From: Ndaru
Temenin gue belanja.To: Ndaru
Kan ada Fani kenapa harus sama gue?From: Ndaru
Fani ada kerjaan ke luar negeri. Gue kelaperan. Kulkas kosong semua. Help.To: Ndaru
Okelah. Jemput gue sekalian traktir makan.From: Ndaru
Kapan gue ga traktir lo makan?Kedatangan Ndaru bukan lagi momok bagiku. Aku berusaha menikmati kehadirannya dalam hidupku. Salah satunya memaksimalkan fungsi lelaki itu sebagai kekasih, yaitu meminta jatah makan. Pukul empat sore, Range Rover Ndaru terparkir di halaman kantor. Aku yang sudah menunggu di ruang tamu, segera beranjak menghampirinya.
"Fani kerja di mana?" Aku membuka percakapan setelah duduk manis di kursi penumpang.
"Kerja di brand make up. Gue lupa namanya apa. Ini mau studi banding apa, ya .... "
"Dan, lo udah kelaparan berapa hari?" Aku memberikan senyum mengejek.
"Dari kemarin tahu! Untung gue nggak mati." Ndaru mendengkus kesal.
"Lah, lo sendiri bertahun-tahun di luar negeri, harusnya udah nggak manja begini." Giliran aku yang mencebik sebal.
Ndaru melirikku sekilas, menghela napas. "Di Kanada, gue udah kebanyakan makan makanan cepat saji. Makanan yang gampang bikinnya. Kayak pasta, sandwich, mac and cheese. Sekarang lidah gue craving rendang, soto babat, sate, opor ayam. Ogah gue makan begituan lagi."
"Yang masak Fani?" Aku berdecak kagum. "Hebat banget adik lo."
"Fani? Masak? Bikin telur mata sapi aja gosong!" Ndaru mencebik. "Ada orang yang dateng buat masakin gue sama Fani. Tapi, yang belanja tetep Fani. Kabar buruknya, mbak yang biasa masak juga izin besok nggak masuk karena harus ngurus sesuatu ke bank gitu. Lo bisa masak kan, La?"
Oh, tidak... aku merasakan aura tidak enak dari cara Ndaru memandangku. Dia tiba-tiba tersenyum manis, sambil mengedipkan matanya beberapa kali.
"Gue cuma bisa masak Indomie."
"Nggak percaya. Masakin gue opor ayam, ya? Eh, apa tongseng daging, ya?" gumam lelaki itu. "Gulai juga boleh ... semur daging juga enak kayaknya. Terserah lo, deh!"
"Kolestrol lo, kebanyakan makan santan sama daging begitu!"
"Nggak, kan makannya pakai doa." Dia menyengir ke arahku, memamerkan rentetan gigi putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXVENGER (END)
Chick-LitReuni SMA jadi salah satu momok terbesar di hidup Lula, wanita berusia 30 tahun. Apa pun akan ia lakukan untuk menghindari acara terkutuk itu. Bertemu kembali dengan Azka---siswa berprestasi dan juga mantan pacarnya, yang memutuskannya tiba-tiba unt...