Akhir pekan ini Jungkook menghabiskan waktunya dengan bermalas malasan didalam kamar, matanya sudah terbuka sejak matahari belum menampakan dirinya di bumi tetapi tubuhnya hanya dibiarkan berbaring, telentang dan kadang berputar menghadap samping kiri dan kanan. Dia kira matanya akan kembali mengantuk, tetapi hingga pukul sepuluh menjelang siang dia masih terjaga dan tidak melakukan kegiatan apapun selain berbaring malas.
Hari ini Jungkook sengaja tidak datang ke Cafe miliknya, ada Seokjin yang akan berkujung hari ini jadi dia ingin beristirahat dengan bergelung diranjang ditemani selimutnya yang hangat di apartement.
Dari malam sebelumnya hingga pagi ini rumah nampak sunyi, hanya suara detik jarum jam yang terdengar dikamar Jungkook. Biasanya ada suara Taehyung yang merecokinya untuk dibuatkan sarapan jika Jungkook masih mendekam dikamarnya, tapi hari ini Taehyung sedang pergi dengan Jihoon, merealisasikan keinginan kekasih modelnya dengan pergi berlibur berduaan, Jungkook bahkan ikut membantu memilihkan sepatu untuk Taehyung sebelum pergi tadi malam, sebenarnya ingin membuat pengakuan yang pasti sangat mengejutkan untuk sahabatnya itu, tapi ragu masih menyelimuti hati dan pikirannya serta belum siap jika mendapat penolakan nanti membuat hubungan pertemanan mereka memburuk dan hancur, sekelibat Jungkook berpikir tidak apa dia mengurus dirinya dan bayi ini sendiri tanpa bantuan Taehyung tetapi betapa jahatnya jika Jungkook sama sekali tidak memberi tahu keberadaan janin yang masih gumpalan darah tersebut kepada Taehyung, bagaimanapun jawaban Taehyung nanti dia tetap berhak tahu, jadi setelah ditimbang kembali mungkin nanti diwaktu yang tepat akan Jungkook beritahu.
Saat ini dibiarkan Jungkook membuang waktunya dengan bersantai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari Minggu saat waktu menunjukan pukul sepuluh malam lewat lima belas menit, Jungkook sedang menonton tv diruang bersantai, saking fokusnya dia tidak mendengar suara pintu yang dibuka. Mulutnya sedang mengunyah buah apel yang sengaja dia potong kecil kecil karena sebelumnya perutnya terasa mual, untung saja tidak sampai memuntahkan isi perutnya yang susah payah dia isi walaupun tidak nafsu makan. Penghuni perutnya sudah mulai menunjukan eksistensinya dengan memberontak sekarang, Jungkook mungkin harus membiasakan diri kalau dia tiba tiba mual tidak tahu waktu dan tempat nanti.
Janin
Bayi
Anak
Astaga, semuanya seperti mimpi. Dia tidak menolak kehadirannya, tetapi dia sangat menyesali kecerobohannya dengan Taehyung.
" darl...belum tidur ? "
Jungkook menoleh saat suara yang sangat dikenalnya membuyarkan pikirannya dan pandangan dari tv, wajah Taehyung terlihat lelah, dia melepaskan sepatu dengan asal dan menaruh ransel sembarang didekat sofa.
" hai...sudah pulang ? Liburanmu menyenangkan ? "
Jungkook bergeser sedikit kekiri di sofa tempatnya duduk, membiarkan Taehyung mengambil tempat duduk disampingnya, tangan Taehyung beralih membuka kancing coat coklat yang dia pakai.
" hmm, ya lumayan..."
" kenapa jawabanmu seperti itu ? Harusnya kamu senang bisa liburan dengan Jihoon "
KAMU SEDANG MEMBACA
We are...
FanfictionHubungan mereka hanya sebagai teman, tetapi tidak ada teman yang menghangatkan ranjang satu sama lain, dan mereka tidak keberatan dengan itu. Apakah kehadiran sosok lain akan mengubah hubungan mereka ?