Holaa~ selamat membaca Bucin Insyaf chapter 24!
Maap udah jarang update, karena harus fokus kuliah juga eheh
Bosan gak sih, openingnya ini mulu? Kalo aku sih iya😭
.
.
.Pagi ini Maira bersiap untuk menjalani hari pertama ospek. Seperti ospek pada umumnya, ia akan mengenakan atribut layaknya orang gila. Dengan mengikat ekor kuda rambutnya menggunakan tali rafia, mengalungkan berbagai macam permen di leher, memakai kaos kaki yang warna dan panjangnya berbeda, tas dari kantong kresek dan papan nama dari kertas yang di tempel ke seragamnya.
Sebenarnya Maira sangat tidak menyukai masa ospek, malas dengan senior yang gila hormat, sok tegas mengatasnamakan kalimat ‘biar disiplin’ tapi kenyataannya mereka sendiri yang kurang disiplin. Mereka hanya ingin terlihat keren di mata junior. Meskipun tidak semua, tapi tetap saja Maira tak suka. Bukannya Maira juga cengeng, tak tahan dengan bentakan senior, tapi itulah Maira, tidak suka diperlakukan seperti binatang seperti yang lalu-lalu.
“Udah mirip orgil pinggir jalan” ucap Maira yang sedang melihat pantulan wajahnya pada cermin.
Dengan perasaan malas, ia keluar dari kamar. Tentu saja mengundang ledekan adeknya, Alia.
“Ciee, orang gila baru mau di ospek. Semoga betah ya dikerjain senior” ledek Alia
Batin Maira kesal, “Sudah kuduga”. Ia menghembuskan napas kasar
“Yang mau diginiin siapa? Gua juga ogah kali. Lagian lo lupa, lo masih SMP lo masih bakal dapat dua kali ospek SMA dan kuliah. Jangan lupa!” balas Maira sambil menduduki kursi dan mulai sarapan.
“Ingat senioorr ingaatttt” ucap Aul disertai kekehan
“Berangkat dulu ya Ma” ucap Maira seraya menyalami tangan Sari.
“Semoga akur sama senior barunya” sahut Alia
“Gak yakiiinn” pekik Maira di ambang pintu.
Kini Maira di pinggir jalan menunggu becak langganannya. Sudah 5 menit lebih ia menunggu dan membuatnya kesal. Ia takut bila telat di hari pertama.
“Bisa-bisa perang sama senior nih” ucap Maira lirih sambil memandangi jam tangannya
Ting!!
Achmad Fauzan
“Semangat ospeknya beb”
“Makasih, Jan”
Balas Maira, setelah pesan singkat mereka, Maira memasukkan hapenya ke saku. Tak lama kemudian hapenya kembali berbunyi. Kali ini dari Anggara.
Anggara Putra
“Hari ini ospek kan? Baek-baek lo di sana”
“Iya bawel. Gua kan anak yang baik”
“Jangan lebih galak dari senior. Jangan cari masalah hari pertama”
“Idihh nngapain cari masalah sama senior. Kayak gak ada kerjaan yang lain aja”
“Yakin? Waktu ospek jaman SMP aja lo ribut”
“Udah beda”
“Yaudah, semangat ya”
“Ya”
“Katanya pengen ngelupain, tapi masih aja ngechat” ucap Maira.
“Becak neng?”
“Ohiya, Mang” Maira langsung menaiki becak tanpa aba-aba.
“Kemana neng?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Insyaf
Teen Fiction[Revisi setelah end] "Sudah kubilang, cari yang lain aja" "Gak akan. Aku udah janji sama diri sendiri kalo aku gak bakal pacaran lagi" tegas Maira membuat Ojan mengernyitkan dahi kebingungan. "Pacaran itu untuk sekali, Jan. Sekali sampai nikah" sa...