16

4.2K 403 94
                                    

Malam weekend guys...

Lama tak jumpa, ya. Maaf baru update karena aku sakit sejak terakhir post cerita baru. Ini baru beraktivitas normal lagi sekitar seminggu...

Pokoknya kalian jaga kesehatan. Jangan kayak aku yang sempat drop. Sempat panik sih, sakit dalam pandemik kayak gini... Tapi alhamdulillah aman..

Warning : Typo, gaje, rancu






HAPPY READING









"Baginda! Kami menuntut keadilan untuk permaisuri!" Mikoto bersama dengan Kizashi masih tidak berhenti meminta hukuman untuk Hinata.

"Baik Permaisuri atau Selir Agung sedang mengandung. Menjebloskan ke dalam penjara sangat terlarang untuk keturunan raja. Seharusnya kalian semua mengerti. Membuat bayi raja stress sama saja membunuhnya. Jadi, bisa kalian hanya diam?" Sasuke memandang mereka tegas. Dia sudah sangat muak untuk menemukan titik terang kasus ini. Sakura masih akan bungkam. Sialnya lagi, dia benar-benar mengunci kamarnya dalam seminggu ini.

"Kheh...jika Anda seperti ini, semua akan melakukan kesalahan tanpa mendapatkan hukuman. Belum cukup kasus Putri Rin, sekarang Permaisuri pun akan dibiarkan."

Sasuke mengepalkan tangan erat atas ucapan spontan kakak iparnya—Sasori. Apa dia juga tahu, jika ternyata Sakura pelakunya sendiri?

"Apa maksudmu?" Tekan Sasuke geram.

"Yah, bahkan Anda pura-pura tidak tahu. Anda sendiri juga hampir membunuh bayi Permaisuri." Ujar Sasori santai. Hal ini mengingatkan semua orang pada hukuman yang Sakura terima tanpa sidang. Terlebih kesalahan waktu itu ternyata sangat menguntungkan kerajaan.

"Jadi, percuma semua partai berkoar. Semua suara tidak akan didengar dengan alasan bayi Selir Agung. Pemerintahan tidak membutuhkan kita lagi dalam politik."

"Tutup mulutmu!" Sasuke menunjuk Sasori tajam.

Naruto dan Kakashi memandang Sasuke khawatir. Salah langkah sedikit saja, mereka juga bisa kehilangan kepercayaan dewan partai. Lagi pula, wajah-wajah diruangan ini tidak sepenuhnya memiliki catatan buruk. Mungkin beberapa orang ada. Tapi, tidak menutup orang-orang berbakat yang sangat royal pada kerajaan.

Fraksi Ibu Suri juga tak kalah besar, semua pendukungnya juga sangat mendukung Sakura. Dan mereka akan melakukan apapun yang bisa mengancam posisi Sakura. Termasuk Hinata yang akan dianggap penghalang karena rumor Sasuke terlalu memanjakannya. Tidak enak dipendengaran. Melewati dua selir untuk status dibawah permaisuri. Maka ketika ternyata Hinata yang berada diposisi terdesak, ini merupakan celah untuk menurunkan posisi Selir Agung.

"Keputusanku sama. Kalian yang membuat istri-istriku merenggang. Kami baik-baik saja, sebelum permaisuri juga mengandung."

"Jika Anda begitu tidak ingin bayi Permaisuri, maka biarkan saja tewas atau dia jadi Haruno." Balas Kizashi cepat. Tegas.

Sasuke bungkam. Dia tahu dia sudah salah bicara. Melirik ke arah ibunya pun, dia menunduk sedih. Tidak. Dia tidak menyalahkan hari upacara mereka untuk mendapatkan kehamilan Sakura. Pada kenyataannya, dia juga senang saat istrinya akan menjadi seorang ibu. Keuntungan lainnya, tidak ada alasan bagi Sakura untuk mengharapkan Gaara.

"Aku tetap tidak akan mengusut kejadian itu. Tidak akan ada sidang. Dan tidak akan ada yang dipenjara. Yang bisa ku lakukan untuk sedikit hukuman adalah, Anggaran Selir Hinata akan sama dengan selir lainnya, juga penutupan kastil dan pembatasan bertemu keluarga selama waktu yang belum ditentukan." Karena, yang mereka tahu, Hinata bersalah, bukan Sakura yang memfitnah. Ini juga bertujuan untuk melindunginya dari balas dendam.

My Heart, My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang