Byungchan menatap papan nama kelasnya dengan agak tidak suka. Bahkan ia hanya berdiri di depan kelas agak lama, seolah enggan masuk. Pasalnya dirinya kecewa saat menemukan namanya dan nama Hanse terpisah. Ya, mereka beda kelas.
Dirinya sudah enam belas tahun bersama-sama Hanse tanpa terpisah jarak sedikit pun. Sejak dari perut Mama hingga duduk di kelas sembilan, mereka selalu bersama. Rasanya aneh jika setengah hari selama setahun ke depan akan ia lalui tanpa ada Hanse. Seperti ada bagian dirinya yang hilang.
"Woi, Byung! Ngapain bengong? Ayo masuk!"
Byungchan tersentak ketika seseorang menegurnya. Ia menoleh dan menemukan temannya yang paling menyebalkan sudah berdiri tepat di sampingnya dan tengah merangkul pundaknya.
"Jungkook! Lu ngagetin, tau nggak?"
"Ya, lu ngapain bengong di sini? Kenapa nggak langsung masuk? Ntar nggak kebagian bangku, loh."
"Iya, ini gue mau masuk. Cuma mastiin aja, ini bener kelas gue apa bukan."
"Banyak alesan." Tanpa babibu lagi, temannya yang dipanggil Jungkook itu mendorong Byungchan hingga masuk kelas.
Keduanya mencari-cari posisi yang nyaman untuk ditempati, mengingat mereka akan berada lama di kelas ini.
"Gue duduk sini aja, Kook. Lu mau duduk sama gue?" Byungchan menghampiri bangku di barisan tengah deret kedua dari depan. Gadis itu langsung meletakkan tasnya tanpa ragu.
Sedangkan Jungkook tampak berpikir, "Ng... nggak, deh. Di belakang aja yuk, Byung. Posisi di depan, tuh, gak aman."
"Lu kalo duduk di belakang mulu, lama-lama bodoh, loh."
"Kata siapa?"
"Om Namjoon yang bilang."
"Jangan bawa-bawa Om gue, dong. Gue, kan, jadi nggak enak."
"Apa, sih, ribut-ribut? Masih pagi juga." Seorang siswa yang baru masuk kelas menimpali perdebatan mereka.
Byungchan dan Jungkook spontan beralih ke sumber suara itu. Saat orang itu semakin mendekat, keduanya kompak membuang muka.
"Kalian nggak suka gue di sini?" tanya si pemilik suara yang bingung dengan sikap kedua temannya.
"Gue lupa kalo Jaehyun juga di kelas ini," gumam Jungkook.
"Tuh, duduk sama Jaehyun aja di belakang," ujar Byungchan pada Jungkook.
"Loh, Sese nggak di kelas ini, Byung?" Si pemilik suara yang bernama Jaehyun itu bertanya lagi.
"Nggak, makanya gue bete, soalnya nggak bareng Sese." Byungchan menekuk muka dan mengerucutkan bibirnya, membuatnya terlihat menggemaskan sampai-sampai dua cowok di depannya ingin sekali mencubit bibirnya itu.
"Nggak apa-apa, sekali-kali kamu harus belajar pisah dari Sese. Jangan selalu bergantung ke dia. Nggak bosen apa berdua mulu dari masih zigot?" Jaehyun menasihati, tetapi nada bicaranya terdengar seperti protes.
"Bener, Byung. Kan, udah ada kami di sini. Jangan takut bakal nggak punya temen." Jungkook menambahi.
"Iya, iya. Udah, deh, kalian cari bangku dulu aja sana. Ntar nggak kebagian, mau ngedeprok di lantai?" Byungchan mengusir kedua temannya itu dengan nada gusar.
"Iya, iya. Galak amat, sih?"
Jungkook dan Jaehyun berlalu ke deret paling belakang. Mereka memilih bangku di dekat jendela setelah sedikit berdebat karena tadinya Jaehyun mau duduk dengan Byungchan, tetapi Jungkook tetap memaksanya agar duduk dengannya. Akhirnya, mau tak mau ia pun mengikuti Jungkook yang menyeretnya paksa.
Bagi Jungkook, deret paling belakang adalah spot ternyaman di dalam kelas. Ia bisa bermain saat bosan atau tidur saat gurunya hanya mendongeng.
