Siang ini Jungkook sedang memeriksa pendataan bahan kebutuhan Cafe'nya, membulak balik kertas, mencatat pada note bahan apa saja yang stoknya sudah mulai menipis lalu melaporkannya pada Seokjin, dia yang akan mengurus penyediaan bahan nanti.Lalu waktu menunjukan pukul satu siang, saatnya perutnya diisi tetapi karena Jungkook belum terlalu lapar, dia hanya mengambil satu roti dan segelas milkshake pisang yang dia minta pada koki pastry di tokonya.
Dia menikmati makan siang sederhananya disalah satu kursi ujung di Caffe, nafsu makannya berubah beberapa hari ini, jika tidak memaksakan untuk mengisi perut, Jungkook bisa tahan hanya dengan memakan selembar roti pada pagi hari dan itu bisa bertahan hingga malam hari, tetapi dia tidak terlalu mencemaskan perihal tidak nafsu makannya, hitung hitung tidak perlu diet karena biasanya nafsu makannya akan kembali normal pada saatnya nanti.
" boss ingin tambah kue yang lain ? "
Itu Neo pegawainya yang paling muda, belum melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi karena tidak lama setelah lulus sekolah menengah atas dia bergabung dengan Jungkook ditempat ini, katanya fokus dulu mengumpulkan uang untuk sekolah adik kecilnya.
" terima kasih, tapi ini saja cukup...kamu sudah makan siang ? "
" sudah boss, bergantian dengan kak Honie tadi..."
" oke, oh...nanti aku butuh bantuanmu dan beritahu Honie untuk membantu jika stok dari kak Seokjin nanti malam datang "
Saat bahan datang memang butuh beberapa orang untuk mengangkat beberapa dus dan memindahkannya kegudang penyimpanan, belum lagi harus ada pengecekan barang ulang agar tidak ada barang yang tertinggal atau kurang.
" baik boss "
Pintu Caffe berdenting sekali, ada pengunjung masuk, Jungkook mempersilahkan Neo kembali ketempatnya ada Ryu yang membantu jadi Jungkook masih melanjutkan makan siangnya, tapi saat pandangannya tidak sengaja mengarah pada pengunjung tadi, kunyahan dimulutnya terhenti sesaat.
" hai Jihoon...sedirian ? "
" hai Jung, lama tidak bertemu..."
Jungkook tidak terlalu suka jika membuka obrolan dengan Jihoon, mereka sudah saling mengenal dari Taehyung tentu saja, tapi saat berbicara dengannya pembawaan Jihoon selalu terasa acuh dan sedikit arogan.
Dan Jungkook mau tidak mau menyapa atau nanti dia dicap sombong oleh kekasih sahabatnya ini, sebenarnya Jungkook juga tidak peduli tapi dia masih menghargai Taehyung untuk menghargai kekasihnya.
" ya Jihoon, kopi disiang hari ? "
" humm aku butuh kafein karena hari ini cukup sibuk "
Jihoon memesan kopinya dan beberapa kudapan ringan, sesudah membayar dan selagi menunggu dia menempati kursi kosong didepan Jungkook, kedua tangannya bersedekap dengan mata tidak lepas menatap Jungkook.
" Aku dan Taehyung akan pergi akhir minggu nanti, mungkin menginap..."
" baguslah...dan kenapa aku harus tahu kegiatan kalian ? "
" aku hanya memberitahu, kamu tidak keberatankan Taehyung menghabiskan waktu denganku ? Dia sudah terlalu lama hidup denganmu "
" apa maksudmu ? "
Jungkook meninggalkan sisa rotinya dimeja, masih dengan raut tenang menanggapi Jihoon, untuk saat ini.
" kenapa kamu betah sekali menempeli Taehyung ? kalian bahkan sudah lulus kuliah lama sekali dan kalian masih tinggal bersama ? Salah satu faktor hubungan kami yang selalu berselisih paham itu gara gara kamu ! "

KAMU SEDANG MEMBACA
We are...
FanfictionHubungan mereka hanya sebagai teman, tetapi tidak ada teman yang menghangatkan ranjang satu sama lain, dan mereka tidak keberatan dengan itu. Apakah kehadiran sosok lain akan mengubah hubungan mereka ?