10

1.8K 161 6
                                    


Siang itu, matahari menumpahkan cahayanya dengan penuh. Cuaca hari ini terhitung sedikit panas dan berangin, berbeda dihari hari sebelumnya yang selalu bersuhu lebih rendah.

Sebagian pegawai kantor terlihat memenuhi kios es dan kopi dibagian kantor gedung. Sebagian terlihat mengantre dibagian tempat makanan berat, memilih memenuhi isi perut dahulu sebelum mendapatkan makanan pendamping.

Berbeda dengan Taehyung dan Jihoon yang memilih duduk dibagian paling pojok. Meja dihadapan mereka terdapat jus dan es kopi.

Taehyung masih menatapi jus stroberinya yang hampir tidak dingin lagi karena didiamkan pemiliknya hingga beberapa menit lalu, terlihat dari bulir bulir air yang berembun menetes digelas jusnya.

Dihadapannya, Jihoon dengan tatapan menghunusnya masih setia menunggu Taehyung membuka mulut, menunggu kejelasan kekasihnya tentang status mereka yang sebelumnya mengambang, ya dia berharap Taehyung masih menjadi kekasihnya saat ini ataupun seterusnya.

" kamu hanya akan diam saja ? Sudah tidak lagi menganggapku ada ? "

Akhirnya Jihoon yang memulai percakapan dengan serius, rautnya tidak coba untuk dia sembunyikan bahwa dia benar benar sangat kesal menjurus ke kecewa saat ini.

" Hoon-ah, aku sebenarnya tidak ingin membuatmu sakit__"

" __tapi kamu sudah Tae, "

Jihoon memotong kalimat Taehyung dengan nada sedih dan nan emosi, air mata sudah menganang dipelupuknya tapi dia tahan mati matian karena tidak ingin ada drama ditempatnya bekerja. Dia cukup tahu malu dengan tidak membuat kekacauan dengan berteriak teriak atau mengamuk, walaupun sebenarnya dia sangat ingin.

" iya...maafkan aku, kata brengsek saja memang tidak cukup untukku, tapi aku punya alasan "

" aku tidak bisa begitu saja menerima kemauanmu tempo hari, beri alasan yang jelas dan masuk akal ! Kita tidak bisa dengan mudah berpisah, kamu tahu sendiri orangtuaku sudah berharap padamu "

Taehyung termenung sesaat, semuanya begitu runyam dan rumit memenuhi isi kepalanya. Perbuatan bodohnya membuat semua orang yang dia sayangi kecewa, Jungkook yang harus menanggung beban, kekasihnya yang harus dia tinggalkan dengan rasa kecewa, dan orangtua Jihoon yang mau tidak mau harus membencinya karena membuat anak mereka tersakiti. Tapi dia tidak punya pilihan lain, setidaknya Jihoon bisa mendapatkan seseorang yang bisa menjaga dan menghargainya lebih baik dari Taehyung.

Sedangkan Jungkook, dia membawa darah daging Taehyung ditubuhnya, yang tidak mungkin dia abaikan. Mau bagaimanapun Taehyung adalah tersangka utama pelaku kesalahan terbesar ini. Dia harus memilih mana yang paling penting.

Walaupun Jungkook tidak menuntut tanggung jawabnya, yang dimaksudkan adalah sebuah pernikahan, setidaknya dia harus mendampingi Jungkook mengurus calon bayinya.

Dibalik rasa penat dan permasalahan rumit saat ini di otaknya, Taehyung tidak bisa membohongi hatinya bahwa diapun merasa sedikit antusias akan ada bayi dihidupnya. Untuk mendapatkan itu dia harus memilih dengan mengorbankan salah satunya.

Menyimpan rasa membuncah membayangkan bayinya untuk nanti, saat ini dia harus membereskan urusannya dengan Jihoon dahulu, walaupun rasa bersalah yang amat besar melingkupi perasaannya pada Jihoon. Tapi semuanya harus selesai, lebih cepat lebih baik.

" aku minta maaf lagi Hoon-an, kesalahanku amat besar. Aku tidak mau dengan terus berhubungan denganmu, maka kesalahanku akan semakin bertumpuk dan semakin menyakitimu. Aku mengakui aku melakukan hal bodoh dibelakangmu__"

"__apa maksudmu ? Dibelakangku ? "

" maafkan aku "

" kamu akan terus berucap maaf tanpa penjelasan yang bisa membuatku mengerti ? "

We are...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang