XXVIII. Destiny 🔞

1.3K 43 49
                                    

Votenya jangan lupa ya, gapapa ga komen. Yang penting Votenya tinggalin.

⚠️Ada Maturenya ya, paling bawah pokoknya. Ga terlalu detail, tapi kalo gak nyaman boleh skip.⚠️

Min jae masih pada posisi semula, bersimpuh meremat sisi bajunya menahan isakannya yang ingin sekali meledak karna diam menahan rasa sakit kini mulai mengikis hatinya dengan sangat gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Min jae masih pada posisi semula, bersimpuh meremat sisi bajunya menahan isakannya yang ingin sekali meledak karna diam menahan rasa sakit kini mulai mengikis hatinya dengan sangat gila. Mau bagaimanapun Jungkook itu sahabatnya dan Namjoon juga adalah teman dikala dia merasa dirinya sedang dihimpit oleh kehampaan akibat kehilangan orang tuanya.

Kini semua hilang, mereka ternyata saling terikat oleh satu dendam dan hubungan dimasalalu.

Taehyung yang mengetahui kondisi Min jae mendekat, mengambil tubuh kecil yang tertunduk itu untuk dia rengkuh.

Sekali saja Min jae ingin hilang lenyap dari masalah ini. Karna perlu kalian ingat, akar permasalahan ini tentu ada padanya. Semua berpusat padanya. Namun menyesal pun saat ini hanya memperkeruh situasi, karna pada dasarnya itu sangat tidak membantu. Hingga tanpa Min jae sadari ketika tangan hangat milik Taegyung mengusap lembut surainya, isakan tertahan itu mulai menguar dengan tetes air mata yang juga ikut berjatuhan. Min jae merasa dunianya kembali runtuh.

"Noona..."

Suara dengan intonasi lemah terdengar jelas dan sangat mengejutkan tentunya. Hingga Min jae tiba-tiba menghentikan isakannya, dirinya dengan cepat menjauh dari Taehyung, mengedarkan pandangannya ke arah asal suara yang menginterupsi dirinya. Berharap jika semua itu bukan hanya sekedar halusinasi.

"Noona..."

Sekali lagi suara itu mengalun membuat dunianya yang tadi runtuh perlahan kembali tertata, suara lembut itu benar milik Jungkooknya. Sahabat yang selalu ada untuknya, suara yang selalu Min jae dengar dikesehariannya dulu maupun sekarang. Suara yang selalu memanggilnya dengan manja saat sesuatu tengah dia inginkan. Membuat Min jae kembali terisak bahkan terseguk pelan ketika Jungkook dengan sayap hitamnya yang membentang sangat elegan kini menguncup dibalik punggungnya. Dia berjalan mendekat menyeret sisa bulu-bulu di sayapnya, mendekat ke arah Min jae berada.

"Jangan bersedih Noona, maaf aku membuatmu sedikit khawatir" Jungkook ikut menyetarakan tubuhnya berjongkok di depan Min jae. Dengan pasti Min jae hanya menggeleng pelan dengan senyum yang terlukis disana. Dia benar-benar lega, nyatanya benar kata Taehyung. Jungkook itu tidak mudah mati, dialah malaikat mautnya.

"Jangan mati lagi Koo..." Kekehan kecil Jungkook terdengar ketika pernyataan Min jae dengan sangat lucunya terucap.

Taehyung juga tersenyum menepuk-nepuk pundak sang adik "hampir saja kau meninggalkan kakakmu untuk yang kedua kalinya Jung, walaupun aku tau tidak semudah itu kau pergi. Jujur saja tadi membuatku sedikit terkejut dan takut."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEV[k]ILL [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang