25. DO

53 26 12
                                    

Hai hai udah seminggu gak jumpa dengan Elmandari eh maksudnya Maira wkwk
Kangen ga? Kalo aku sih kangen
Maap ya udah buat kalian nunggu. Sampe ada yang nanya berkali-kali “kapan updatenya kak?”
Hehe.. Karena kesibukan kuliah dan lain hal makanya baru bisa update cerita.
Kalo mau fast update takut ceritanya ngasal.
Yaudah langsung aja, selamat membaca.
.
.

Seperti hari pertama, hari kedua ospek bagi Maira tetap sama. Sama-sama membuatnya malas, tak bersemangat. Ia sudah tak sabar bebas dari belenggu senior yang menyebalkan. Sudah gerah dengan pakean aneh perintah senior.

Seperti hari biasa, sebelum berangkat Maira menyempatkan untuk sarapan. Apalagi untuk sekarang, berhadapan dengan senior yang suka uring-uringan juga butuh tenaga extra.

“Pagi Ma,” ucap Maira yang baru saja keluar dari kamar.

“Pagi, Ra. Sarapan dulu” balas Sari seraya menata makanan di meja.

“Gimana ospek kemarin?”

“Menyebalkan, Ma”

“Kenapa?” sahut Alia.

“Biasalah, senior gila hormat. Pengen dihormati tapi gatau menghormati. Suka bentak kalo juniornya salah, tapi gak tau ngasi contoh yang baik”

“Tapi kamu gak buat masalah, kan?” tanya Sari.

“Enggak, Ma. Yang ada mereka yang buat masalah sama Rara”

“Sabar. Besok udah hari terakhir kok”

“Tetep aja, Ma. Rara gak suka dibentak dan dipermaluin depan umum” keluh Maira. Sari hanya tersenyum, memaklumi sifat anaknya yang sedikit keras kepala. Maira adalah anak yang tak suka dibentak. Maira akan menghormati siapa saja yang ia temui asalkan ia diperlakukan dengan yang sama. Ia tak suka dengan orang yang tak bisa menghargai orang lain. Sangat manusiawi.

“Rara berangkat sekarang ya, Ma. Takut telat yang ujung-ujungnya diomelin senior”

“Yasudah. Hati-hati ya nak”

“Iya ma. Assalamualaikum” Maira menyalami tangan Sari dan bergegas menuju ke sekolah.

Wa’alaikumussalam

***

Aula pagi ini dipenuhi oleh siswa baru SMK Madani. Mereka bersiap untuk menerima materi selanjutnya.

Disaat yang lain duduk dengan tenang, berbeda dengan Maira yang gerah saat ini. Ya siapa lagi kalau bukan karena melihat tingkah aneh sahabatnya yang bernama Aul? Pagi ini Aul nampak bingung seperti mencari sesuatu.

“Ngapain sih grasak grusuk kayak gitu?”

“Nyari sesuatu, Ra” balas Aul tak menoleh ke lawan bicaranya .

“Kayaknya buku catatan gua ketinggalan di kamar deh”

“Yaelah.. Kok bisa?”

“Semalam gua sibuk ngapalin yel-yel. Bukunya gua taro di kasur udah itu gua lupa balikin ke tas kayaknya”

“Lu bawa pulpen ga?” tanya Maira .

“Bawa”

“Yaudah pake selebaran buku gua aja dulu. Ntar lu salin ke buku”

Tiba-tiba senior bernama Maudy dan temannya Adel datang menghampiri mereka yang sedari tadi sibuk berbicara.

“Heh! Gak denger gurunya nyampein materi? Kalian berdua hobi ghibah gak kenal situasi ya” bentak Maudy.

Bucin Insyaf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang