(14) Percikan Api

63 10 2
                                    

Seungwoo mengetuk pelan pintu ruangan atasannya, kemudian melangkah masuk saat suara dari dalam menyahut memberi izin. Ia menutup kembali pintu di belakangnya dengan sangat rapat, seolah takut orang lain akan mengganggu privasi mereka.

Perlahan langkahnya membawanya mendekat pada sosok lelaki yang sedang duduk di balik meja pimpinan. Tubuh lelaki itu menyamping, membiarkan pandangannya menembus jauh melewati dinding kaca. Tangannya bertaut menumpu dagu, ia sedang berpikir hingga tak menyadari kehadiran Seungwoo.

"Permisi, Pak," tegur Seungwoo, membuat lelaki itu menoleh lalu memutar kursi untuk menghadapnya. "Ada perlu apa Pak Chanyeol manggil saya sepagi ini? Nggak biasanya," tanya Seungwoo setelah ia dipersilakan duduk.

Atasannya yang bernama Chanyeol itu mendesah berat. "Ada berita buruk, Woo," jawabnya.

"Berita buruk? Tentang apa, Pak?"

"Penjualan produk Lunar menurun drastis," jawab Chanyeol seraya mengangsurkan iPadnya yang menampilkan grafik penjualan produk pada Seungwoo. Garis berwarna merah menukik turun dari persentase sebelumnya. Membuat Seungwoo menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa bisa begini?" tanyanya heran.

"Kamu belum liat berita gosip? Pasti anak-istrimu lebih dulu tau soal ini."

"Hhh, mana sempat baca berita gosip, Pak? Saya juga nggak suka ngikutin berita gosip."

Chanyeol menarik kembali iPadnya. Jari telunjuknya sibuk bergulir, pindah dari satu menu aplikasi ke menu lainnya. Ia membuka kolom pencarian di google, mengetikkan sebaris kalimat, kemudian menyerahkan kembali iPadnya pada Seungwoo setelah membuka laman berita yang dicarinya.

'Artis papan atas Juliette Kim terlibat kasus penyerangan terhadap lawan mainnya di sinetron terbarunya. Karirnya terancam punah.'

Headline berita yang tercetak tebal itu memberi Seungwoo pemahaman tentang permasalahan yang disampaikan Chanyeol. Tanpa membaca seluruh beritanya pun ia paham akan apa yang sedang menimpa perusahaan tempatnya bekerja.

Nama seorang selebriti yang tertulis dalam berita itu adalah brand ambassador untuk produk skincare terbaru mereka. Penjualan di kuartal pertama sangat pesat, selain karena konsep marketing yang menarik, brand ambassador yang mereka pilih juga berpengaruh besar terhadap penjualan.

Melihat hasilnya yang menurut Seungwoo sukses besar, ia yakin bisa mengajak keluarganya jalan-jalan ke luar negeri saat liburan nanti. Seungwoo bahkan sudah bisa mengisar nominal yang akan diperoleh perusahaan dari hasil penjualan produk tersebut, juga bonus yang akan diterimanya, mengingat dirinya adalah marketing supervisor saat ini.

Namun, masalah ini luput dari antisipasinya. Dia tidak tahu pengaruh dari modelnya akan berdampak besar pada penjualan. Dan berita ini membuat Seungwoo tiba-tiba sakit kepala, bahkan sebelum sempat memikirkan kemungkinan buruk lainnya.

"Jadi, kita harus gimana, Pak?" tanyanya pada Chanyeol.

"Jalan satu-satunya adalah putus kontrak dengan Juliette Kim dan cari BA baru. Kita nggak bisa ulur waktu lebih lama, harus segera ini. Biar kerugiannya nggak semakin naik, Woo."

"Oke. Akan saya diskusikan segera dengan bagian CRM buat cari gantinya."

"Iya, Woo. Segera, ya. Produk ini sudah jadi primadona perusahaan kita, sayang banget kalo sampe gagal."

"Saya usahakan semuanya kembali normal, Pak. Terima kasih juga Pak Chanyeol sudah berbagi informasi."

"He'em. Kita agendakan rapat, ya? Sekarang, kamu boleh kembali ke ruanganmu."

"Terima kasih, Pak. Saya permisi." Seungwoo bangkit dan berlalu dari ruangan Chanyeol. Meninggalkan atasannya itu kembali larut dalam renungan panjang.

♧♧♧

KELUARGA PELANGI  [VICTON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang