Seungwoo meletakkan sebuah undangan berbahan karton tebal di meja tepat di depan Seungsik yang sedang mengemas pesanan kukis. Istrinya itu melirik sekilas pada sampul undangan. Ia merasa tak perlu membaca isinya dengan cukup hanya melihat logo di bagian sampul.
"Kapan acaranya?" tanya Seungsik.
"Minggu depan," jawab Seungwoo seraya menghempaskan pantatnya di samping Seungsik. Lelaki itu menyandarkan kepala ke sandaran sofa sambil melonggarkan dasi. "Telepon Abang, ya, Ma. Minta dia pulang minggu depan," imbuhnya mengingatkan Seungsik.
"Pa, ini harus banget, ya, bawa anak-anak? Mereka udah pada gede, lho, pasti udah nggak mau diajak ke pesta perusahaan kayak gini."
"Hmm, kalaupun bisa, tadinya Papa juga mikir begitu, Ma. Tapi, kan, Mama tahu sendiri bosku orangnya gimana. Sekali dia bilang ini pertemuan keluarga, ya, berarti seluruh keluarga harus dibawa. Mama mau ditanya-tanyain bininya Pak Choi yang cerewet itu kalau ada satu aja keluarga kita yang nggak ikut?"
Seungsik mendengkus. Pasalnya ia tahu betul bagaimana istri bos suaminya itu selalu ingin tahu banyak hal. Setiap menghadiri pesta di perusahaan tempat Seungwoo bekerja, sebisa mungkin Seungsik menghindari mengobrol dengan Nyonya Choi.
"Chan juga diajak, nih?"
"Iya, kayak biasanya."
"Ya udah, nanti Mama bilang si Abang sama Chan. Dresscodenya?"
"Monokrom. Mama siapin kostumnya, ya. Jangan lupa baju anak-anak juga."
"Siap. Dah, Papa mandi dulu sana. Mama mau siapin makan malem."
"Anak-anak belum pulang?"
"Bentar lagi, masih dijemput Chan."
"Oke. Aku mandi dulu, ya." Seungwoo beranjak dari duduknya, mengecup kening Seungsik sekilas, lalu melangkah ke kamarnya.
♧♧♧
Annual Family Gathering yang diselenggarakan rutin tiap tahun oleh Golden Glove Enterprise, perusahaan tempat Seungwoo bekerja, kali ini diadakan di ballroom sebuah hotel bintang lima. Pertemuan seluruh keluarga perusahaan ini dibuat semeriah dan semewah mungkin untuk merayakan anniversary perusahaan. Semua karyawan--mulai dari cleaning services hingga jajaran direksi--diundang tanpa pengecualian, lengkap beserta keluarga mereka. Bukan keluarga perusahaan yang dimaksud, melainkan keluarga mereka di rumah.
Keluarga Seungwoo juga tak pernah absen menghadiri pesta besar ini tiap tahunnya, hingga anak-anaknya hafal apa yang harus mereka persiapkan tiap menjelang pekan akhir bulan Maret. Sejun yang tak tinggal di rumah pun terpaksa pulang demi menuruti permintaan papanya. Tadinya ia menolak ikut karena merasa dirinya tidak cocok dengan pesta yang dihadiri teman-teman sebaya orang tuanya ini, tetapi Seungsik terus membujuknya hingga mau tidak mau Sejun mengiakan permintaan sang Mama.
Seungwoo sekeluarga tiba di tempat acara sepuluh menit lebih awal dari waktu yang ditentukan dalam undangan. Ia memasuki pintu masuk aula dengan setelan terbaru yang membuatnya tampak gagah. Di sampingnya, Seungsik yang mengenakan gaun broken white yang menjuntai melewati mata kaki turut melangkah anggun sambil menggandeng lengannya. Di belakang mereka mengekor si kembar--Byungchan dan Hanse, lalu diikuti ketiga bujang--Chan, Sejun, dan Subin--di barisan paling belakang.
Saat Seungwoo sekeluarga melangkah masuk, bisa dipastikan hampir semua mata mengarah pada mereka, kemudian orang-orang yang berbincang berkelompok-kelompok itu tampak berbisik-bisik dengan pandangan yang tak lepas dari keluarga Seungwoo. Sebagian orang dengan tulus memuji pesona mereka, sebagian lagi malah julid dan menganggap Seungwoo hanya menumpang makan dengan membawa seluruh keluarganya kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGA PELANGI [VICTON]
FanficDua puluh tahun menikah dan dikaruniai empat orang anak yang mulai beranjak dewasa membuat Kirana bersyukur bisa bertahan sejauh ini mengingat ia pernah ingin menyerah di awal pernikahan. Ia bahagia dikelilingi orang-orang tercintanya, suaminya Seno...