Dulu saat SMP, Byungchan dan Hanse juga begitu (mereka sudah satu sekolah sejak TK). Mereka ikut duduk di bangku paling belakang, tetapi sekarang Byungchan mau berubah, ia ingin nilai akademiknya ada kemajuan, capek kalau harus ditambah les ini-itu karena nilainya kurang. Jadilah Byungchan memilih duduk di depan supaya bisa fokus belajar.
"Ehm, permisi. Kursinya kosong?" Sebuah suara lembut mengalihkan atensi Byungchan dari ponselnya.
Seorang cowok tampan sedang berdiri di hadapannya menunggu jawaban. Byungchan terkesima sejenak. Hanya beberapa detik sebelum ia kembali sadar.
"Oh, iya kosong."
"Aku boleh duduk di sini?"
"Boleh. Duduk aja." Byungchan menggeser tasnya di meja lebih dekat ke arahnya untuk memberi ruang bagi teman barunya itu.
Cowok itu kemudian melepas ranselnya dan duduk di kursi samping Byungchan.
"Oh ya, kenalin, aku Eunwoo," ujar cowok itu seraya mengulurkan tangannya ke arah Byungchan. Ia terseyum lebar hingga sepasang matanya nyaris menutup. Manis sekali.
Byungchan membalas uluran tangannya juga sambil tersenyum, menampilkan sepasang lesung pipinya yang dalam. Membuat cowok bernama Eunwoo itu membeku beberapa saat.
"Byungchan."
Pintu kelas tiba-tiba terbuka saat kelas sudah dimulai sejak sepuluh menit yang lalu. Seorang siswa berdiri di sana dengan napas ngos-ngosan. Ia tidak langsung masuk. Matanya menyapu seluruh ruangan sementara dirinya menetralkan napas, kemudian terdiam saat ia melihat ke meja guru.
Guru perempuan yang cantik itu tersenyum ramah. Tampaknya ia tidak ingin membuat kesan buruk terhadap murid-muridnya di hari pertama masuk sekolah.
"Masuk. Jangan lupa tutup pintunya, ya," perintahnya pada siswa yang baru datang itu.
Setelah melaksanakan perintah, siswa lelaki itu menghampiri meja guru dengan kepala tertunduk.
"Maaf, saya terlambat, Bu. Rumah saya jauh, tadi ketinggalan angkot, jadi harus nunggu sampe angkot berikutnya berangkat," jelasnya tanpa diminta.
Guru cantik itu hanya mengangguk-angguk maklum. "Oke, nggak apa-apa. Tapi hari ini aja, ya, karena ini hari pertama jadi Ibu maafkan. Besok dan seterusnya jangan diulangi."
"Iya, Bu. Saya minta maaf."
"Siapa nama kamu?"
"Mingyu, Bu. Kim Mingyu."
"Baik, Mingyu, kamu boleh duduk. Ada dua bangku kosong, terserah kamu mau duduk di mana."
Mingyu setengah membungkuk sambil mengucapkan terima kasih. Ia lalu memilih salah satu dari dua bangku kosong yang tersisa. Pilihannya tepat berada di depan bangku Jungkook dan Jaehyun.
Sejak pintu kelas dibuka dan menampilkan seorang siswa yang penampilannya setengah kusut, Byungchan tak bisa mengalihkan pandangannya dari anak itu. Ia cukup kaget mengetahui bahwa anak itu juga sekelas dengannya.
Anak itu. Seseorang yang membantunya lolos dari rasa malu. Ketua kelompoknya saat MOS kemarin. Kim Mingyu.
Duh, kenapa dia sekelas sama gue? Gue kudu gimana kalo ketemu? Nggak bisa menghindar, kan?
Byungchan pun bingung.
💙💛
.
.
.
----------------------Note:
Jadi di cerita ini aku bikin karakter Byungchan dan Hanse itu gender switch.
Sebelumnya maaf kalo mgkn ada bbrp dr kalian yg ngerasa gak nyaman dg karakternya, tp ini demi pendalaman karakter dan jalan cerita aja sih.Dukung terus book ini dg vote, kasih kritik dan saran di kolom komentar. Biar aku makin semangat nulisnya, hehe.
Tengkyu 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGA PELANGI [VICTON]
FanficDua puluh tahun menikah dan dikaruniai empat orang anak yang mulai beranjak dewasa membuat Kirana bersyukur bisa bertahan sejauh ini mengingat ia pernah ingin menyerah di awal pernikahan. Ia bahagia dikelilingi orang-orang tercintanya, suaminya Seno...