15

4K 339 85
                                    

Halo, selamat sore guys...

Ada yang nunggu? 🙌🙌🙌

Terimakasih jika masih sudi menunggu... Terimakasih juga untuk yang sudah memberikan dukungan...

Semoga semuanya diberikan nikmat sehat dan segala urusannya dipermudah...

Warning : Typo, gaje, rancu, dedek emes jangan mampir dulu, yang lagi sibuk(ujian, belajar, latihan, kerja) jangan baca dulu.






HAPPY READING




Kyaaaaaaaaaa

"HINATA!"
.
.
.
.
.
Sakura merasa pinggangnya panas. Tim medis sejak tadi masih berada disekitar kamar untuk memantau keadaannya. Sakura tidak menyangka jika kandungannya akan selemah ini. Perutnya beberapa kali kontraksi ringan. Bahkan saat Sasuke menggendongnya dari kolam, sempat terlihat rembesan darah pada gaunnya. Meski ternyata hanya pendarahan ringan, seisi istana ribut seketika.

Jelas saja, saat itu Sakura dan Hinata ada didepan umum, berdekatan tepat dipinggir kolam. Jika yang semua orang tahu harem bunga sangat akur, tidak bagi anggota inti istana. Terutama bagi Hinata—selir kesayangan Sasuke dan Sakura yang sejak awal seorang permaisuri. Lebih tepatnya, fraksi Sakura tidak akan terima jika ia lengser. Dan jatuhnya Sakura ke kolam tepat dihadapan Hinata akan membuat mereka murka.

Hinata akan dituduh mengancam bayi permaisuri. Hukum harem tidak akan melewatkan begitu saja sekalipun Sasuke ikut campur. Bahkan keluarga terhormat sekelas Hyuga belum cukup untuk menghadapi ibu suri dan Haruno.

Dalam tidurnya, Sakura masih bisa mendengar suara sayup-sayup dalam kamarnya, mungkin Tsunade dan seseorang yang baru saja datang—Sasuke.

"Bagaimana dengan Permaisuri?"

"Beliau baru saja tertidur, Baginda. Tidak apa-apa. Darah tadi memang pendarahan ringan, tapi jangan disepelekan."

"Baik, kau boleh pergi, biarkan para perawat berjaga di area luar."

"Baik. Kalau begitu saya permisi, Baginda."

Sasuke menghampiri Sakura yang sedang tertidur. Tidak pulas, tapi dia tahu Sakura ingin beristirahat tanpa gangguan. Ia mengelus perut Sakura hati-hati. Sangat lembut, seolah bayinya akan kembali terguncang jika ditekan sedikit saja. Bayinya dengan Sakura dalam bahaya sekali lagi.

"Ayah tahu kau kuat. Kau mungkin sedang lemas saat ini. Tidurlah! Tapi hanya sementara." Sasuke bergumam didepan perut istrinya. Sedikitnya, ia merasa lega anaknya masih bisa bertahan.

Perlahan kernyitan Sakura berkurang, terganti dengan tidur pulas. Sasuke mengecup singkat keningnya.

Kemudian berdiri untuk pergi ke Kastil Lavender. Sejak tadi ia bolak balik untuk melihat keadaan kedua istrinya. Tidak seperti Sakura, Hinata jauh lebih memprihatinkan biarpun tidak terluka sama sekali. Sebenarnya, ada apa ini?

Hinata kekeh mengaku tidak mendorong Sakura, sedangkan dirinya berada tepat saat itu untuk menjemput Sakura dan Hinata. Mau dikatakan salah lihat pun, nyatanya semua orang disekitar juga menjadi saksi.

Ibunya bahkan sudah akan memasukannya ke penjara bawah tanah tanpa sidang lagi. Jika saja dirinya dan fraksi Hinata tidak mencegah dengan mempertimbangkan kehamilannya.

Saat ini pun, Sasuke harus ekstra ketat menjaga kediaman Hinata dengan orangnya sendiri. Jika tidak, bukan tidak mungkin fraksi Sakura akan berbuat nekat atas keputusan sepihaknya. Biar dia sendiri yang mengatur hukuman untuk istri-istrinya.
.
.
.
.
.
"Saya bersumpah, Baginda. Permaisuri menceburkan diri untuk memfitnah saya." Tangan Hinata gemetar karena tuduhan yang mengarah padanya.

My Heart, My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang