III. Assistance

1.2K 136 380
                                    

Hola para readers, mau ngasih peringatan dulu nih. Kalau konten di bawah ini mengandung kekerasan. Mature content ga selalu berbau seks ya, karna bisa aja di dalamnya juga ada kekerasan. Karna kekerasan juga kan konten dewasa.
‼️‼️‼️‼️‼️‼️

Kalian yang mau baca ini pasti tau kan yang mana yang cuma bacaan untuk menghibur dan mana yang layak untuk di contoh. Sudah pasti yang di bawah ini tidak untuk dicontoh ya.

Tenang, ini ga terlalu hard banget ko.
Masih wajar, sedikit ah kayaknya sedeng sih. Ya pokoknya kalian yang nilai sendiri pas baca.

Bijaklah saat membaca.
Semua tokoh yang saya pakai, tidak bermaksud menyinggung dan yang pasti ini bukan sifat aslinya.
Selamat membaca 💜

Jimin selalu pergi malam hari, entah apa yang dia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin selalu pergi malam hari, entah apa yang dia lakukan. Ini sudah hampir dua Minggu Minji dirumahnya dan Jimin selalu melakukan itu. Membuat Min jae selalu menaruh curiga pada Jimin, sebenarnya Min jae sendiri masih bingung tentang  apa yang dilakukan pria itu dan apa rasa sakit yang selalu Jimin keluhkan di waktu tertentu. Kenapa setiap sakit Jimin selalu saja memutuskan untuk pergi. Dengan kondisi tubuhnya yang berkeringat dan seperti menahan sesuatu yang menyakitkan.

Pagi ini, Min jae hanya seorang diri di ranjang putih Jimin. Tidak ada Jimin di pagi ini yang menjadi pemandangan pertama saat matanya terbuka. Hanya Min jae dan selimut putih tebal yang menghangatkan tubuhnya karna udara pagi ini sedikit mengusiknya.

Lamunannya buyar ketika suara bel rumah berdenting nyaring menyapa rungu. Dengan cepat Min jae bergegas ke lantai bawah untuk mengetahui siapa di balik pintu itu. Jimin menaruh sebuah interkom di sebelah pintunya untuk mengetahui siapa yang berkunjung dirumahnya sebelum dia membuka pintu. Lama-lama dia seperti orang yang sangat tertutup dan misterius. Atau memang hanya Min jae saja yang kurang update dengan teknologi semacam ini. Rumahnya yang biasa saja tentu tidak mempunyai hal semacam ini. Cukup menguras kantong.

Tapi sayangnya pagi ini interkom itu mati, hanya layar gelap yang dia lihat. Tidak ada satupun gambar disana. Tapi sepagi ini mungkin saja Jimin yang datang mana mungkin ada yang bertamu di pagi buta seperti ini. Karna jam masih menunjukan pukul 05.43 pagi. Kalaupun ada, mungkin itu pencuri.

Saat pintu terbuka lebar, bukan presensi Jimin yang Min jae lihat saat ini di depan pintu. Melainkan Yunki dan Jungkook dengan pakaian serba hitam. Mereka masuk kedalam bahkan sebelum Min jae menyuruh mereka untuk masuk. Tanpa basa-basi Yunki langsung menarik tangan Min jae dan kembali menusukkan kuku ibu jarinya yang tajam ke arah jari manis Min jae setelah dia melubangi jari telunjuk Min jae kemarin. Sebenarnya apa yang sedang mereka perbuat saat ini, di pagi buta ini. Dengan luka yang selalu Yunki tinggalkan di jarinya.

"Jungkook-ah, periksa dia!" titah Yunki mengarahkan jari manis Min jae ke arah Jungkook dengan darah yang sudah mengalir. Perih? Tentu saja. Tapi merengek dan menolakpun rasanya tidak akan di dengar oleh mereka yang sedang melihat Min Jae penuh selidik dan amarah. Diam adalah jalan keluarku saat ini, dan menunggu kehadiran Jimin si pemilik rumah yang entah kapan datangnya.

DEV[k]ILL [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang