Part 27 Japan 🇯🇵 III

10.9K 1.1K 572
                                    

Hari sudah mulai gelap seharian ini jennie merasa hatinya layaknya roller coster yang naik turun dari tekanan, di pagi ia sangat kesal akibat meeting tidak di harapkan dengan ucapan kebencian dari sang lawan bicara sedikit mengubah mood nya menjadi kesal

Namun ketika menjelang sore perasannya merasa jauh lebih baik, semua itu karena perempuan cenayang yang sudah seperti hantu. Ya benar, si tubuh cungkring memang akhir-akhir ini menghantui pikiran jennie setiap saat dari semua sikap dan sifat lisa yang di berikan padanya

Limju telah terlelap akibat kelelahan berlebihan setelah berpuas bermain di kamar bersama kedua orang yang sangat ia cintai, tak hentinya jennie memandangi sang putra sembari tersenyum secara tiba-tiba di tengah tidurnya mungkin limju sedang mimpi indah pikir nya

"Kau tau sayang, mommy sangat menyayangi mu. Hanya kamu harta satu-satu nya bagi mommy"

Cuppp

Jennie kecup dahi limju sembari menepuk-nepuk pahanya supaya terlelap lagi, tak terasa sudah lebih dari 1 bulan lalisa berada di dekatnya. Bila boleh jujur ada rasa yang tak bisa jennie katakan di dalam sana, hanya butuh keyakinan untuk bisa tau jawaban semua itu

"Dia memang manis, terutama sikapnya. Aku tau lisa salah satu kebahagian limju, bagaimana caranya aku bisa memisahkan keduanya" kekehnya di akhir

Jennie mengambil boneka nini yang berada di sebelah ia berbaring, ia usap penuh lembut wajah hingga telinga sosok boneka yang sudah menemani nya selama bertahun-tahun. Mungkin lewat boneka nini, ia bisa mengutarakan semua keinginan atau pun curahan hati setiap saat ia butuh

"Hai nini, terimakasih telah setia padaku hampir 8 tahun ini. Aku tau kau pasti lelah selalu menjadi teman sekaligus sahabatku, meskipun aku sudah punya limju takkan pernah bisa menggantikanmu dihatiku" ia tersenyum lalu membawa nini ke dalam pelukannya

"Nini, kasih tau padaku rasa apa ini? Apakah aku benar-benar sudah bisa membuka hatiku? Aku tidak terlalu yakin, ya pada awalnya ketika melihat nya jelas pikiranku tertuju pada limario" ia hela nafasnya mencoba agar lebih tenang

"Namun lagi-lagi batinku berkata lain, mereka orang yang berbeda. Limario sudah bahagia di sana benarkan nini?" jennie menjeda kalimatnya

"Tapi kenapa wajah mereka sangat mirip? Berkali-kali aku menyangkal jika limario belum meninggal sehingga ia berubah menjadi lisa, aku tau ini aneh. Ya aku sangat aneh" frustasinya mengacak-acak rambutnya

Siapapun orang yang menjadi jennie pasti tidak akan semudah itu bisa melupakan seseorang yang telah merebut hatinya selama bertahun-tahun, apalagi keduanya matang memikirkan masa depan meski takdir tuhan berkata lain limario meninggalkan benih padanya

Di saat ia mulai menjalani hidup barunya bersama putra semata wayangnya tiba-tiba perempuan datang berwajah mirip dengan limario, hati siapa yang tidak berkecamuk. Kepada siapa jennie akan marah? Ia hanya mengikuti alur hingga kenyataan lalisa sudah mengenalnya selama 8 tahun lalu

"Tuhan, jika kau membiarkan aku jatuh cinta lagi tolong berikan itu pada orang yang tepat. Aku hanya ingin bahagia bersama putraku, pilihlah dia sebagai seseorang yang bisa menjaga kami dan menyayangi kami tanpa kebohongan serta pamrih. Aku percaya padamu?"

Sedikit menitikan air matanya jennie beranjak menuju kamar mandi ingin menghapus make up kecil yang ia poles setelah mandi sore tadi, setelah mengingat betapa baiknya tuhan padanya selama ini jennie yakin pasti akan ada jalan menuju masa depan

Kring.. Kringg.. Kringg

"Haish, baru saja mau membasuh muka" kesalnya mau tak mau mengangkat telepon dari ponselnya di ranjang

Look the Same (Jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang