.
.
.
.
.
.
Aktivitas Johnny dan Yola hari ini dimulai dengan bangun pagi sambil bermanja-manja setelah menghabiskan malam bersama, lalu segera siap-siap berangkat ke kampus. Tidak ada pilihan selain berangkat ke kampus barengan, karena waktu mereka hampir habis dipakai untuk cumbu-cumbuan sebelum akhirnya betulan bersiap. Misalnya Yola yang tiba-tiba memeluk Johnny dari belakang ketika prianya itu sedang fokus cukuran. Mengusap sebentar perutnya karena Johnny bertelanjang dada, lalu mengecup pundak kiri nya sekali sebelum berlalu ke sink di sisi kiri.
"Babe, beneran deh telat loh nanti kita." Johnny merengek.
"Enggak lah, ini kan juga mau siap-siap."
"Tapi kalau kamu dekat-dekat aku terus nanti jadinya lama."
"Mana bisa gitu coba?"
Johnny meletakkan pisau cukurnya lalu menengok ke arah Yola yang sedang menyiapkan sikat giginya di depan sink.Pacarnya ini apa tidak sadar dengan tindakannya barusan?
"Are you joking or just testing me?" Yola cuma menaikkan kedua alisnya karena nggak mengerti maksud Johnny. Ia sama sekali tidak menghiraukan dan memilih untuk melanjutkan kegiatannya sendiri.
"Hhhh yaudahlah, aku tahan kok." Johnny menyerah lalu kembali melanjutkan cukurannya. Ia selesai hampir berbarengan dengan Yola selesai menggosok gigi, kemudian dipandanginya Yola yang masih dengan muka bantalnya itu. Johnny melirik jam di luar kamar mandi sebentar lalu kembali lagi.
"Ah kayaknya gabisa nahan deh. Masih ada waktu, Yola, let's do a quick play!." Ujarnya sambil menyerbu Yola yang baru saja mau mengemasi lagi sikat giginya.
Akibatnya, yang sejak subuh Yola sudah minta diantarkan ke kosan untuk ganti pakaian pun batal. Kemeja yang Yola pakai semalam sekarang sudah tidak jelas bentuknya, jadi Johnny menyarankan Yola memakai baju Yasmin yang sengaja ditinggal di kamar tamu untuk berangkat kuliah. Kalau harus ke kosan Yola dulu jelas waktunya nggak cukup! Justru nanti malah ketemu Yeri dan penghuni kosan lain.
Jangankan ganti pakaian, sarapan pun akhirnya Johnny memesan pick up breakfast tepat setelah Ia selesai mandi. Harapannya, ketika sampai di sana nanti tinggal di ambil dan langsung ke kampus.
"Saya dari sini nge ojol aja deh Pak. Jam segini kan parkiran dosen rame." Yola berinisiatif ketika mereka sudah sampai untuk menjemput sarapan. Mulanya Johnny nggak mau tapi akhirnya setuju.
"Yaudah deh kalau gitu. Ini bagiin ke temen kamu tadi kelebihan belinya." Ada sisa satu cup latte yang berlebih dari apa yang harusnya mereka beli.
Johnny lebih dulu melanjutkan perjalanan sedangkan Yola masih menunggu ojol dan berangkat lima menit kemudian.
Hari ini Johnny seperti sedang mendapat rejeki nomplok, raut bahagianya terpancar jelas bahkan tidak bisa berhenti senyum-senyum sejak keluar dari parkiran. Memang Johnny adalah orang yang ramah dan suka menyapa, tapi 'bibir dan mata melengkung manis di sepanjang jalan' nya itu yang tidak biasa.
Dari satpam parkiran dosen, rekan dosen, mahasiswa, sampai mas-mas fotokopian kampus pun Ia sapa pagi ini. Sampai di ruang dosen, dia menjadi bahan obrolan dosen-dosen lain termasuk mereka yang sudah senior.
"Kok silau banget ini ada matahari masuk ke ruangan yah?" Seru salah seorang dosen perempuan.
"Silau gimana sih Bu Mawar?" Krisna bingung, tapi kemudian perempuan berusia hampir 50 tahun itu melirik ke arah Johnny disertai senyum usil.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE'VE GONE TOO FAR
Romance"... You can love him so much but still choose to say goodbye..." Ah, tadi itu kata-kata Tara Westover. Yola ingat kalimat yang menyertainya di belakang. "... You can miss a person everyday and still be glad, that they're no longer in your life." Sa...