Olivia memboyongku dan Ndaru ke villa pribadi Zac yang juga memiliki pemandangan fantastis. Meskipun jarak dari villa ke tempat kerja Ndaru jadi lebih jauh, lelaki itu tak mempermasalahkannya. Villa sebesar ini hanya ditinggali kami berempat dan pelayan-pelayan di sini. Untuk pertama kalinya, aku merasa jadi orang kaya. Literally orang kaya.
Ada driver yang siap mengantarmu ke mana saja. Koki pribadi yang akan memasakkan makanan yang kamu mau. Layanan spa dan pijat and so much more. Satu hal terpenting yang harus digaris bawahi adalah aku dan Ndaru tidak perlu membayar sepeser pun, karena Zac menolak keras. Meskipun girang bukan main, aku tak ingin menunjukkannya. Di antara kami berempat, kurasa yang tak memiliki fasilitas seperti ini di rumah, hanya aku. Aku tak ingin terlihat kampungan dan udik di mata tiga orang tajir dari lahir itu.
"Jadi, jadwal hari ini kita mau ke mana?" tanya Olivia penuh antusias saat kami sedang menikmati sarapan di pinggir kolam renang, dengan pemandangan laut yang berada di bawahnya.
"Gimana kalau stay di vila aja? Serius, gue capek dari kemarin keliling mulu!" jawabku sambil memukuli punggung yang terasa pegal.
Ndaru yang duduk di sebelahku, tanpa disuruh, memijit bahuku. Kulihat piringnya sudah kosong. Nafsu makan lelaki itu memang luar biasa besar.
"Ye, dasar jompo!" cibir Olivia. "Katanya mau kayak gue? Jadi Youtuber yang suka jalan-jalan?"
"Lagian, emang dari awal pindah ke sini, kita belum santai-santai di sini, loh, Liv." Ndaru bersuara. "Pemandangannya juga bagus. Mau ke pantai, tinggal ke bawah."
Olivia pun mengangguk. "Iya, deh. Gue setuju. Tapi ... " perempuan itu menatapku dan Ndaru bergantian, "Gue bikin vlog, ya?"
Aku dan Ndaru berpandangan sejenak, lalu mengangguk. Aku berpikir itu bukan masalah besar. Lagian, kami di sini juga cuma menumpang. Sedetik kemudian, Olivia sudah lari ke dalam dan kembali sambil membawa kamera dan peralatannya. Ndaru berdecak kagum. Sedangkan aku, sudah biasa. Beberapa kali aku pernah ikut Olivia berlibur, yang otomatis itu jadi konten vlognya.
"Itu lo pegang sendiri kameranya?" tanya Ndaru.
"Iya, karena nggak bawa staf. Jadi pakai tongsis."
"Kalau nggak, gue yang jadi kameramen dadakan," sahut Zac dari dalam, hanya pakai celana pendek dengan handuk di terkalung di leher.
Aku tergelak. "Ya, gue juga pernah. Tapi, abis itu Olivia marah-marah, karena videonya nggak steady. Bayar gue aja nggak, berani protes."
"Emang mau bikin vlog apa?" tanya Ndaru lagi. Sepertinya lelaki itu cukup penasaran dan antusias. Aku bisa melihat pupilnya melebar.
"Bikin vlog pacaran!"
Aku mendengkus. "Tidak bermutu sekali."
"Terus, apa? Kita berempat kan, emang lagi pacaran?" Olivia mencebik. "Ya, daily vlog aja, sama interview lo tipis-tipis."
"Lah, kenapa jadi gue?"
"Subscriber gue tuh, penasaran sama lo juga kali! Lo sering nongol di Instagram gue, vlog gue. Pansos lo itu berhasil. Berbahagialah, Kalula!"
Ndaru dan Zac terbahak. Zac, menceburkan diri ke kolam renang. Ndaru sepertinya juga tertarik. Ia menepuk bahuku, dan meminta izin ke kamar untuk mengambil jubah mandi.
"Mau diambilin sekalian nggak?"
"Apa?"
"Jubah mandimu. Siapa tahu kamu mau nyebur."
Aku menunjuk kaus oblong dan hot pant yang kukenakan. "Renang pakai ini?"
Dia mengedikkan bahu. "Nggak masalah. Apa kamu bawa bikini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EXVENGER (END)
Chick-LitReuni SMA jadi salah satu momok terbesar di hidup Lula, wanita berusia 30 tahun. Apa pun akan ia lakukan untuk menghindari acara terkutuk itu. Bertemu kembali dengan Azka---siswa berprestasi dan juga mantan pacarnya, yang memutuskannya tiba-tiba unt...