Takdir memang seperti ini, sangat menarik. Semula aku ingin berkelana ke utara, tapi dia malah membuatku terbang ke selatan, bahkan berpindah dengan sukarela.
🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
Min jae mematung seketika, sesuatu sedang menahan tubuhnya. Membuatnya tidak bisa bergerak dan terpatri sempurna di dekat pintu. Saat ini dia sudah sangat dekat terbilang sangat dekat, berjarak hanya satu jengkal dari wajahnya. Dia melesat seperti hembusan angin, dan tiba di depannya. Memberi seringai andalannya. Menyentuh pundak Min jae sesekali mencengkram dengan kuat.
"K..kau? Kau mau apa lagi? Belum puaskah kau menghancurkan aku iblis sialan!" Min jae memberanikan diri walaupun tubuhnya sudah bergetar hebat melihat persepsi seseorang yang sudah membuatnya tersiksa kemarin.
Yunki menelusuri jenjangnya leher Min jae dengan jarinya. Kali ini kuku tajamnya tidak dia keluarkan hanya jari jemarinya saja yang menyusup menelusuri. "Aku baru bermain dan sepertinya tidak terlalu dalam melukai tubuhmu ini, kufikir itu belum seberapa." ia sudah mendekatkan wajahnya masuk kedalam sisi kanan wajah Min jae tepat di depan telinganya berbisik. "Apa kau ingin aku lebih menghancurkanmu?"
Yunki mengecup kecil belakang telinga Min jae membuat sang gadis memekik tertahan di tenggorokannya. Menggigit kecil bibir dalamnya saat lidah hangatnya menelusuri setiap lekuk leher jenjang miliknya.
Yunki kembali beranjak menatap sang mangsa memasang senyum simpul penuh kepalsuan, merapihkan rambut Min jae yang berantakan di depan lalu menyingkapnya ke belakang. "Bagian mana lagi yang harus aku temui untuk segera di hancurkan nona?"
Yunki melepas rekatan yang sedari tadi membelengguh tubuh gadis di hadapannya. Berjalan membelakangi gadisnya, tertawa renyah melihat ketakutan di mata gadis yang kemarin sudah dia siksa.
Nafas Min jae sudah memburu, merasakan kekesalan dan ketakutan yang beradu menjadi satu di dalam dirinya. "Iblis, kau memanglah seorang Iblis Yunki-ssi. Bajingan."
PLAAAKKKK
Min jae terjatuh, dia menyentuh pipinya yang baru saja ditampar dengan keras oleh Yunki. Sudut bibirnya sudah mengeluarkan liquid merah cukup banyak sehingga dia harus menyekanya agar Jimin tidak tau apa yang barusan dia dapat. "Bukankah apa yang kau inginkan sudah kau dapat? Kenapa kau masih menggangguku?"
Yunki tertawa sarkas begitu korbannya sudah terduduk memegang pipinya, kembali mempertanyakan hal yang mungkin, menurutnya lucu. "Aku sudah memperingatimu untuk pergi! Kau ingat bukan? Tapi lihatlah, kau masih disini bodoh!" Yunki berjongkok menangkup pipi Min jae dengan satu lengannya yang mencengkram kuat sampai meninggalkan jejak ungu. "Kau bisa menikmati kasih sayang Jimin, tapi penderitaanmu akulah yang akan memberikan untuk kau nikmati. Selama kau masih bersamanya, hidupmu akan sengsara Nona!"
Min jae hanya menangis merasa rahangnya mulai sakit karna tekanan dari Yunki yang malah asik tertawa terbahak-bahak melihat Min jae yang sudah meraung meminta dilepaskan.
Diambilnya cutter yang ada di dalam saku kemejanya dan dia mempertontonkan bagaimana mengkilatnya ujung cutter di hadapan Min jae yang masih berharap di lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEV[k]ILL [M] ✔️
Mystère / Thriller🔞 M A T U R E🔸C O N T E N T 🔞 [Completed] "Berikan hidupmu dan jadilah Milikku" Pernahkah kita sekali berfikir bahwa hidup kita semata-mata hanya sebuah skenario, ditulis dengan apik dan rapih. Meminta untuk dijalani dengan baik. Tapi ternyata is...