14

3.9K 333 40
                                    

Selamat malam weekend guys....

Semoga kalian semua menjalani hari weekend dengan baik dan lancar, ya. Selamat menjalani rutinitas rebahan dua hari #bagiYangMenjalani

Oh iya, tidak lupa terimakasih kepada kalian yang sudah menunggu, mendukung, ngasih feedback comment and vote.... Maaf aku gak balas satu-satu apalagi cuma next, lanjut, dan kapan update.... Karena itu rata-rata isinya... So, aku jadi males bales...

Tapi, jangan lupa klik bintang dari 1 sampai chapter terakhir.. Biar gak jomplang dan aku tahu sebanyak apa sih yang nunggu cerita aku..

Oke cukup bacotnya, langsung aja, yuk...

Warning : Typo, gaje, rancu dll

HAPPY READING

Sakura terduduk di sofa tunggal dengan nyaman. Pandangannya menatap lurus pada kakaknya—Sasori yang sedang memukul betis Temari dengan rotan kecil. Agar tidak banyak gosip beredar, semua pelayan ia perintahkan untuk tidak mendekati area halaman belakang.

Ini semua bermula ketika tanpa sengaja Sasori melihat Naruto dan Temari berbincang-bincang. Seorang Jenderal yang disegani dan kepala dayang permaisuri. Siapa pun pasti akan berpikir tentang hubungan keduanya.

Sasori sangat tahu sedekat apa Sakura dan Naruto dimasa lalu, namun saat ini, bukan alasan keduanya untuk satu dalam ruang kerja. Terlebih, sejak bertemu kembali tak pernah ada kejadian baik. Pertama, terbongkarnya hubungan dengan Gaara—Naruto yang adalah tangan kanan Sasuke jelas ada dipihak mana. Kedua, gagalnya dalam mengungkap kasus Danzou—siapa lagi jika bukan Naruto yang mengambil peran.

Tak perlu lama melakukan interogasi, pada akhirnya Temari mengaku tepat dihadapan Sakura dengan pasrah. Sakura pribadi bukan orang yang ramah pada seorang pengkhianat. Hukuman dari kakaknya tidaklah seberapa. Saat ini, isi kepalanya sedang menyusun berbagai skenario untuk membuat Temari terusir dari kastilnya tanpa harus membuat kehebohan sehingga menyebabkan banyak pihak tahu kebobrokan mengurus rumah pribadi.

Hal yang paling membuatnya geram, kenyataan bahwa Sasuke berada dibalik orang terdekatnya menjadi seorang mata-mata. Sakura tak perlu bukti atau memergoki secara langsung—tindakan yang berhubungan dengan Naruto sangat jelas atas titah siapa. Artinya, dalam hal ini pun Sasuke telah melewati batas dan dia kembali mengingkari janji.

Sakura mengepalkan tangan erat kala harus mengingat kilasan balik tentang dirinya dan Sasuke. Nasihat Sasori untuk kembali bersikap seperti permaisuri biasanya pun, ingin dibantah lagi. Meski dengan begitu terbukti Sasuke tak terlalu menempelinya seperti lintah, tapi, tak ada yang akan sudi jika tahu ternyata gerak-gerikmu diketahui setiap saat.

Sasori berdiri tegak, menoleh pada Sakura yang masih tampak tenang seolah tak terpengaruh apapun. "Aku tidak perduli bagaimana nanti Klan Nara akan menanggapi ini."

Temari menggigit bibirnya keras hingga tak sadar terluka akibat menahan rasa sakit dari kakinya. Memandang Sakura penuh penyesalan. Memohon agar ia tak dikeluarkan dari kastil ini.

Biar bagaimana pun, Temari sudah terlanjur dekat dengan Sakura. Tahu bagaimana kebaikan dan ketulusannya. Ia hanya ingin negeri ini dipegang oleh orang yang tepat. Siapapun belum tentu mampu menangani kastil sebaik dan serapih jungjungannya ini. Dia sudah meyakinkan diri untuk mengabdi pada Sakura sepenuh hati.

Maka, ketika mendengar Sakura ingin membuat keributan agar terusir dari istana dalam keadaan tidak terhormat, Temari tidak terima. Terpaksa menerima tawaran Naruto. Sang Jenderal juga tak menuntut setiap detail informasi Sakura. Kecuali, sesuatu yang dapat meruntuhkannya.

My Heart, My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang