31. Ikhlas

147 24 5
                                    

.

.

.

.

.

.

"Daftar Dosen Pembimbing wes dirilis di SIAM rek. Bisa cek sekarang!"

Yola buru-buru menghentikan kegiatan makan siangnya sewaktu Yeri bergabung ke meja kantin sambil membawa informasi yang dia dapatkan dari Fakultas.

"SYUKUR BANGET YA TUHAN!, BIMBINGAN DP 1 BU MAWAR!" Teriak Yeri untuk mengekspresikan kebahagiaanya.

Bu Mawar itu dosen senior yang jabatannya juga tinggi. Salah satu tips skripsi adalah, kalau bisa memilih dosen pembimbing sendiri maka pilih dosen yang lebih senior, karena nanti waktu sempro ataupun sidang dosen penguji yang lebih junior biasanya bakal sungkan mau memberi pertanyaan yang mematikan.

Tapi kebijakan kampus memang sudah beberapa tahun berubah, yang mulanya bisa memilih dosen pembimbing sendiri, sekarang ditentukan secara acak oleh pihak kampus. Jelas ada yang puas, ada yang merutuk habis-habisan, termasuk Yola yang cuma bisa mengomel dalam hati.

"Loh, La!" Yeri memekik kaget sewaktu membaca nama Yola ada di bagian kelompok bimbingan Johnny sebagai Dosen Pembimbing 1.

"Sssst ...."

"Oh, sorry!" Yeri segera menetralkan ekspresinya sesuai kode dari Yola.

"Gimana nih, asik banget kayanya ntar dibimbing sama pacar sendiri. Jam bimbingannya unlimited dong!" Bisik Yeri lalu menyikut Yola.

"Ngawur!"

Ada perkara yang tidak Yeri ketahui tentang Johnny dan Yola saat ini, bahwa sebetulnya Yola sedang berada di ujung kekecewaan yang luar biasa pada Johnny. Bermula dari beberapa hari lalu waktu Yola menginap di rumahnya dan sengaja mengangkat panggilan mantan istri Johnny di jam setengah tujuh pagi.

"Jo, maaf ganggu, sebelah antingku kayaknya ketinggalan di kamarmu malem itu. Maaf banget tapi ini darurat, soalnya anting itu salah satu piece yang mau aku pajang di exhibition." Ucap Hannah bahkan sebelum Yola sempat mengucap 'halo'.

Yola betulan membatu setelah mendengar itu. Anting? Kamar? Malam itu?

"Kalau nggak salah sih ada di nakas, dekat vas. Mungkin nyelip di situ. Tolong cariin trus siapin ya? Ada orangku yang mau ke situ sekarang buat ambil. Mendesak banget."

Yola masih belum bisa menjawab apapun. Ia masih terdiam mencerna untuk apa Hannah ada di kamar Johnny malam-malam. Terlebih, kapan itu terjadi? Jadi ini alasan Johnny sempat bersikap tidak biasa sejak Yola pulang dari KKN kemarin?

"Jo? Halo?"

"Anting apa Mbak?"

Panggilan itu kemudian segera dimatikan setelah Yola bersuara. Buru-buru Ia membuka pesan dari Hannah. Ada satu gambar anting berlian pendant klasik dan sebaris pesan di bawahnya, 'Kalau kamu gak inget bentuknya, yang kaya gini'. Kalau dari keterangan waktunya, pesan ini dikirim sejak sebelum Hannah menelpon.

Belum sempat Yola menamatkan lebih detail gambar perhiasan itu, pesannya sudah ditarik. Hannah tidak mengirim apapun lagi setelah itu, tapi jelas Yola kepikiran. Diam-diam Yola menyelinap masuk ke kamar Johnny dan mendekati nakas yang dimaksud oleh Hannah. Setelah berusaha sedikit untuk mencari, Ia akhirnya menemukan benda berkilau dengan harga yang tidak bisa Ia bayangkan itu terselip di antara vas bunga dan kotak jam tangan milik Johnny.

Hatinya bergemuruh luar biasa sambil menatap perhiasan di tangannya dan Johnny yang tertidur pulas secara bergantian. Dadanya sesak, rasanya ingin berteriak tapi tenggorokannya seolah tidak mau mengeluarkan suara apapun. Yola turun dengan air mata berlinang, lalu menangis sejadi-jadinya di dekat kolam.

WE'VE GONE TOO FARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang