Aku pulang dengan nafas terengah-engah di rumah ternyata Lisa sedang mengobrol dengan kakak ku.
"Dari mana lo Pung? Kok kayak habis dikejar setan," tanya kakak ku.
"Iya dikejar setan, setan berkepala manusia," jawabku ketus karena kesal. Bukannya prihatin dengan adiknya Kak Lina malah terbahak-bahak mendengar celotehan ku.
"Parah lo kak adek lu mau dilecehkan malah ketawa," cibirku lebay dan belagak seperti wanita. Kak Lina sepertinya tidak kuasa menahan tawa saking kerasnya dia tertawa perutnya sampai kram.
"Tapi ini beneran lo darimana?" tanya Lisa yang akhirnya berhenti tertawa.
"Gue habis diculik kakaknya Fitri." Jawaban ku membuat kak Lina tersedak, padahal dia sedang nggak makan.
"Beneran dek?"
"Iyalah beneran, mentang-mentang gue belum haji jadi kakak nggak percaya," cibir ku kesal.
"Kok saudarinya Fitri nggak ada yang benar ya? Kemarin adiknya ngambilin Foto di album tapi Fotonya Ipung aja," ujar Kak Lina.
"Masa sih kak? " tanya Lisa tidak percaya.
"Beneran dek!"
"Udah ah kalian gosip aja sana, gue mau masuk ke kamar pusing pala gue."
"Eh Pung, gue ikutan," pinta Lisa.
Aku hanya menganggukkan setuju, walau sudah memiliki pacar aku masih tidak bisa menolah ajakan Lisa apalagi kalau dia sudah mode manja pasti aku semakin tidak tega.
"Capek ya kamu Pung, sini aku pijetin," tawar Lisa.
"Tumben lo perhatian Lis, biasanya kan prinsip lo ngasih garam ke luka," tukas ku ke Lisa.
"Gini-gini gue tuh perhatian juga sama temen gue dari zaman orok Pung," jawab Lisa tetap sambil memijat ku. Pijatan Lisa semakin intens dan membuat ku mengantuk.
"Pung gimana kesan lo dapet kembali ke zaman sekolah?" tanya Lisa. Karena masih setengah sadar aku menjawab dengan jujur.
"Enak Lis gue akhirnya bisa jadian dengan Fitri, walaupun gue masih... Kenapa lo bisa tahu?" tanyaku kaget dan menoleh kebelakang.
"Gue tahu lah, semua Lisa dari berbagai dunia juga tahu Pung," jawab Lisa terkekeh geli.
"Maksud kamu apa Lis?" tanyaku yang masih kebingungan.
"Kamu sudah ketemu dengan Lisa Di dunia Path kan, Ingatannya ter resonasi dengan semua Lisa berbagai dunia."
"Jadi, ingatan kalian itu jadi satu, semenjak Lisa yang satu memiliki kemampuan reversia."
"Yup, 100 buat kamu," jawab Lisa sambil menguyel kepalaku.
"Aduh, sakit Lis."
"Sorry pung, sengaja," ujar Lisa tanpa rasa bersalah.
"Lalu kenapa kalian semua melakukan ini, apa tidak ada diriku di dunia lain yang bahagia?" tanyaku ke Lisa. Masa dari berbagai dunia tidak ada diriku yang memiliki ending bahagia.
"Tidak ada Ipung, kami sudah melihat semua, tidak satupun diri kamu di dunia manapun yang berakhir bahagia."
"Maksudnya?"
"Kami sudah melihatnya, ada kamu yang menikah dengan Lisa tapi kamu nggak bahagia dan cerai dengannya, ada kamu tidak menikah kamu meninggal karena kecelakaan, kamu bangkrut, jadi gelandangan, kamu masuk geng mafia dan kamu jadi waria."
"Apa waria?"
"Maaf yang terakhir aku bercanda, tehe," kekeh Lisa menirukan gayaku.
"Yey dasar, terusin yang tadi."
"Menurut rapat kami semua, alasan kenapa kamu gagal terus adalah, karena kamu tidak bersanding dengan Fitri, jadi kami memutuskan memindahkan kesadaran salah satu Ipung dan akhirnya kamu yang terpilih, karena kamu mengalami kecelakaan."
"Jadi, jika lo nggak mindahin gue, ke tubuh ini apa yang akan terjadi?"
"Pertama kamu sudah meninggal, kedua Ipung disini tidak akan menikah dengan Fitri."
"Lalu, dengan siapa?"
"Itu nggak bisa aku kasih tahu, karena itu spoiler, dan kamu benci spoiler kan?" ujar Lisa panjang lebar. Ok sekarang aku paham sekarang.
"Udah, ya Pung gue mau balik dulu mau bobo cantik dulu."
"Kayak cantik aja lo Lis," ledek ku.
"Gue gito loh," jawabnya sambil menggampar ku, lalu langsung melengos pergi, tadinya aku ingin mengejarnya tapi di depan pintu dia membanting daun pintu dan tepat mengenai wajahku dengan keras.
"Bangke Lo Lis! Awas lo!" geram ku kesakitan. Sepertinya hidung ku berdarah, dasar dia emang nggak berubah disela rasa sakit aku masih tersenyum simpul melihat kelakuan Lisa yang belum berubah sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Sekolah (Hiatus)
Teen FictionUntuk sekarang Hiatus Nama gue Syaiful Ulum, tetapi nama panggilan gue adalah Ipung, nasib gue setelah lulus SMA sangat apes, susah dapet pekerjaan sekalinya dapet gue punya masalah dengan atasan terus dipecat, pokoknya sial banget deh. Titik teren...