Sore itu di cafe, saat pukul empat lebih sepuluh menit, diruang kerjanya Jungkook sedang menyusun laporan yang sudah dia cetak untuk didiskusikan dengan Seokjin lusa nanti.
Saat tiba tiba saja Jungkook menerima panggilan telepon dari sambungan luar negeri, keningnya menyernyit heran. Sudah lama sekali sejak terakhir dia ditelepon orang yang mengklaim dirinya super sibuk atau bisa Jungkook katakan pura pura menyibukan diri.
Itu ibunya, yang kelewat bebas di negeri orang, lima puluh persen urusan bisnis dan lima puluh persen bersenang senang. Jungkook tidak pernah mencoba melarang atau membatasi sifat ibunya yang sudah seperti itu sejak Jungkook lahir mungkin. Karena ibunya pun membebaskan pilihan Jungkook, tidak pernah ikut campur apapun kemauan anaknya jadi Jungkook pun menghormati kemauan ibunya selama itu tidak menyusahkan Jungkook.
" Jessi...hello, Jungkook is here "
" anak nakal, aku ini ibumu..."
Jungkook tergelak mendengar ibunya sudah berteriak diseberang sambungan. Ibunya memang yang paling baik untuk membuat moodnya naik.
" maaf bu, bagaimana kabarmu disana ? Sudah bosan bersenang senang ? "
" tidak mungkin aku bosan darl, kamu tahu itu...pria disini tidak seperti pria di negaramu, kecuali Taehyung, bagaimana kabar pria tampanku itu ? "
" ibu tidak menanyakan kabarku tapi menanyakan kabar Taehyung. Kamu masih ibuku atau tidak ? "
Jungkook menjawab setengah jengkel, tahu sekali tabiat ibunya yang akan berlaku baik pada pria pria tampan. Sekarang bisa tahu panggilan darl yang Taehyung gunakan dia dapat dari mana.
Ibunya tertawa menimpali, untuk ukuran usia orangtua, Jessi Jeon masih terlihat seperti teman sebaya Jungkook jika bersanding berdampingan.
Seluruh uang yang dihasilkan ibunya, selalu dihabiskan dengan perawatan tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki, tidak ada yang terlewat. Tubuh ibunya adalah bentuk ideal yang mahal walaupun sudah berumur setengah abad." dia tampan darl...aku jujur untuk itu. "
" yeah...anakmu ini memang tidak ada apa apanya dibanding Taehyung-mu "
" kamu itu manis...sepertiku, jika kamu ikut dengan ibu, pria disini suka type wajah yang sepertimu "
" tidak, terima kasih "
Perbincangan ibu dan anak itu terus mengalir hingga waktu menunjukan pukul hampir lima sore, obrolan yang diawalin candaan dan sapaan rindu itu hampir berakhir jika saja Jungkook tidak membuka fakta bahwa dirinya yang sedang berbadan dua dibeberkan kepada ibunya. Nada terkejut tentu tidak terelakan didapati Jungkook, memang selalu seperti ini sesuai perkiraannya.
" fucking shit...anak nakal, aku akan menjadi seorang nenek ? Really ? Oh...god, aku tidak tahu harus sedih atau senang. Apa itu Taehyung ? Aku akan senang jika itu putera Taehyung..."
" eumh, ya...bayi ini miliknya dan milikku tentu saja, dan ibu...gendernya belum diketahui, jangan mendahului menyebutnya putera jika mungkin saja dia perempuan "
" kamu...benar benar Jeon, aku harus memukul pantatmu jika nanti bertemu. Aku ingin cucu laki laki, omong omong. Beri tahu Taehyung untuk menghubungiku jika ingin cucunya ku akui "
Jungkook merotasi bola matanya jengah, ibunya benar benar luar biasa. Tidak ada bentakan marah atau kesal, dia tahu ibunya hanya bergurau.
" oke bu...aku harus menutup panggilannya, aku harus pulang sebelum jalanan diluar berubah gelap "
" just wait, berapa usianya sekarang...? Aku tentu harus menengoknya nanti bukan ? "
Jungkook tersenyum hangat, ibunya itu sangat benci mengunjungi negara tempat tinggal Jungkook, memiliki kenangan buruk disini setahu Jungkook tapi dia tidak tahu detailnya, jadi selama ini Jungkook yang akan mengunjungi ibunya jika saat rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We are...
FanfictionHubungan mereka hanya sebagai teman, tetapi tidak ada teman yang menghangatkan ranjang satu sama lain, dan mereka tidak keberatan dengan itu. Apakah kehadiran sosok lain akan mengubah hubungan mereka ?