Kini Busan adalah tempat yang menjanjikan untuk Min jae mengarungi kembali takdir baru dalam hidupnya, angin sore berhembus dengan lembut membiarkan beberapa helaian rambutnya yang tidak terkuncir rapih beterbangan dengan lihainya memberikan atensi untuk seseorang yang melihatnya juga merasakan kegundahan akan hatinya yang tidak begitu tenang dalam kondisinya yang terlihat biasa.
"Dihari yang cerah ini, dimana alam membuktikan keindahannya lewat indahnya awan dengan semburat orange nan cantik disana. Tapi kenapa istriku terlihat murung? Ada apa?"
Tangannya sudah melingkar indah di perutnya, sesekali mengusap lembut menimbulkan sejuta sengatan listrik akan setiap sentuhan yang dia bubuhkan begitu manis dan mendamba disana.
Dia menaruh wajahnya tepat di cekuk leher Minjae, sesekali mengusak dan mencium gemas. Berusaha mengalihkan Min jae agar tidak kembali murung. "Anak kita sedang tidur, mau menemaniku? Dibanding disini bertemankan angin yang menyentuh tubuhmu, bukankah lebih baik aku yang menyentuhmu?"
Wah lihatlah sekarang, dia sudah mulai mengucap dengan manis disaat Min jae bahkan sedang merenung mengingat luka lamanya yang sebenarnya mulai pulih. Bayang-bayang sang pujaan kini hanya kenangan manis yang harus dia simpan rapat di dalam sana, hidupnya harus berlanjut.
Terkesan egois jika dia hanya mementingkan kesedihannya. Padahal jelas disini, dikehidupan barunya, banyak yang selalu mensuport dirinya dan mengharapkan penuh kasih dari dirinya.
"Jim, apa kau selalu saja manja seperti ini? Kau bahkan berhak menjadi anakku dibanding suamiku" Min Jae mengejek, tubuhnya sudah berbalik ke arah Jimin yang tersenyum gemas, bahkan matanya terlihat hanya segaris, menghilang. "lihatlah, mochiku bahkan sudah terbentuk" Min jae memegang kedua pipi Jimin, sesekali memainkannya dengan jari telunjuk. Menekan dan menahan tawanya ketika Jimin semakin membuat wajahnya terkesan imut dan menyebalkan untuk dilihat Min jae.
Jiminlah yang sekarang tersenyum jahil, mengambil tubuh Min jae untuk dia gendong. Menimbulkan jeritan tertahan karna terkejut pastinya. "bahkan aku bisa membuatkan anak lagi untukmu, bukan menjadi seorang anak untukmu tentunya"
"Wah lihatlah, kau sekarang jadi-"
"Eomma, Appa... Aku lapar"
Wah bahkan saat ini sang anak juga tidak mengijinkan appanya untuk sekedar bermanja pada eommanya. Seakan sudah menuntut bahwa tidak ada lagi yang bisa menggantikan posisinya sebagai satu-satunya yang masih memerlukan kasih sayang. Tentu saja karna dia baru saja mau menginjak usia empat tahun.
Maka saat itu juga Min jae turun dari gendongan Jimin yang pastinya sudah memberikan mimik muka memelas, berlutut untuk mensejajarkan dirinya dari sang anak yang tentunya lebih kecil darinya "Taehyung mau apa sayang? Makan apa?"
Dialah anak Min jae, Taehyung namanya. Lebih tepatnya Hwang Taehyung. Sesuai dengan kesepakatan Jimin yang memberikan nama sang appa kandung untuk anak sambungnya. Sebagai tanda terimakasihnya untuk sang penolong yang menyatukan cintanya pada gadis pujaan hati yang selama ini dia cinta.
Sempat menolak, tapi Min jae kini hanya bisa menerima.Wajahnya memang sangat mirip appanya dan ini adalah bahagia Taehyung satu-satunya yang dia tinggalkan, jadi keputusan Min jae untuk mengiyakan nama Taehyung untuk anaknya disetujui.
"Tae mau spageti, spageti buatan samcon Jungkook"
Entah kenapa senyum di wajah Jimin terbit. Tidak disangka ternyata ada satu rencana tersimpan di benaknya. Hingga sekarang Jiminlah yang mengambil tubuh mungil Taehyung kedalam gendongannya "baiklah, kita panggil samcon. Taehyung mau makan spaghetti samcon bukan?"
Anggukan semangat begitu saja diterima oleh Jimin dari anaknya yang sudah tersenyum dengan girangnya.
"Taehyung menginap dulu ya di rumah Jungkook samcon? Pasti disana Jungkook samcon akan membuatkan banyak makanan"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEV[k]ILL [M] ✔️
Mystery / Thriller🔞 M A T U R E🔸C O N T E N T 🔞 [Completed] "Berikan hidupmu dan jadilah Milikku" Pernahkah kita sekali berfikir bahwa hidup kita semata-mata hanya sebuah skenario, ditulis dengan apik dan rapih. Meminta untuk dijalani dengan baik. Tapi ternyata is...