, aku nggak percaya. "Beneran?" tanya Lisa lagi.
"Iyaa Lis, gue kenal lo itu nggak sehari dua hari, gue kenal lo itu udah lama, masak gue gak percaya ama sahabat terbaik gue," ucapku untuk menghibur Lisa. "Pung sekarang bukan waktunya itu hidung kamu berdarah-darah!" tunjuk Fitri ke hidungku.
Karena penasaran aku memegang hidung ku, dan benar darah segar mengalir deras dari hidung ku, sepertinya aku dipukul dengan Knuckle. Karena kehabisan darah, tubuh ku menjadi sangat lemas pandanganku jadi kabur, dan aku pun jatuh pingsan karena lemas. "Ipung!" Kata terakhir yang kudengar sebelum benar-benar aku tidak sadar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Sekolah (Hiatus)
Fiksi RemajaUntuk sekarang Hiatus Nama gue Syaiful Ulum, tetapi nama panggilan gue adalah Ipung, nasib gue setelah lulus SMA sangat apes, susah dapet pekerjaan sekalinya dapet gue punya masalah dengan atasan terus dipecat, pokoknya sial banget deh. Titik teren...