.
.
.
.
.
.
Ternyata kejadian di parkiran Segaran yang melibatkan Johnny dan Yosa kemarin sempat berbuntut panjang. Gara-garanya adalah ketika Yosa sampai ke rumah Wendy, saudara sepupunya itu panik melihat dagu Yosa dibebat menggunakan perban. Ditambah dia masuk rumah dengan sekantong obat-obatan yang Wendy sendri tidak tau apa saja jenisnya.
"Ya Tuhan, Yosa! Kamu kenapa?" Paniknya.
"Gakpapa kok Mbak."
"Itu kamu kenapa? Kamu jatoh dari motor?"
"Enggak Mbak. Cuma kena pukul aja."
"Kena pukul? Kok bisa? Siapa yang mukul kamu? Ada masalah apa?"
Yosa tidak bisa menjawab lebih lanjut karena rahangnya terasa nyeri, sedangkan Wendy yang panik terus-terusan bertanya dengan nada tinggi hingga bikin heboh orang serumah.
"Bentar Mbak biar Yosa nyaman dulu posisinya nanti aku yang cerita." Untungnya Yola ikut ke rumah Wendy, jadi dia bisa membantu membuat penjelasan.
Yosa akhirnya duduk di sofa ruang tengah, menginterupsi Arga yang sedang menikmati film kesukaannya di akhir pekan.
"Mak Har! Minta tolong Mak bawain air buat Yosa!" Wendy masih dalam mode paniknya.
"Om Yosa kenapa Ma?" Pertanyaan Arga terjawab dengan gelengan dan kerutan di kening Wendy.
"Habis tawuran Om?" Tanya Arga lagi.
"Sembarangan." Jawab Yosa sambil sedikit mengaduh. Arga pun ditarik agak menjauh oleh Wendy supaya Yosa bisa merasa lega.
"La ini darahnya netes gak sih?"
"Dih enggak lah! Nggak separah itu kali! Orang cuma dijahit satu."
"Hah? Dijahit? Parah dong lukanya? Kok bisa gini kalian habis dari mana sih? Ada apa sebenernya?" Wendy kembali panik sampai-sampai air minum yang diambilkan Mak Har hampir Ia tumpahkan.
Yosa menyodorkan dua telapak tangannya ke depan dan sedikit mengayunkannya pelan. Ia memberi sinyal supaya Wendy tidak begitu panik.
Lalu setelah Ia bisa duduk nyaman sambil bersandar, mulailah Yola bercerita. Lengkap sejak Ia mulai dimintai cium oleh kembarannya itu sampai bagian terakhir ketika Yosa masih marah-marah setelah dirawat di IGD sebentar.
Sesekali Yosa menyela cerita Yola tiap Ia merasa kembarannya itu kurang tepat dalam menceritakan betapa rese nya Johnny di kejadian tadi. Lalu kepanikan yang menggemparkan penghuni rumah termasuk 4 ART Wendy itupun berakhir pada gelak tawa.
"Bajigur iki aku tenanan dijotos wong kok malah diguyu" (Sialan ini aku beneran dijotos orang kok malah diketawain)
Ya gimana nggak diketawain? Soalnya situasinya kalau dipikir-pikir ya lucu. Yosa dan Yola ini saudara kembar, Yosa suka cium pipi, Yola nya enggak. Dan kenapa mereka harus ribut di parkiran Segaran yang remang-remang itu? Siapa pula yang nggak mikir negatif di tengah maraknya kasus pelecehan terutama pada perempuan?
"Duh, La serius ini nggak netes kah darahnya?" Yosa menunjukkan dagunya lagi.
"Enggak Yos, beneran deh! Sekarang aja baru aduh-aduh, tadi di depan Pak Johnny sok jagoan banget nggak ngaduh!"
"Ya emang sakitnya baru kerasa sekarang! Tadi masih kebawa emosi aja makanya nggak begitu kerasa!" Yosa sewot.
"Hahahaha. Mana Johnny badannya gede pula. Jelas sakit lah kena bogem dia." Wendy ngakak sambil merangkul Arga yang cengingisan mendengar tawa orang-orang dewasa di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE'VE GONE TOO FAR
Romance"... You can love him so much but still choose to say goodbye..." Ah, tadi itu kata-kata Tara Westover. Yola ingat kalimat yang menyertainya di belakang. "... You can miss a person everyday and still be glad, that they're no longer in your life." Sa...