25

5.4K 310 103
                                    

Happy malam sabtu... 🙌🙌

Kangen Eins? Sasuke? Sakura? Gaara? Atau tokoh lain? 😂😂😂😂

Terimakasih atas doa dan selamat dari kalian atas pencapaianku... Seneng bisa dapat banyak doa, banyak masukan juga... Yeee...

Terimakasih juga yang sudah menunggu tokoh-tokoh milik Mashashi Kishimoto dalam peran yang aku tulis... Luv deh buat kalian semua 😘😘

Yang baru bergabung, jangan lupa follow, vote dan commentnya dari chapter 1 hingga akhir. Karena aku lihat masih ada aja, yang vote ketika di ujung aja. 😂😂

Dan,  jangan lupa juga selalu jaga kesehatan kalian dimana pun kalian berada dan apapun aktivitas kalian...

Warning : Typo, gaje, rancu, OOC

Warning : Typo, gaje, rancu, OOC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Selamat datang." Suara tegas dan lembut yang sama. Tidak banyak berubah.

"Salam, Baginda—" Sakura terbata "—Gaara!" Masih merasa linglung dengan situasi ini. Isi kepalanya meyakini jika dirinya salah ruangan.

Gaara tersenyum, "Gaara."

Sakura mengerjap sesaat. Sasuke tidak mungkin membiarkan Gaara menemuinya. Dan. Gaara tidak mungkin lolos hanya untuk menjebaknya. Pun para pengawal juga tidak mencegahnya untuk tidak pergi.

Gaara menegakkan tubuhnya, merasa canggung karena Sakura tidak banyak merespon. "Duduklah!"

Sakura tersadar. Melihat sekeliling sebentar, lalu mengikuti ajakan Gaara. Mata emerald-nya tidak melepaskan pria itu, hingga ia duduk berhadapan.

"Bagaimana bisa?" Sakura bertanya untuk memastikan, tentang kebenaran orang yang ditunggu Gaara di restoran ini.

Gaara melirik ke jendela sekilas. Ke arah Kankurou yang berada diseberang restoran. Tidak terlalu jelas karena efek kaca, tapi dia sudah tahu Kakaknya mengawal di sana.

Kembali menatap Sakura yang sejak kedatangannya sudah membuat dirinya tersesat. "Aku tidak tahu. Aku pikir Sasuke yang akan datang."

Sakura menahan napas sejenak. Bertanya-tanya, untuk apa Sasuke mengundang dirinya dan Gaara. Sedangkan yang dia tahu, pria itu sangat membenci hubungan keduanya.

"Kau memintanya?" Sakura mengingat pada hari pertama pertemuan para utusan, diakhir perjamuan Gaara mengajak Sasuke berbicara.

Gaara menuangkan teh hangat pada gelas Sakura, kecanggungan ini masih terasa. "Benar, tapi dia menolak."

Gaara memberi gerakan agar Sakura menikmati teh dan cemilan yang sudah dipesannya tadi. "Mungkin saja dia tersentil batu kerikil." Sedikit candaan berharap mengurai suasana canggung.

Sakura mendengus pelan, "Tidak mungkin." Sakura menyuruput teh untuk menghormati perjamuan Gaara.

Gaara mengangkat bahu, tanda tidak perduli tentang alasan Sasuke lebih lanjut.

My Heart, My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang