13

4.7K 404 80
                                    

Hi guys...selamat malam di pulau bantal.... 🙌🙌

Terimakasih untuk kalian yang masih menunggu aku... Eh ceritaku maksudnya 😂✌️

Warning: Typo, rancu. (maaf juga tanpa revisi, nyempetin update ini)

Notes: Oh ya di 3 fic aku (Reborn, My Lord; Dunia Shinobi; My Heart, My King), ku tegaskan lagi jika ini adalah fic harem. Dan aku ambil alur emang gak memaksa Sakura untuk bersama Sasuke gitu aja, secara cuma-cuma. Yang mentang-mentang Sasusaku, mereka lolos tanpa bersentuhan tokoh lainnya termasuk dengan sex bersama istri lain (coba ambil kehidupan poligami, suami gak mungkin anggurin salah satu istrinya). Jujur aja, kalo gak gitu, buat apa aku ambil tema harem? Mungkin disini bagi readers yang masih nyuruh aku main ke fic orang lain. Tandanya kamu gak kreatif yang maunya ngambil alur orang lain. Atau kalo nggak coba kamu aja deh yang bikin. Karena aku gak suka, yang ujung-ujungnya bikin alur karena (contoh: Sasuke selingkuh) padahal aslinya hanya salah paham yang dibuat-buat. Fic aku pasti akan dibikin Sasuke selingkuh beneran. Terimakasih. Mungkin ini jawaban untuk flamers, dedek emes, atau haters sasusaku, dan yang lebih parah haters aku (dipersilahkan go out, haram kamu dilapak aku).



HAPPY READING



"Syukurlah, Permaisuri." Setidaknya Tsunade bisa bernafas lega.

Sakura terbangun karena rasa sakit yang mendera tubuhnya. Telapak tangannya kesemutan karena terus digenggam seseorang. Ya, pemandangan pertama saat membuka mata adalah wajah cemas Sasuke yang berhadapan langsung dengan Sakura, sedang tubuhnya terduduk dilantai yang dilapisi karpet tebal.

Ringisan pelan Sakura membuat Sasuke yang larut dalam lamunan seketika tersadar. Segera memanggil Tsunade yang berada disudut lain ruangan. Sejak awal memang Sasuke belum mau melepaskan genggaman Sakura dan ikut menemani perawatannya.

"Bagaimana perkembangannya?" Sasuke bertanya tak sabar.

Sakura tak bisa mencerna situasi yang terjadi. Punggung dan perutnya perih. Ingin berteriak lebih keras tapi tak sanggup bersuara, tak bertenaga. Hanya sesekali meringis sebagai bentuk luapan rasa sakit.

Tsunade menggeleng. "Kita masih belum bisa menentukan. Tapi, sekarang lebih baik. Saya akan menemani disini. Jika--"

"Lakukan saja tugasmu! Aku akan tetap disini." Potong Sasuke cepat. Tahu apa yang akan Tsunade sarankan.

"Anda butuh sesuatu, Paduka?" Salah satu perawat bertanya saat Sakura meremas perutnya.

Semua perawat seketika sibuk dengan instruksi Tsunade. Perban dipunggung Sakura perlu diganti. Bagian intim Sakura juga berulang kali dicek karena khawatir terjadi pendarahan lagi.

"Anda makan, ya, untuk mengisi tenaga. Anda lemas karena kurang asupan makanan juga."

Sakura menutup mulut tanda tak mau. Dia bukan kelaparan tapi sakit perut.

Sasuke mendekati Sakura, meraih mangkuk bubur yang dibawa pelayan. "Tolong, makanlah! Sedikit saja." Pinta Sasuke lembut.

Sakura mendelik tak suka. Jika ia punya tenaga, ingin sekali mengusir Sasuke pergi. Karenanya, ia terkapar tak berdaya seperti ini.

"Setidaknya, lakukan demi bayi yang sedang berusaha hidup dirahimmu." Tangan Sasuke yang bebas tergerak mengelus lembut perut Sakura.

Tatapan sayu Sakura berubah horor. Dibalas senyum tipis dari Sasuke. Tapi bagi Sakura senyuman itu bagaikan ledekan atas kekalahannya.

"Itu tidak akan mungkin." Setelah cukup lama enggan bersuara, Sakura berujar lemah.

"Selamat, Paduka. Seharusnya, sejak sadar Anda sudah diberitahu. Maafkan kami yang lalai ini." Tsunade yang tidak jauh dari ranjang menjelaskan.

My Heart, My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang